~*°_______SOL_______°*~
In Hyun dibaringkan di kursi belakang mobil. Dan kedua paha Jeong Soon dijadikan bantalannya.
Sang Sopir di depan menanyakan hendak pergi ke mana mereka?
Jeong Soon berpikir sejenak. Jika dibawa ke rumah sakit yang seperti neraka itu, sudah pasti In Hyun akan ditusuk dengan benda lancip kecil dan menyakitkan (jarum infus dan jarum suntik) serta akan diberi cairan yang membuatnya tak sadarkan diri.
Dia memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan In Hyun. Detak jantungnya sedikit lemah dan juga tubuhnya panas. Tapi tak separah apa yang dipikirkan Jeong Soon. In Hyun hanya mengalami sakit panas biasa.
"Kita kembali saja ke rumahku." Jawab Jeong Soon sembari tangan kanannya menggenggam erat tangan In Hyun. Tenanglah istriku. Aku pasti akan menyembuhkanmu dengan ramuan seperti di Joseon. Ucapnya dalam hati ingin segera sampai di mansionnya.
Sepanjang perjalanan. Jeong Soon tampak gelisah dan wajahnya sudah berubah pucat melihat rintihan istrinya itu.
Baru saja mobil berhenti dan pintu dibuka oleh seorang bodyguard. Jeong Soon bergegas keluar lalu mengeluarkan juga tubuh In Hyun dengan menggendongnya.
Semuanya ikut panik. Kenapa dengan gadis itu? Bukankah tadi pagi terlihat baik-baik saja?
Kini para bodyguard serta pelayan tampak terburu-buru membukakan pintu lalu mengikuti Jeong Soon menuju ke kamar In Hyun.
Paman Hoong juga terlihat kaget lalu mengikutinya. Sesampainya di kamar In Hyun. Jeong Soon membaringkan tubuh In Hyun di atas ranjang dan dia duduk di pinggir ranjang.
"Tuan, nona In Hyun kenapa?" tanya paman Hoong.
"Dia sakit paman," jawab Jeong Soon masih menatap tangannya yang tanpa sadar digenggam erat oleh In Hyun.
"Kalau begitu, saya akan segera memanggil dokter." Kata paman Hoong hendak beranjak dari berdirinya untuk menelepon dokter.
"Tidak usah," cegah Jeong Soon menoleh ke arah paman Hoong.
"Kenapa Tuan muda? Kalau gadis itu sakit, kita harus segera memanggil dokter." Ujar paman Hoong malah heran.
Jeong Soon menghela napasnya lirih. "Paman, tolong sediakan bahan-bahan obat herbal, saya yang akan meramu obat-obatan itu untuk menyembuhkan In Hyun." Dia menjelaskan beberapa bahan herbal yang sangat dia butuhkan dan sayangnya bahan-bahan itu tak pernah dan jarang sekali ada di mansion itu.
Meramu obat? Paman Hoong menurunkan sebelah alisnya heran. Sejak kapan Tuan mudanya itu bisa meramu obat? Bukankah selama ini dia kuliah di fakultas seni?
"Paman Hoong. Tolonglah, saya tidak punya banyak waktu lagi." Ucap Jeong Soon dengan nada pelan semakin cemas kala melihat In Hyun semakin menggigil.
"Akh, baiklah Tuan muda. Bahan-bahan itu memang tak ada, tapi saya akan berusaha untuk memerintahkan semuanya mencari bahan obat herbal yang Anda butuhkan semuanya, Tuan muda." Jawab paman Hoong membungkuk lalu bergegas menyuruh semuanya keluar dari sana meninggalkan keduanya di kamar itu kemudian menyuruh semua bodyguard untuk berpencar membeli bahan-bahan herbal yang Jeong Soon butuhkan yang tak pernah ada di mansion itu.
Jeong Soon menggenggam tangan In Hyun dengan kedua tangannya lalu mengecup punggung tangan In Hyun. Teringat kembali kala In Hyun di ujung maut, menggigil merasakan sakit yang sangat luar biasa. Kemudian teringat lagi kala kematian itu menjemput sang istri di sampingnya.
Kemenangan yang seharusnya dirayakan bersama istri tercinta. Malah harus kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya. Kedua tangannya, semakin menggenggam erat tangan In Hyun, apakah mereka suatu saat akan berpisah kembali? Dia juga tak yakin apakah In Hyun benar-benar masih mengingat siapa dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT On LOVE (Welcome To The Future)
Fantasy[END] Sequel/Book 2 after King Of Joseon. ~Sebagian Chap di Private acak~ Setahun sudah In Hyun menjalani kehidupannya dengan normal kembali, yang pasti setelah kembali lagi ke zamannya dari Joseon. Normal? Sepertinya tidak! Apalagi setelah bertemu...