---------------
"Nik, cafet yaa"
"Oyii Def"
Gue sama Niko jalan berdua menuju cafetaria fakultas gue. Adam gak keliatan hari ini, biasanya gue bertiga sama Niko dan Adam. Hari ini juga gue gak liat Rere dimana, mungkin dia lagi kelas. Gue juga gak tau, hari ini belum berhubungan sama sekali.
"Duduk sono aja Def" Niko menunjuk kursi kosong di pojokan cafe
"Oyii, gue mau mesen dulu"
"Okee siap"
Gue langsung berkeliling untuk mencari makan dan minum sesuai selera gue pada hari ini. Dan disitu gue liat Rere sama temen-temennya sambil makan dan ngobrol. Gue pun sampering Rere karena emang udah seharusnya, lagian hari ini belum ketemu dan ngobrol.
"Ree, kamu disini?"
"Lah, kamu Def. Iyaa aku kelas abis ini. Kamu gak ada kelas?"
"Enggak ada. Udah selesai. Yaudah kamu sama temen-temen kamu dulu. Aku juga bareng Niko kesini. Duluaan yaa semuanya"
"Oooh iyaudah deh"
"Dadah Kak Defa Ganteng" serentak temen-temennya manggil gue dengan kayak gitu.
Agak geli sih dengernya, tapi yaudahlah. Mereka juga cuma bercanda. Gue langsung mesen makanan yang udah gue pilih sama jus manga buat pagi hari ini. Dan gue lngsung ke arah tempat duduk untuk gantian sama Niko beli makan.
"Nik, buruan mesen. Gue udah"
"Oyii bro, sans aja"
Gue sambil main HP dan tiba-tiba ada suara manggil gue.
"Defaa!!!" teriak kak Disa
"Ishh, ngapain sih lo ini teriak-teriak gini. Malu anjir di dengernya."
"Bodo deh. Lo sama siapa? Gue gabung ya sama Bu Diana"
"Anjir, ngapain lo ngajak dosen makan bareng lo. Songong amat"
"Ah bawel yaudah, ntar Bu Diana kesini makan bareng gue. Lo sama siapa? Niko? Apa Adam?"
"Terserah lo deh Kak. Iyee gue sama Niko. Lagi mesen makan dia. Lo mesen aja sana"
"Ntar, gue nunggu Bu Diana. Ntar dia gak tau kalo gue duduk bareng lo lagi."
"Yaudah serah lo aja"
Gue langsung mainin hp gue lagi, karena males ngeladenin Kak Disa yang kadang gak jelas. Kak Disa cantik sih, tapi sayang dia gak punya pacar. Abis putus karena LDRan dan katanya dia gak kuat LDRan. Setau gue juga, dia lagi deket sama temen angkatannya. Tapi gak tau sih, jadian apa enggak. Gue juga gak ngurusin. Kak Disa tapi yang kadang ngurusin hidup gue. Dia pernah bilang sama gue, kaloo dia gak suka sama Rere karena emang tingkahnya Rere sama temen satu genknya sok berkuasa dan sombong tingkahnya. Pikir Kak Disa waktu itu bilang ke gue, "Ya elah, yang orang kaya di sini juga bukan cuma dia sama genk-genknya kalik. Banyak yang lebih punya dari mereka, jadi gak usah songong jadi orang" Gue juga sependapat sama Kak Disa, tpi gue masih gak mau mutusin itu anak. Sejauh ini, anaknya baik-baik aja sama gue, jadi gak ada alasan buat gue putusin dia.
"Ardisa" sapa Bu Diana yang mengganggu konsentrasi gue main HP.
"Haii Bu. Kita duduk sini aja yaa, tempat duduk yang lain penuh."
"Ohh iya gapapa Dis. Ini adek kamu gak keganggu ada kita disini?"
Gue hanya diem aja males nanggepin.
"Gapapa Bu. Ibu udah kenal sama adek saya? Saya kenalin ya Bu. Siapa tau dapet nilai tambahan karena kakaknya asdos Bu Diana. Hahaha"
"Bisa aja kamu, ya enggak ngaruh lain"

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Lecturer
Chick-LitLalu apa salahnya kalau saya jatuh cinta sama kamu, Ibu Dosen? - Defa Dan saya harus menyalahkan siapa, kalau perasaan ini mulai ada ketika kamu pergi menjauh? - Diana