"Lo udah makan belom kak? Serius nih,"tanya gue sedikit gregetan.
"Belom kok, makasih ya sotonya,"
"Gak! Kak Jungwoo udah makan tadi, disuapin sama gue. Tanya aja sama yang ada disini,"kata kak Karin.
"Belom kok belom,"jawab kak Jungwoo.
Gue memandang temen-temen gue. Mereka cuma diem. Ya kalo mereka kaya gitu, berarti kak Jungwoo beneran udah makan.
"Siniin Fah sotonya, gue masih bisa makan."
Gue menggeleng, "Gak usah, buat gue aja."
"Berapa harganya? Uang lo gue ganti sini,"
"Gue gak semiskin itu ya,"
"Udah jelek, miskin, ganjen, aduuh lengkap banget idup lo!"
"Karin! Jaga ucapan lo!"tegur kak Winwin.
"Kasian sih gue sama mama lo, apa jangan-jangan mama lo sama kaya lo? Kan buah jatuh gak jauh dari pohonnya."
Gue menghela napas dan memejamkan mata sebentar untuk meredakan emosi gue. "Lo boleh katain gue, tapi lo gak usah bawa-bawa mama gue!"
"Emang kenyataannya kan? Gue punya foto lo sama om-om gitu. Lo jadi simpenan om-om ya?"
Kak Karin senyum mengejek, "Kenapa diem? Semua yang gue bilang itu bener kan?"
Jihan sama Yasmin udah nahan tangan gue. Sedangkan Siska nahan tangannya Rahma. Rahma juga kepancing emosinya gara-gara si kak Karin.
"Keluar lo Karin!"bentak kak Jungwoo.
"Jadi lo lebih milih cewe ganjen simpenan om-om itu daripada gue?"
"YANG GANJEN TUH ELO BEGO! LO GODAIN COWONYA ALIFAH!"teriak Rahma.
Gue memberi kode ke Rahma untuk menutup mulutnya. Ini banyak anak bultang. Sengaja banget kak Karin, biar anak bultang pada sebel sama gue.
"Alah palingan cowonya si jalang itu dipelet sama dia,"
Gue yang udah muak sama ucapannya kak Karin pun meninju pipi kanannya yang tirus. Of course semuanya kaget.
"Jaga omongan lo kak!"
"Kak, lo kalo iri sama gue tuh bilang. Lo iri sama gue yang bisa deket sama kak Jungwoo kan? Sementara lo ditolak mentah-mentah sama kak Jungwoo."
Plak.
Gue memegangi pipi kanan gue yang agak panas karna tamparannya kak Karin.
"Karin, gue bakal bilang ke bu Taeyeon. Kelakuan lo udah kelewatan,"kata kak Yoojung.
"Hidup lo bakal berantakan Rin, liatin aja."
Kak Karin senyum miring, "Lo gak bakal berani Woo,"
"Gue berani, karna lo udah nyakitin cewe yang udah gue jaga selama ini dan lo seenaknya nyakitin cewe yang gue sayang," Kak Jungwoo menatap kak Karin tajam, "Setelah ini jangan harap lo bisa ketawa-tiwi sama geng lo,"
Kak Karin berdecih lalu keluar dari ruangannya kak Jungwoo.
Line!
Aduh siapa sih nih yang nge-line gue disaat kaya gini?!
Gue membuka hape dan ternyata chat itu dari Rose. Tumben banget dia ngechat gue, apalagi kita gak deket banget.
Tak lama kemudian Rose nelpon gue. Gue keluar ruangan lalu mengangkat teleponnya.
"Kenapa Rose?"tanya gue tanpa basa-basi.
"Gue bukannya mau jadi kompor apa gimana, gue denger Jisoo manggil cowo lo pake embel-embel sayang."
"Biarin aja Rose, Taeyong gak bakal ngerespon dia."
"Tapi masalahnya...
"Tapi kenapa?"
"Cowo lo meluk dia,"
Masalah apa lagi ini ya tuhan... Rasanya gue pengen tiduran di kasur aja.
"S-salah liat kali lo," Suara gue mulai melemah.
"Beneran Fah, gue liat sama Jaehyun."
"Masa? Jaehyun gak bilang apa-apa kok,"
Rose menghela napas, "Yaiya dia sengaja gak ngasih tau elo. Makanya gue putusin dia."
"Lo gak ngerjain gue kan Rose? Ultah gue masih lama banget loh,"
"Pede banget manusia, gue serius Fah. Kalo berhasil gue ciduk nanti gue kirim fotonya ke lo."
"O-oke makasih Rose."
Mood gue langsung hancur. Gue gak ngerti lagi gimana balikin mood gue. Coklat atau es krim pun gak akan berpengaruh.
Gue duduk di tangga darurat dan menumpahkan segala kesedihan gue disana. Di sana bener-bener sepi. Gue menggigit baju gue agar isakan gue tidak terdengar, tapi pecuma.
"Besprennya Snoopy kok nangis sih?"
Gue langsung menghapus air mata gue. Gue berbalik badan dan menemukan kak Jungwoo lagi senderan di pintu sambil bawa infusnya.
"Kak Jungwoo kok disini?! Aduh, ayo balik ke kamar lagi... kak Jungwoo harus istirahat,"kata gue.
"Maafin gue yang gak bisa jadi sandaran buat lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
•2• Storm [Taeyong NCT] ✔
FanficSequel "Rain" "Dalam hidup gue, gak ada yang namanya kesempatan ketiga."