Chapter 10

53.2K 2.3K 17
                                    

"Nath, kau akan pergi kemana? Dan siapa yang menghubungi ku tadi?" tanya Hera ketika melihat Nathan yang tengah memakai jaket kulit nya.

"Tetaplah disini bersama Jordan. Aku akan segera kembali." jawab Nathan singkat. Ia lalu berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

Hera yang tengah memeluk Jordan seraya duduk, membuatnya bingung dengan jawaban yang telah dilontarkan oleh Nathan. "Em, baiklah. Tapi-"

Nathan telah berlalu sebelum ia menyelesaikan perkataan nya. Seketika Hera menghela napas panjang.

"Baiklah, mungkin kita harus mengisi perut masing-masing. Ini sudah pukul 10." ujar Hera seraya tersenyum kepada Jordan.

Jordan lantas tersenyum. Seperti nya ia sangat mengerti dengan perkataan yang dilontarkan oleh Hera.

***

Nathan memasuki sebuah cafetaria yang ia janjikan tadi. Ketika memasuki cafetaria tersebut, banyak mata memandang yang tertuju kepadanya. Terutama kaum wanita. Mereka terlihat memuja ketampanan Nathan.

"Brandon?" tanya Nathan ketika berhenti di sebuah meja yang telah ditempati oleh seorang pria muda.

Pria yang bernama Brandon tersebut mengangguk. "Ah, iya. Silahkan duduk."

Nathan lantas segera duduk. Ia lalu memandang Brandon sinis. Ya, itu dikarenakan Brandon terlihat seperti bocah ingusan. Selain itu, dengan menggunakan kemeja ala karyawan kantor, membuat Nathan seketika mengukir seulas senyum penuh kemenangan.

"Siapa kau?" tanya Nathan.

Brandon lantas tersenyum. "Aku Brandon, kekasih Hera. Kami telah menjalin hubungan ini saat di bangku SMA dan sampai sekarang."

"Sungguh? Tetapi Hera mengatakan bahwa ia tidak memiliki kekasih." ujar Nathan.

"Ia berbohong. Lagi pula Hera sangat mencintaiku." jawab Brandon seraya tersenyum penuh kemenangan.

Nathan membiarkan Brandon untuk menyombongkan dirinya sesaat. Nathan melihat nametag perusahaan yang tengah digunakan oleh Brandon. Seketika ia kembali tersenyum sinis.

"Dan sekarang aku sudah mulai bekerja sebagai seorang sales di suatu perusahaan." ujar Brandon kembali.

Nathan menghela napas sejenak. Ia sudah tidak sabar lagi untuk membalas semua nya.

"Lalu, siapa kau? Mengapa kau yang menerima panggilan ku?" tanya Brandon menyelidik.

"Aku Nathan Xander Clavinsky, pemilik perusahaan Clavinsky Company Jakarta, Inggris, dan California. Selain itu aku juga mempunyai banyak perusahaan diluar itu. Dan yang lebih penting, aku adalah calon suami dari Hera." jawab Nathan santai.

Brandon lantas tertawa. "Aku tidak menyangka bahwa di Jakarta ini masih terdapat pria yang suka berbohong mengenai pekerjaan nya sendiri. Memang apa guna nya?"

Mendengar hal tersebut lantas membuat Nathan geram, tetapi ia berhasil memendam nya.

Nathan lalu memanggil seorang pelayan di cafetaria tersebut.

"Panggilkan manager mu sekarang." ujar Nathan.

"B-baik, Tuan Clavinsky." jawab sang pelayan gugup.

Seketika Brandon terdiam.

"Mengapa pelayan tersebut sangat gugup? Dan mengapa ia mengetahui nama belakang pria ini?" gumam Brandon dalam hati.

Tidak lama kemudian, seorang pria muda duduk di samping Nathan. Ia adalah seorang manager dari cafetaria tersebut.

"Maaf Tuan Clavinsky, apakah pelayanan kami kurang memuaskan? Jika iya, maafkan hal tersebut." ujar sang manager secara tiba-tiba.

"Mengapa kau sangat takut dengan pria ini?" tanya Brandon seraya menunjuk ke arah Nathan.

Nanny oh Nanny ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang