~*°_____SoL_____°*~
Jeong Soon sarapan dengan In Hyun. Ji Hoon pagi itu masih di rumah Yoon Ha dan akan langsung berangkat sekolah dari sana.
Jae Woon duduk di dekat In Hyun. Memandanginya dengan senyam-senyum sendiri sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.
Jeong Soon menghela napasnya. Kedua matanya menatap Jae Woon sampai Jae Woon menatapnya kembali. Jeong Soon menggerakkan bola matanya isyarat menjauhlah dari istrinya. Namun, hal itu tak digubris oleh Jae Woon.
Sekian lama Jae Woon tak melihat In Hyun dan kini wanita itu ada di rumahnya serta telah menjadi istrinya- ralat - istri sang Kaisar itu. Ia ingin menyentuh wanita idamannya itu. Namun, sayang. Dia tak bisa menyentuhnya sama sekali.
"Ehmmm!" Jeong Soon mulai berdeham.
Lagi-lagi tak digubris oleh roh Jae Woon.
"Jika kau tak menyingkir, akan kulenyapkan kau dengan ritual melepas arwah." Ancam Jeong Soon tak menatap Jae Woon dan masih sibuk menyantap sarapannya.
In Hyun yang mendengarnya mengernyitkan keningnya. Suaminya itu berkata pada siapa? Sementara di sana hanya ada mereka berdua karena Paman Hoong dan yang lainnya sedang sarapan juga. "Suamiku. Kau berbicara dengan siapa?"
"Tidak dengan siapa-siapa. Makanlah." Jawab Jeong Soon sembari mengusap tangan In Hyun yang ada di atas meja.
Mendengar ancaman itu. Jae Woon akhirnya melayang dan duduk di sebelah Jeong Soon. Tetapi saat melihat tangan Jeong Soon menyentuh tangan In Hyun. Ia kembali geram. "Yah, menyingkirlah dari tangannya. Dia milikku!"
Jeong Soon menoleh ke samping menatap tajam Jae Woon. Akhirnya Jae Woon tak banyak berkata lagi. Karena dia tahu jika Jeong Soon melakukan ritual untuk orang meninggal yaitu pelepasan arwah. Maka dia akan lenyap dari muka bumi. Jae Woon hanya bisa menahan kekesalannya.
"Dia lah gadis yang aku sukai itu,"
Jeong Soon menghentikan makannya kemudian menatap Jae Woon dengan tatapan menanyakan apa dia serius.
"Aku serius. Dia adalah Cinta pertamaku."
Jeong Soon kembali menyantap makanannya agar In Hyun tidak curiga. Dia bahkan tidak cemburu dan malah senang jika ternyata yang dicintai Jae Woon adalah In Hyun. Seandainya dia pergi. Jae Woon masih menjaga In Hyun dengan baik seperti dirinya saat ini atau mungkin bisa lebih.
Seusai sarapan.
Jeong Soon dan In Hyun satu mobil karena mereka akan pergi Kuliah bersama, sudah pasti sang roh Jae Woon ikut bersama mereka dan duduk di depan bersama sopir layaknya orang yang masih hidup.
"Kalian mau ke mana?" tanya Jae Woon aneh sambil menoleh ke belakang melihat penampilan Jeong Soon seperti anak Kuliahan. Dia tahu kalau ia memang masih Kuliah. Tetapi, bukankah dia kuliah di Busan?
"Ikut saja." Jawab Jeong Soon singkat.
In Hyun yang sedang memeriksa semua mata pelajaran yang disalin oleh Sun Hi heran kembali. Kenapa dengan suaminya itu? "Suamiku. Apakah kau baik-baik saja? Atau kau sakit?"
Jeong Soon menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Sementara Jae Woon tersenyum penuh kepuasaan mendengar In Hyun bertanya seperti itu. Pasti dia akan dianggapnya gila.
Jeong Soon merasa jengkel pada Jae Woon. Akhirnya dia sengaja memeluk In Hyun lalu disandarkan ke dadanya membuat Jae Woon kembali kesal. Sementara In Hyun benar-benar aneh dengan sikap Jeong Soon hari itu.
"Lepaskan dulu, aku sedang belajar." Kata In Hyun merasa gelisah karena sikap aneh suaminya itu.
"Yah... yah... lepaskan dia. Atau akan kucekik kau." Jae Woon juga menyuruh Jeong Soon melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT On LOVE (Welcome To The Future)
Fantasy[END] Sequel/Book 2 after King Of Joseon. ~Sebagian Chap di Private acak~ Setahun sudah In Hyun menjalani kehidupannya dengan normal kembali, yang pasti setelah kembali lagi ke zamannya dari Joseon. Normal? Sepertinya tidak! Apalagi setelah bertemu...