Chapter 9

56.3K 2.2K 7
                                    

Setelah seharian penuh melakukan peperangan di atas ranjang megah tersebut, Nathan lantas membiarkan Hera tertidur di dalam kamar nya. Kali ini ia yang akan menjaga Jordan.

"Semoga saja anak itu tidak terbangun." ujar Nathan seraya memandang wajah Hera yang tengah tertidur. Terlihat sangat damai.

Nathan lantas mengelus pelan wajah tersebut. "Seorang S2 yang terlalu lugu. Tetapi aku menyukai nya."

Nathan tidak tahu mengapa dirinya bisa terpana terhadap Hera. Padahal mereka baru bertemu selama 3 hari penuh. Dan yang lebih aneh nya lagi, Nathan lah yang memaksa Hera untuk melakukan hubungan seks dengan nya. Padahal selama ini ia tidak pernah memaksa seorang wanita sekali pun. Mereka lah yang mengejar Nathan lebih dulu.

"Tetapi tidak masalah jika memang perasaan ku mengatakan hal yang demikian." ujar Nathan.

Oek oek oek.

"Fine. Aku tidak bisa memeluk tubuh seksi nya sekarang." ujar Nathan seraya bangkit berdiri. Ia telah memakai boxer nya kembali tanpa menggunakan atasan. Lagi pula saat ini masih pukul 3 pagi. Tidak masalah.

Sesampai nya di dalam kamar Jordan, Nathan lantas melihat putra nya yang tengah menangis. Ia lalu mendekati nya.

"Hera mengatakan bahwa jika Jordan menangis maka itu berarti ia haus." gumam Nathan seraya memandangi Jordan yang terlihat menangis.

"Lalu, apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa membuat sebotol susu." ujar nya lagi.

Ia lalu menggendong Jordan, berharap putra nya tersebut akan terdiam, tetapi nyatanya tidak. Nathan lalu membaringkan Jordan kembali.

"Aku tidak mungkin membangunkan Hera hanya untuk membuat sebotol susu. Ia sangat lelah, dan besok pagi kita akan memulai peperangan kembali. Jadi, aku tidak bisa membangunkan nya." gumam Nathan.

Tanpa sengaja pandangan nya tertuju pada sebuah ponsel yang telah terbelah menjadi dua. Ya, itu adalah ponsel milik Hera. Nathan lantas berjalan untuk mengambil nya.

Ia lalu memasang ponsel tersebut kembali. Hanya bagian belakang nya saja yang retak, tetapi yang lainnya masih berjalan dengan sangat normal.

"Mungkin aku bisa menggunakan ini sementara untuk mencari tahu cara membuat sebotol susu." ujar Nathan seraya mencari nya.

Setelah berhasil mendapatkan nya, Nathan lantas segera membuat sebotol susu untuk Jordan. Selain itu, ia sangat ingin pergi untuk tidur guna memeluk Hera.

Tidak lama kemudian.

Nathan kembali menuju kamar nya setelah berhasil menidurkan Jordan. Ia terlihat sangat bangga ketika melakukan nya seorang diri. Tidak lupa juga ia membawa ponsel milik Hera karena besok ia akan mengganti nya.

"Hera, aku kembali." ujar Nathan seraya menatap Hera. Ia masih terlihat sangat lelah.

"Baiklah, selamat tidur. Besok kita akan melakukan pertempuran lagi." ujar Nathan seraya mencium kening Hera. Ia lalu mencoba untuk tertidur dan bermimpi indah.

***

Hera terbangun setelah merasakan sesuatu yang tengah memeluk nya.

Tangan Nathan.

Ya, saat ini ia berada di dalam dekapan pria tersebut.

Hera lantas mencoba untuk melepaskan dirinya. Sedikit sulit memang, tetapi ia berhasil.

"Mengapa aku bisa berada di dalam dekapan nya?" gumam Hera.

Ia teringat sesuatu. Seketika Hera menatap ke arah tubuh nya yang masih terbalut oleh selimut tebal milik Nathan.

Nanny oh Nanny ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang