5. Mimpi

1.9K 384 93
                                    

Perasaan gue udah bangun deh, kok masih bisa mimpi ya?

Setiap sebulan sekali, Dera memang selalu di jadwalkan menginap di rumah Mami Riska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap sebulan sekali, Dera memang selalu di jadwalkan menginap di rumah Mami Riska. Rumah itu sangat luas jika hanya diisi oleh Mami dan Dimas, ada beberapa pekerja yang juga ikut tinggal di sana. Tapi menurut Mami, adanya Dera di rumah akan terasa lebih ramai.

Dimas itu anak kedua, Kakak laki-lakinya sekarang sedang berada di Belanda, mengurus pekerjaan Papi yang ada di sana. Sedangkan Papi sendiri sering bolak-balik Jakarta-Bandung untuk urusan Bisnis Hotel. Karena Mami Riska tidak mempunyai anak perempuan, jadi setiap sebulan sekali pasti Mami Riska akan menyuruh Dera untuk menginap.

Seperti sekarang. Hari sabtu ini jadwalnya Dera menginap di rumah Mami. Sabtu sore sepulang sekolah, ia dan Mami akan berbelanja bahan masakan lalu malamnya mereka akan mencoba menu-menu baru.

Jangan salah, Dera memang bodoh dalam hal akademik, tapi satu yang selalu membuat Dera percaya diri, ia pintar masak. Mami sering mengajarinya memasak. Maka itu, jika ditanya apa keahlian yang ia miliki, dengan rasa percaya diri yang besar Dera akan menjawab, Gue itu pinter masak!

Kehadiran Dera sebagai anak perempuan satu-satunya dari kedua keluarga, membuat ia sangat dimanja. Bahkan Dera punya kamar sendiri di rumah ini, walaupun isi kamarnya tidak sebanyak yang ada di rumah Ayah, tapi Dera suka.

Setiap menginap di rumah Mami Riska, Dera pasti akan tidur di kamar itu. Kamarnya bersebelahan dengan kamar Dimas, meski tidak akur di sekolah, tapi mereka berdua terkadang suka saling curhat tentang masalah pribadi.

Di dalam kamar berbuansa pink itu, Dera menguap lebar seraya merentangkan kedua tangannya ke samping. Ia mencoba untuk melemaskan otot-otot tubuh yang terasa sedikit kaku karena habis terbangun dari tidur panjang.

Ya, panjang. Karena saat ini jam di dinding kamar sudah menunjukan pukul dua belas siang dan matahari sudah beranjak tinggi, yang artinya Dera telah bangun amat sangat siang.

Ah, kebiasaannya itu susah sekali dirubah.

"Perasaan gue baru tidur, deh? Kok udah siang aja sih?" Dera bergumam seraya beranjak dari kasur, menyingkirkan selimut yang membukus tubuhnya semalaman.

Setelah matanya hampir terbuka semuanya, Dera melangkah menuju pintu kamar. Ia masih berusaha menyadarkan diri, karena rasa kantuk benar-benar menyerangnya dengan sangat baik.

Mengerjap berulang-ulang, tapi matanya itu tidak juga bisa terbuka lebar. Tepat saat pintu terbuka, dan tubuhnya sudah berada di luar, Dera langsung tersentak saat mendengar suara berisik dari kamar sebelah.

Masih bergeming mencari kesadaran, Dera perlahan melangkah. Jalannya pun terlihat sempoyongan. Begitu pintu kamar di sebelahnya terbuka, dan empat orang laki-laki keluar dari sana, seketika Dera mematung.

Kayak kenal?

"Eh ... Dera."

Ia mengerjap lagi, Kayak suaranya si Bayu deh?

PERFECT BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang