SoL ~33~ Awal Penghancuran.

1.5K 184 20
                                    

~*°______SOL______°*~

In Hyun membuka kedua matanya menatap langit-langit kamar di mansion Jeong Soon. Teringat kembali kejadian tadi malam. Apakah aku bermimpi? Ia masih mengingat betapa lembut dan hangatnya bibir Jeong Soon.

Apakah asa mereka kini akan menjadi kenyataan? Apakah rintangan akan terus berdatangan? Apakah mereka takkan lagi terpisahkan?

Entahlah.

In Hyun masih takut untuk berharap. Karena terlalu berharap hanya akan memberinya rasa khawatir dan kekecewaan yang sangat serta menorehkan luka baru di atas luka lama dan meninggalkan kesedihan teramat dalam.

Yang pasti. Saat ini dia akan menjalaninya seperti ketika di Joseon. Dan selebihnya dia akan menyerahkannya kepada takdir.

Dia beranjak dari atas ranjang langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Di kamar sebelahnya.

Jeong Soon berdiri terpaku menatap ke luar jendela kamarnya. Sesekali dia melihat ponsel yang ada di tangan kanannya, menunggu kabar dari Sin Wan.

Pagi itu dia sudah berpakaian rapi untuk pergi kuliah.

Semenjak kejadian di Sauna kemarin. Jeong Soon kini mulai bertindak. Dia takkan membiarkan orang-orang yang telah menyakiti istrinya bersenang-senang begitu saja dan melakukan apa yang mereka inginkan.

Triinggg...

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya itu. Ia langsung membukanya dan mulai tersenyum.

Salah satu saham keluarga IN akan segera hancur. Hanya tinggal beberapa saham lagi, kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan nanti.

Itulah pesan dari Sin Wan. Saham keluarga In adalah salah satu saham milik Ayahnya In Yurika yang berada di Luar Negeri.

Bibir Jeong Soon menyeringai. Apakah dia bisa disebut kejam karena menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidup In Hyun? Baginya tidak. Karena dia hanya mencoba melindungi istrinya serta menyingkirkan orang-orang yang hanya memandang diri sendiri dan tak memperdulikan orang lain, walaupun orang itu adalah saudaranya sendiri.

Andai saja mereka masih di Joseon, sudah pasti orang-orang itu sudah mati di tangannya.

Knockk... Knockk...

"Masuk." Jawab Jeong Soon.

Tak lama pintu terbuka. Masuk paman Hoong lalu berdiri di dekat pintu. "Tuan muda. Sarapan sudah siap."

"Apakah Ji Hoon sudah pulang?" tanya Jeong Soon sembari menoleh menatap paman Hoong.

"Belum Tuan muda. Tapi dia akan berangkat sekolah dari rumah Nona Yoon Ha dan akan pulang nanti sore."

"Baiklah kalau begitu. Hari ini jangan mengantarkan sarapan In Hyun ke kamarnya. Karena dia akan sarapan bersama saya di bawah."

Paman Hoong hanya membungkuk sembari tersenyum lalu keluar dari kamar Jeong Soon.

Jeong Soon berjalan mendekati kursi. Meraih jas kuliahnya kemudian melangkah keluar. Dia berdiri di depan kamar In Hyun hendak mengetuk pintu.

Belum sempat tangannya mengetuk. In Hyun sudah membuka pintu.

In Hyun mengerjap melihat Jeong Soon berdiri di depan kamarnya. "Ada apa Padu- maksudku, Jae Soon?"

"Ehmm," Jeong Soon berdeham dahulu. "Sarapan sudah siap. Sebaiknya kita ke bawah dan berangkat bersama ke kampus."

"Be-bersama?"

Jeong Soon mengangguk. Lalu berjalan duluan di depan.

In Hyun menyandang tasnya lalu mengikuti Jeong Soon ke bawah.

SILENT On LOVE (Welcome To The Future)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang