Nathan memilih untuk menginap di penthouse milik nya. Entah mengapa ia merasa sangat kesal dengan perkataan Hera.
"Apa yang telah ia pikirkan tentang ucapan nya tadi?" gumam Nathan.
Ia lalu membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur. Rasanya sangat lelah setelah melakukan peperangan singkat dengan Hera tadi. Seketika ia pun tersenyum kecil.
"Mungkin aku tidak akan bisa memendam amarah terlalu lama dengan nya." gumam Nathan.
Bersamaan dengan itu, ponsel nya pun berdering. Nathan lantas berdecak kesal.
"Siapa yang telah mengganggu waktuku?" gumam Nathan seraya membaca nama si pemanggil.
Doris.
"Ya, halo."
"Dimana kau?"
"Bukan urusanmu. Ada apa?"
"Ish, aku berhak mengetahui nya."
"Jelaskan ada apa?"
"Baiklah, aku hanya ingin menyampaikan bahwa pertemuan antara keluarga mempelai wanita akan kita undur."
"Oh, bagus kalau begitu. Sekalian saja mereka membatalkan nya."
"Nathan, tetapi ini sangat penting untukmu dan juga Jordan."
"Akan lebih penting jika kau tidak mencampuri urusan pribadiku. Dan jangan harap aku akan datang ke acara sialan itu."
Panggilan pun terputus ketika Doris ingin menjawab nya. Nathan lalu melempar ponsel nya secara asal.
"Lagipula aku sudah mempunyai Hera, wanita yang memiliki kecantikan bak dewi yunani." ujar Nathan. Ia lalu memejamkan kedua matanya, mencoba untuk melupakan kekesalan nya terhadap Doris dan mencoba untuk memimpikan Hera.
***
"Kau akan selalu aman bersamaku." ujar Hera seraya berjalan pergi dengan membawa dua tas sekaligus menggendong Jordan.
Sang bodyguard yang tengah bertugas seketika menghampiri Hera. "Maaf, kau mau kemana? Dan mengapa Jordan bisa ada bersamamu?"
"Aku hanya ingin pergi menemui Nathan. Ia telah menghubungiku agar segera menginap di vila nya." jawab Hera asal. Yang ia tahu bahwa Nathan memiliki sebuh vila. Semua itu ia lihat dari dalam sebuah buku yang berada di dalam kamar Jordan.
Sang bodyguard mengangguk. "Baiklah, apakah kau memerlukan seorang supir?"
Hera menggeleng. "Tidak perlu. Nathan telah memesankanku sebuah taksi." Nyatanya, Hera lah yang memesan taksi tersebut melalui sebuah aplikasi.
"Tidak seperti biasanya tuan memesan sebuah taksi. Tetapi tidak masalah." jawab sang bodyguard.
Hera mengangguk. Ia lalu berjalan menuju ke arah gerbang secara cepat.
Setelah sampai di dalam taksi pesanan nya, Hera lantas memberikan alamat apartemen nya kepada sang supir.
"Akhirnya, kita berhasil." ujar Hera seraya tersenyum.
Ia akan kembali ke apartemen. Hera tidak peduli jika ia dikatakan sebagai seorang penculik.
Jika Hera pergi meninggalkan rumah megah itu, maka Jordan hanya tinggal seorang diri saja disana. Ia tidak tahu apakah pria mesum itu akan pulang atau bermalam di suatu tempat. Maka dari itu, Hera memilih untuk membawa Jordan menuju ke apartemen nya.
"Bagaimana jika papa datang secara tiba-tiba besok?" ujar Hera pelan.
Ia sangat lupa akan hal tersebut.
"Akan kupikirkan setelah kita sampai di apartemen." ujar Hera kemudian. Untung saja Jordan tengah tertidur.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny oh Nanny ✔
Romance"Tidak ada seorang pun yang boleh menyentuh atau memilikimu selain diriku," bisik Nathan. "T-tidak. Aku hanya seorang pengasuh saja disini," jawab Hera gugup. "Sssttt, diam dan nikmati saja," ujar Nathan lalu mencium Hera kembali.