Dosen Baru Menyebalkan

1.2K 33 20
                                    

*Diana PoV*

Aku masih duduk terdiam di mobil ketika melihat Defa turun dari mobil dan menghela nafas seperti tidak percaya. Membayangkan apa yang semalam dan Defa lakukan di ruang TV rumahku, seakan membuatku merasa malu dan mungkin..bodoh? Mengapa aku bisa melakukannya dengan mahasiswaku sendiri?

Aku masih tidak percaya Ardefa menciumku dengan nafsunya seperti semalam, setelah ia berani menciumku tiba-tiba pada saat sore harinya. Masih teringat sangat jelas, bagaimana bibirnya menyelimuti bibirku dan lidahnya berkeliling ria di rongga mulutku. Aku pun menyukainya jujur. Setelah sekian lama aku tidak pernah merasakan hangatnya sentuhan bibir di bibirku, kini Defa lah orang yang memulainya lagi. Bahkan, yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, ketika kami sangat menikmati ciuman itu, Defa sampai menimpah badanku dan kelepasan memegang dan meremas payudaraku sambil meninggalkan kiss mark dileherku yang sampai siang ini masih menyisakan bekas. Aku tidak paham apa yang dilakukan Defa, tapi aku menyukainya. 

Tetapi, aku juga tidak bisa membohongi perasaanku yang semakin hari semakin percaya bahwa aku semakin kagum dengannya. Tapi, aku masih malu untuk mengakuinya bahwa mungkin aku rasa kagum itu sudah berubah menjadi menyukainya. Ntahlah sampai kapan aku berani jujur tentang perasaan ini atau mungkin ia akan pergi ketika aku tak pernah kunjung memberikan jawaban kepadanya?

Disisi lain, akupun takut ketika aku berani jujur kelak, tetapi dunia menolak kami untuk bersama. Aku takut keluarganya tidak akan pernah menerima aku dan aku takut ketika kelak ia aku bawa ke Jerman menemui kedua orang tuaku, mereka tidak menyukai Defa. Keinginan untuk jujur dan menghadapi realita yang ada seperti di adu dan aku masih tidak tahu siapa yang akan menjadi pemenangnya.

Tetapi, ini semua tidak boleh terjadi. Aku tidak boleh menyukainya. Aku tidak boleh menyukainya. Dia hanya mahasiswaku dan aku adalah dosennya. Aku tidak ingin semua berantakan hanya karena perasaan bodoh ini.

Dan etidaknya, Defa akan menghilang selama kurang lebih 4 hari dari hadapanku. Aku ingin menanyakan pada diriku sendiri, apakah aku bisa saat ini melalui hari tanpa bertemu dengannya? Atau bahkan aku akan menyimpan rindu yang tidak tau sebanyak apa sama dia? Kita tunggu saja nanti. Yang pasti, aku tidak ingin memberi tahunya apabila rasa rindu ini aa untuknya.

Tiba-tiba Handphoneku bergetar dan ternyata dari Bu Nindy.

 -------------------------------------------------------------------------------------

From: Bu Nindy

To: Diana

Kamu dimana Na? 15 Menit lagi rapat mulai dan sekalian ada perkenalan dari dosen yang kita obrolin tadi di ruanganmu.

------------------------------------------------------------------------------------

To: Diana

From: Bu Nindy

Aku masih di cafe sebrang kampus. OTW nih

------------------------------------------------------------------------------------

Aku pun segera mengendarai mobilku langsung ke Kampus lagi. Aku merasa sedikit aneh dan seperti menggali masa lalu yang sudah aku kubur rapat-rapat dengan nama yang tadi disebutkan oleh Bu Nindy terkait nama dosen barunya. Tetapi, itu hanya perasaanku saja dan aku pun percaya tidak hanya satu orang yang memiliki nama sepertinya. 

Sekitar 10 menit aku sudah sampai di parkiran dekat fakultas dimana aku mengajar. Akupun segera menaiki lift ke lantai 10 karena ruang rapat bersama ada disana.

Ketika aku datang aku langsung menemukan Bu Nindy ada di depan pintu sedang mengobrol dengan Pak Wakil Dekan kami. Aku pun memutuskan untuk mengobrol kecil dengan dosen lain. Sekitar 15 menitan kami masihh berada di luar, akhirnya kami seluruh dosen duduk di dalam karena Ibu Pimpinan alias Ibu Dekan sudah datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang