Chapter 19

60.1K 1.9K 36
                                    

Senyum bahagia terlihat dari bibir Nathan dan Hera. Para undangan pun memberikan tepukan tangan yang mengisyaratkan sebagai tanda kebahagiaan pernikahan mereka. Keduanya pun mengucapkan janji setia untuk sehidup semati.

"Aku, Nathan, membawa Anda, Hera, untuk menjadi istri saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormati Anda sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita," kata Nathan.

"Saya, Hera, membawa Anda, Nathan, menjadi suami saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormati Anda sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita, " jawab Hera lalu tersenyum ke arah Nathan.

Setelah itu, Nathan pun mencium Hera lalu dimeriahkan oleh tepukan tangan dari para tamu undangan.

"Aku mencintaimu, nanny." bisik Nathan setelah tautan mereka berakhir.

Hera lantas tersenyum. "Aku mencintaimu, tuan mesum."

***

Setelah acara pernikahan selesai, selanjutnya diadakan pesta besar-besaran oleh Nathan. Namun, dirinya dan juga Hera mendahului pergi dari pesta tersebut.

"Apa tidak sebaiknya kita mengikuti pesta sampai selesai? Lagi pula ini masih pukul 7 malam." tanya Hera.

Nathan menggeleng. "Kau harus beristirahat."

Mereka lalu berjalan menuju ke sebuah lift. Ya, acara pernikahan mereka diselenggarakan di sebuah hotel berbintang lima milik Nathan. Para kerabat sekaligus mereka berdua memilih untuk menginap di hotel tersebut selama dua hari lamanya.

"Sial." umpat Nathan ketika tahu bahwa mereka akan memasuki lift bersama dengan beberapa orang lainnya.

Pintu lift pun terbuka. Nathan dan juga Hera memilih untuk menunggu di baris bagian belakang.

Nathan terlihat memikirkan sesuatu, seketika ia pun berjongkok untuk membenahi tali sepatu miliknya.

Beberapa orang meliriknya, namun setelah itu mereka kembali terfokus ke arah depan. Hera pun juga demikian.

Nathan tidak benar-benar membenahi tali sepatu nya, tetapi itu hanya tipu muslihat belaka saja. Ia pun melirik Hera yang tengah terfokus menunggu pintu lift terbuka.

Tiba-tiba saja, Nathan memulai aksi nya. Ia lantas menggerayangi kaki kanan Hera secara perlahan. Merasakan hal tersebut lantas membuat Hera terkejut.

Nathan lantas berdiri setelah jari nya berhasil menembus bagian dalam dari gaun pengantin tersebut. Kebetulan sekali, gaun yang tengah digunakan oleh Hera sangatlah simple namun tetap elegan.

Hera menahan desahan nya ketika kedua jari Nathan memasuki daerah kewanitaan nya.

Nathan terlihat tersenyum ketika melihat ekspresi dari sang istri. Ia lalu menggerakkan kedua jarinya secara perlahan.

"Mmmpppphhh.." desah Hera seraya menggigit bibir bawah nya.

Nathan mulai mempercepat gerakan jari nya di bawah sana. Ia pun tersenyum senang ketika melihat Hera yang tidak bisa berteriak karena merasakan nikmat tersebut.

"Berteriaklah jika kau menginginkan nya." bisik Nathan.

Hera lantas menarik jas yang tengah digunakan oleh Nathan saat ini. Ia mencoba untuk menyalurkan teriakan nya dengan menarik jas tersebut.

Ting!

Pintu lift pun terbuka. Semua orang yang berada di barisan bagian depan memilih untuk berjalan keluar dari dalam lift. Lain hal nya dengan Nathan, ia lantas memencet tombol pintu lift untuk segera tertutup. Kebetulan sekali kamar mereka bukan berada di lantai 10, melainkan di lantai 20. Itu berarti 10 lantas lagi.

"Ahhhhhhh...." desah Hera tidak tertahankan.

"Mengapa kau tidak berteriak sejak tadi, hm?" tanya Nathan seraya tetap memercepat gerakan jari nya.

"Nathhhh...Ahhhhh...Beerrrr...Aahhh...Henti..." ucap Hera seraya menahan rasa nikmat tersebut.

"Enam lantai lagi. Dan setelah itu kau akan mendapatkan puncak nya." jawab Nathan.

Hera memejamkan kedua matanya. Tangan nya tetap menarik jas yang tengah digunakan oleh Nathan.

Lima.

Enam.

Tujuh.

Delapan.

Sembilan.

Dan ting!

Sepuluh.

Hera mendapatkan puncak nya. Nathan lantas mengaduk-aduk jarinya di dalam sana. Seketika ia pun tersenyum.

"Nikmati puncakmu, sayang. Kau tidak perlu khawatir karena lantai ini khusus, hanya milik kita." ujar Nathan seraya menarik kedua jarinya secara perlahan.

Hera lantas mencoba untuk mengatur napas nya. Ia merasa terdapat banyak cairan kewanitaan di bawah sana. Saat membuka kedua matanya, ia melihat Nathan yang tengah menjilati kedua jarinya dari sisa-sisa cairan milik nya tadi.

"Kau sangat manis." ujar Nathan seraya tersenyum.

Hera memutar kedua matanya. "Kau sangat mesum."

"Tentu saja. Dan kau pun menyukainya." jawab Nathan.

"Tidak." ujar Hera.

Nathan menaikkan sebelah alisnya. "Lalu, mengapa kau tidak menolaknya ketika aku memasukkan kedua jariku ke dalam-"

"Cukup." potong Hera. Ia lalu berjalan lebih dulu.

Nathan lantas tertawa. "Kau berjalan lebih dulu? Baiklah, cari saja kamar kita sampai dapat."

Hera lantas memberhentikan langkah nya. Ia lalu menatap Nathan tajam. "NATHANNNNNN!!!!"

"Sssstt, tidak usah meneriakkan namaku disini. Lebih baik kita segera pergi ke kamar. Kau bisa meneriakkan namaku sepuasnya di dalam." jawab Nathan seraya menggendong Hera ala pengantin baru. Gaya yang sangat cocok untuk mereka berdua.

SELESAI.

***

Selesai 😋😋😍😍

Ditunggu ekstra part nya ya 😋

Jangan lupa, tinggalkan jejak kalian 😘😘

Nanny oh Nanny ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang