*Ardefa PoV*
Setelah kejadian sore hari di rumah Bu Diana, gue langsung memutuskan untuk tidur sore dan melupakan sejenak kepenatan hari ini. Bahkan, ketika gue bangun pun bayang-bayangan Bu Diana tidak pernah lepas dari fikiran gue. Gue selalu mengingat dan membayangkan Bu Diana setiap saat dan tidak pernah melupakannya walau sedetikpun. Gue rasanya mau nelfon Bu Diana tapi gue takut. Sekarang pukul 7 Malam, gue rasanya mau nanya kabar dia.
"Telfon gak yaa..." gumam gue dalem hati.
Setelah setengah jam berfikir, akhirnya gue memutuskan untuk tidak menelfon Bu Diana dan memutuskan untuk bersiap-siap membereskan baju yang akan gue bawa besok ke Bandung untuk mengikuti lomba.
Gue memilih baju-baju yang akan gue bawa ke Bandung. Tiba-tiba pintu kamar gue kebuka.
"Lagi packing ya sayang?" tanya Mama.
"Iyaa Ma. Lagi siap-siap buat besok."
"Besok berangkat jam berapa?"
"Abis kuliah deh Ma, kayaknya. Sekitar jam 2 siang Ma"
"Udah bilang sama Papa mau sama Pak Bimo?"
"Udah kok Ma."
"Yaudah, kamu hati-hati yaa nanti. Salam buat temen-temen kamu."
"Okeeh Ma"
Mama pun keluar dari kamar gue dan gue tetap melanjutkan packing sekitar sampai jam 8 Malam. Setelah packing selesai, gue berniat untuk kerumah Bu Diana. Ntah kenapa, rasanya gue pingin ketemu sama Bu Diana tiap hari.
Gue pun langsung ganti baju dan turun kebawah mengambil kunci motor.
"Mah, Defa pergi dulu yaa cari angin bentar"
"Mau kemana Defa?"
"Mau ketemu temen dulu Ma. Bentar ajaa"
"Jangan pulang malem-malem yaa"
"Siaap Ma"
Gue pun pergi keluar dan memutuskan untuk membeli martabak manis buat dibawa kerumah Bu Diana. Sekitar 15 menit gue menunggu martabak jadi, gue pun langsung pergi kerumah Bu Diana.
Ketika sampai di depan gerbang rumah Bu Diana, jam sudah menunjukkan pukul 8.45 malam. Gue pun langsung dibukakan pintunya oleh Satpam rumah Bu Diana. Gue langsung memarkirkan motor gue didepan rumah Bu Diana.
Gue turun dari motor dan langsung menekan bel rumahnya. 3x menekan, akhirnya dibukakan oleh orang yang selalu gue fikirkan dari tadi sore. Yap, Bu Diana.
"Lah, kamu ngapain kesini?" tanyanya kaget.
"Gak disuruh masuk?"
"Iya, masuk" jawabnya singkat.
Gue pun langsung duduk di sofa ruang tengahnya sambil melihat ke arah Film horor yang sdang terputar.
"Bukanya gak suka film horor?" tanya gue.
"Memang gak suka. Tapi, penasaran."
Gue hanya diam dan menonton film yang terputar.
"Kamu ngapainsih kesini jam segini? Udah pulang sana" usirnya.
"Aku bawaiin martabak. Makan yuk"
"Orang nanya dijawab"
"Ya memangnya kenapa kalo kesini?"
"Ini udah malam. Saya gak suka"
"Yaudah, saya mau makan martabak aja disini"
"Terserah kamu Def" jawabnya pasrah dan lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Lecturer
ChickLitLalu apa salahnya kalau saya jatuh cinta sama kamu, Ibu Dosen? - Defa Dan saya harus menyalahkan siapa, kalau perasaan ini mulai ada ketika kamu pergi menjauh? - Diana