SoL ~18~ Tanpa Kata.

1.5K 178 51
                                    

~*°_______SOL______°*~

Jeong Soon langsung mendekati Sin Wan lalu setengah merebut foto In Hyun. Istriku. Batinnya benar-benar merasa bahagia, akhirnya dia menemukan istrinya itu. Ditatapnya dalam-dalam foto In Hyun, wajahnya dan senyumannya masih sama. Meski pakaiannya yang berbeda, tapi dia tetap tak peduli akan hal itu karena dia benar-benar merasa bahagia penantian selama ini terjawab sudah.

Sin Wan tersenyum. Jae Woon yang sekarang menjadi Jae Soon itu memang bersikap aneh, tapi sorot kedua matanya masih sama seperti dulu. Dia sempat berpikir, apakah karena kebenciannya terhadap gadis bernama In Hyun itu yang membuatnya hanya mengingat dan kini mencari gadis itu. Atau apakah ada rasa lain di dalam hatinya sebelumnya dari saat In Hyun menyelamatkan nyawanya?

"Siapa nama Anda?" Jeong Soon bertanya sambil melihat Sin Wan dari atas sampai bawah. Penampilannya sama dengan para bodyguard-nya. Dari tadi pria itu belum mengatakan nama dan siapa dirinya.

Sin Wan tersenyum mendengar betapa sopannya Jae Soon. "Tak perlu terlalu formal Jae-," ada nada ragu di ucapannya. "Tuan muda Jae Soon. Aku adalah sekretaris pribadimu dan kau sudah menganggapku sebagai kakakmu."

Kakakku? Jeong Soon sedikit memicingkan matanya. Kedua mata saling bertemu. Dia merasa pria itu berkata jujur dan di dalam sorot matanya tak ada keraguan atau tatapan penghianatan. Jika Jae Woon memang telah menganggap pria yang bernama Sin Wan itu sebagai kakaknya. Itu berarti semua rahasia Jae Woon ada padanya. Pantas saja hanya dia yang tahu tentang In Hyun, tetapi semua teman serta keluarga Jae Woon tak ada yang tahu.

Kini Jeong Soon tersenyum kepada Sin Wan. "Jadi, bolehkah saya- maksudku, aku bertanya lebih banyak lagi tentang perempuan ini (In Hyun)."

Sin Wan mengangguk mengerti. "Keinginan Anda adalah perintah untukku Tuan muda."

Jeong Soon memiringkan kepalanya aneh menatap Sin Wan.

"Ada apa Tuan muda?" tanya Sin Wan merasa tatapan Jeong Soon berubah tajam kepadanya.

Tak lama Jeong Soon tersenyum lalu menegakkan kembali kepalanya. "Bukankah tadi kau mengatakan bahwa aku sudah menganggapmu sebagai kakak, kenapa kau masih memanggilku dengan kata Tuan muda?"

Sin Wan jadi terkekeh. Akh, meskipun Jae Woon hilang ingatan, tetapi nada bicaranya masih sama. Meskipun juga nadanya lebih teratur dan masuk dalam kategori kesopanan yang sangat yang selama ini tak pernah diucapkan oleh sang Jae Woon yang urakan.

Sin Wan mengajak Jeong Soon menuju ke ruangan pribadi tadi. Lalu menyuruhnya untuk duduk di kursi kerjanya tepat di depan komputer. "Biasanya jika tak ada orang kau memanggilku dengan sebutan hyung. Namun jika banyak orang, kita akan seperti Tuan muda dan Sekretarisnya dan kau bisa memanggilku Sin Atau Sin Wan."

Sekretaris? Dari tadi Jeong Soon tidak mengerti apa arti sekretaris itu. Apakah sekretaris adalah pelayan pribadinya? Ataukah pengurus Jae Woon dari kecil. Saking penasarannya, akhirnya Jeong Soon bertanya juga. "Apakah sekretaris adalah seorang ajudan?" tanyanya seperti anak kecil yang tak mengerti tentang sebuah benda.

"Ajudan?" ingin rasanya Sin Wan tertawa terbahak-bahak. Sering dia menonton film tentang seseorang yang mengalami Amnesia. Tetapi apa yang menimpa Jae Woon saat ini seperti menghapus semua memori di otaknya dan menjadikannya seperti kertas putih tanpa noda. Nyaris tak mengetahui apa-apa selayaknya bayi yang baru lahir.

Sepertinya Sin Wan memang harus mengajari kembali Jae Soon. Karena semua yang ada di otaknya benar-benar hilang sehingga tak mengetahui apa-apa tentang semuanya dan berita itu sudah dia ketahui dari Hwan Ki.

Sin Wan berdeham sambil menggelengkan kepalanya. "Aku bukan Ajudan. Sekretaris adalah pelayan pribadimu." Ujarnya sembari bergaya seperti pelayan Kerajaan zaman dulu.

SILENT On LOVE (Welcome To The Future)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang