Part 24. Jaga Dia Baik-Baik
Jangan khawatir, dia bukan tanggung jawab lo lagi
---🖤🖤🖤---
"Kamu ngerjain aku, ya?" Someone memicingkan matanya.
Auxi menoleh cepat. "Sembarangan aja, kaki gue kan diperban." Ia menunduk sambil memajukan bibirnya, menunjuk kaki kirinya yang diperban.
Someone memapah Auxi sejak turun dari mobil. Ya, mereka benar-benar datang ke sekolah.
Saat mereka hendak naik anak tangga pertama, tiba-tiba ada beberapa anak berlarian turun dari lantai dua. Auxi memiliki firasat buruk, bahkan ia sudah menyiapkan jiwa dan raganya untuk kemungkinan terburuk.
Dan benar saja, salah satu dari mereka menabrak bahu Someone.
Auxi hanya bisa pasrah, sangat pasrah.
"Huaa!" Someone memekik tertahan. Ia memejamkan matanya kuat-kuat.
Dan..
Mereka berdua terjatuh bersama.
Perlahan Someone membuka matanya.
Ia terjatuh dengan posisi Auxi memeluknya, sehingga kepalanya berada di dada Auxi. Dan tangan kirinya tertindih kepala Auxi.
"Kayaknya abis ini, nggak cuma kaki gue aja yang diperban," ucap Auxi sambil menahan sakit di punggungnya yang terhantuk sangat keras.
Someone cepat-cepat membantu Auxi berdiri lagi. "Aduh... lagian aneh-aneh aja deh mereka, masa kejar-kejaran di tangga. Kan bahaya. Untung kita masih di tangga pertama."
"Punggung kamu nggak pa-pa kan?" Someone mengusap pelan punggung Auxi.
"Ancur satu kayaknya."
"Kita pulang aja, ya? Atau ke dokter lagi?" Auxi tidak menyangka respon Someone akan seperti ini.
"Udah, lanjut aja. Gue cuma bercanda lagi." Auxi tertawa.
Someone memukul pelan punggung Auxi sebagai bentuk rasa kesal karena telah dikerjai.
Namun ia tetap membantu Auxi berjalan menaiki setiap anak tangga.
Auxi tertawa. "Some, dulu gue kira lo bakal susah diajak ngobrol. Soalnya, muka lo keliatan pendiem gitu. Eh ternyata... bawel banget."
Someone mendengus. "Dasar!"
"Eh, kalian? Gue kira kalian nggak masuk." Kebetulan Hana baru dari toilet dan akan menuju ke kelas.
"Kamu abis nangis?" tembak Someone langsung.
"Ng-nggak, ini tadi gue abis cuci muka, terus sabunnya kena mata. Jadi gini deh." Hana menunjukkan cengirannya.
Someone hanya ber o ria sebagai jawaban.
Sedangkan Auxi hanya diam sedari tadi.
"Xi? Kaki lo kenapa?" Hana menunjuk kaki Auxi yang diperban.
"Gue nggak sengaja nginjek beling."
Ekspresi Hana berubah khawatir.
"Kok bisa?"
"Kemarin gue nggak sengaja jatuhin kacanya Someone, waktu gue mau bersihin malah keinjek serpihan kacanya."
"Tapi nggak pa-pa kan?"
Inilah salah satu alasan mengapa Auxi menyukai Hana. Ia selalu baik dan perhatian dengan semua orang terdekatnya.
"Nggak pa-pa, santuy." Auxi tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Completed]
Teen Fiction#1 in Someone for a month Cerita ini bukan tentang si ceria yang mencintai si dingin. Cerita ini juga bukan tentang seseorang yang akhirnya menikah dengan seorang CEO kaya raya. Aku yakin beberapa dari kalian pasti pernah mengalami setidaknya satu...