~*°_____SOL_____°*~
"Hmmm …?"
Jeong Soon meraih sebuah cincin dengan sebuah kartu memory card handphone. Karena letak cincin dan memory itu tergeletak di bawah ranjang dan tersudut dekat papan ranjang.
Akhirnya ketika pemeriksaan polisi tak menemukan bukti apa pun dan waktu itu Nyonya Kim dinyatakan asli bunuh diri karena mengalami stres dan sedikit ganguan kejiwaan. Jadi penyelidikan pun dihentikan malam itu juga.
Jeong Soon masih saja membolak-balik kartu dan juga cincin tersebut. Ternyata feeling tentang akan menemukan sesuatu di sana terbukti benar. Dia juga yakin kalau kedua benda itu akan mengantarkannya ke sebuah rahasia yang selama ini tersembunyi.
Jeong Soon langsung menelepon Sin Wan untuk datang ke restoran biasa tempat mereka bertemu.
Sin Wan yang sedang sibuk di Kantor Jeong Soon langsung menutup semua map dan komputernya lalu pergi ke restoran.
Jeong Soon menutup gorden kamar, mematikan lampu lalu bergegas keluar dari sana membawa dua benda tersebut di dalam saku jasnya.
Sesampainya di lantai resepsionis. Sang Manager kembali menyambut Jeong Soon. "Tuan muda. Apakah Anda sudah selesai? Atau ada yang lain yang bisa saya bantu?"
Jeong Soon menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Terima kasih karena sudah membukakan pintu. Jadi, sekarang kunci saja lagi kamar itu. Kalau bisa, bersihkan saja kamar itu dulu sampai bersih-"
"Tapi Tuan, maaf menyela. Tuan besar Kim melarang untuk-"
"Saya tahu, tapi sekarang bersihkan saja. Appa sedang koma di rumah sakit dan saya harap, ketika saya kembali ke sini. Kamar sudah bersih." Ujar Jeong Soon langsung pergi dari sana.
Sang Manager menganggukkan kepalanya. Dia menatap punggung Jeong Soon dengan tajamnya sambil mengusap keringat yang dari tadi belum berhenti mengucur. Padahal suhu di sana lumayan dingin oleh AC. Dia memanggil beberapa cleaning service di sana lalu naik menuju ke kamar Nyonya Kim untuk membersihkannya sesuai permintaan Jeong Soon.
Di dalam mobil. Jeong Soon tampak melamun memikirkan sesuatu. Hatinya sudah tak enak dari tadi, sekelebat bayangan kini melintas di benaknya. Ingatan Jae Woon tentang Ibu dan kejadian ketika Nyonya Kim meninggal sangat jelas kali itu.
"Tuan Muda?" sang sopir tampak bingung melihat Jeong Soon yang diam terus dari tadi.
"Tuan Muda …,"
"Akh, ya. Ada apa?" tanya Jeong Soon bingung.
Sang sopir tersenyum bingung juga. "Maaf Tuan Muda. Kita sudah sampai." Jawabnya menoleh ke luar jendela mobil. Rupanya mereka memang sudah sampai ke depan gedung restoran.
"Baiklah, kau boleh pergi parkir dan kalau aku sudah selesai, aku akan meneleponmu kembali." Ucap Jeong Soon segera turun dari mobil.
"Baik Tuan Muda."
Jeong Soon turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam restoran itu. Semua pelayan di sana seperti biasa menyambutnya dan dia mulai menaiki tangga menuju ke lantai dua. Ruang pribadi di sana.
Dia masuk ke dalam ruangan pribadi restoran tersebut. Tersenyum kala melihat Sin Wan sudah ada di sana. Berjalan mendekatinya lalu duduk tepat di kursi samping Sin Wan.
"Ada apa?" Sin Wan langsung bertanya.
Jeong Soon mengeluarkan memory card dan juga cincin lalu disimpan di atas meja kemudian disodorkan ke depan Sin Wan.
"Cincin pernikahan?" Sin Wan langsung meraih lalu membolak-baliknya. Sebuah cincin pernikahan milik seorang pria. "Dari mana kau mendapatkannya."
"Dari kamar hotel pribadi Eomma." Jawab Jeong Soon menjelaskan semuanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/147955007-288-k965653.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT On LOVE (Welcome To The Future)
Fantasi[END] Sequel/Book 2 after King Of Joseon. ~Sebagian Chap di Private acak~ Setahun sudah In Hyun menjalani kehidupannya dengan normal kembali, yang pasti setelah kembali lagi ke zamannya dari Joseon. Normal? Sepertinya tidak! Apalagi setelah bertemu...