SoL ~22~ University.

1.5K 190 28
                                    

~*°______SOL______°*~

Pagi-pagi sekali In Hyun sudah bangun. Dia harus pergi kuliah dan di dalam perjanjian kontrak kerjanya. Dia masih bisa pergi kuliah atau pergi kerja ke Clinik jika Clinik itu sudah selesai direnovasi.

Karena jarak dari mansion dengan kampus lumayan jauh. Jadi In Hyun harus pergi lebih awal dari biasanya. Setelah siap-siap dia keluar dari kamarnya.

Beberapa pelayan langsung menyapanya. Dari ucapan selamat pagi sampai dengan pertanyaan mau pergi ke mana pagi-pagi dilayangkan kepadanya.

"Selamat pagi Nona."

"Anda mau ke mana pagi-pagi Nona?"

"Kenapa tidak sarapan dulu Nona?"

"Apakah tidak menunggu Tuan muda bangun dan pamitan padanya Nona?"

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat kepala In Hyun sedikit berdenyut. Itu adalah pertama kalinya mendapat banyak pertanyaan yang dilayangkan padanya dan dia merasa tak ada pertanyaan yang perlu untuk dijawabnya.

"Saya akan pergi kuliah. Jadi, jika Tuan muda bangun. Tolong katakan padanya bahwa saya sudah berangkat ke kampus." Jawab In Hyun langsung membuka pintu lalu bergegas menutupnya, tampak setengah berlari menuju ke gerbang utama.

Setelah kepergian In Hyun. Para maid tampak berbisik-bisik sambil membersihkan ruangan.

"Enak sekali ya jadi perawat pribadi. Bisa kuliah, bisa bekerja yang lain juga bahkan bisa seenaknya pulang dan pergi."

"Kau benar, dia adalah wanita yang paling beruntung bisa bekerja menjadi perawat pribadi yang bebas." Sambung maid satunya lagi.

"Bahkan semalam seharusnya dia makan bersama dengan Tuan muda Jae Soon dan juga Tuan muda Ji Hoon. Tapi dia malah memilih makan di dapur bersama kita."

Mereka merasa aneh. Kenapa perlakuan semuanya pada wanita bernama In Hyun itu sangat spesial?

"Jangan-jangan, wanita itu bukan perawat pribadi biasa." Terka salah satunya.

"Maksudmu apa?" tanya yang lainnya aneh mendengar perkataannya barusan.

"Mungkin wanita itu punya hubungan khusus dengan-"

"Psstttthh!" salah satunya memberi isyarat padanya agar berhenti berbicara.

"Ada apa?" tanya maid barusan aneh.

Maid yang menghentikan ucapannya memberi isyarat lain dengan gerakan bola matanya ke arah ambang pintu.

Semuanya terkesiap ketika menoleh ke ambang pintu. Ternyata percakapan mereka dari tadi di dengar oleh Jeong Soon yang saat itu berdiri dengan seorang pria setengah baya yang tak lain adalah kepala pelayan atau Butler kepercayaan di mansion itu. Paman Hoong.

Semuanya membungkuk untuk meminta maaf.

"Maafkan kami Tuan muda."

Kepala pelayan yang bernama paman Hoong menatap mereka dengan tatapan tak suka.

"Saya harap kalian tidak akan bergosip ria lagi di pagi hari. Jika diulangi, maka kalian boleh berkemas dari rumah ini." Ucap paman Hoong dengan halus tetapi menikam.

"Sekali lagi maafkan kami paman." Ucap mereka tampak gemetaran.

Paman Hoong mengibaskan tangannya menyuruh mereka untuk pergi ke ruangan lain.

Setelah semuanya pergi meninggalkan Jeong Soon bersama paman Hoong.

Paman Hoong malah membungkuk meminta maaf pada Jeong Soon. "Maafkan para pelayan Tuan muda, mulut mereka memang sulit untuk dijaga."

SILENT On LOVE (Welcome To The Future)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang