Part 26. Penolakan
Kamu bukan bagian dari kami
---🖤🖤🖤---
"Auxi, nanti biar Pak Setyo yang bawa mobilnya, ya," ucap Lia sambil membawa air hangat yang telah dibuatnya ke sofa, tempat Auxi duduk.
Auxi menerima segelas air hangat yang dibawa Lia. "Nggak usah, Ma. Biar aku aja yang bawa."
"Yakin? Nggak capek nyetir terus?" Lia mengusap kepala Auxi dengan penuh kasih sayang.
Auxi tersenyum lalu menggeleng. "Nggak kok, Ma. Yuk kita berangkat sekarang, takutnya nanti hujan deres lagi."
Auxi yang tidak sengaja melihat Someone keluar dari kamar mandi langsung bertanya,
"Some, kita berangkat sekarang, ya?"
Someone mengangguk. "Ayo."
"Oh iya, Mama ambil tas dulu, ya."
Setelah itu Lia setengah berlari masuk ke kamarnya yang berada di lantai dasar.
"Gue jamin lo bakalan seneng waktu ketemu opa. Opa orangnya baik banget, ya walaupun kata mama dulunya opa itu keras kepala tapi sekarang dia udah berubah, kok," jelas Auxi sambil meletakkan gelas kosong tadi di wastafel pencuci piring, sedangkan Someone mengekor di belakangnya.
Someone sedikit memiringkan kepalanya. "Kalau oma?"
"Kalau kata tante Felisha, mama itu cetakannya oma. Sifat sama wajahnya hampir sama kayak oma waktu muda dulu."
"Andai aja keluarga aku bisa ikut kumpul juga. Pasti lebih seru." Someone menghela nafas berat.
Auxi tersenyum menenangkan. "Tenang aja, pasti ada waktunya nanti. Gue yakin kalo suatu ketika nanti kita sekeluarga besar bisa kumpul bareng, entah cuma sekedar pertemuan biasa atau mungkin liburan bareng."
Someone tersenyum lebar, Auxi selalu saja bisa menghibur hatinya. Ia merasa bahwa Auxi dan Hana memiliki kesamaan. Sama-sama bisa melihat sesuatu dari sisi yang berbeda.
Ah, ngomong-ngomong tentang Hana. Sebenarnya ia masih ragu, apakah Hana adalah perempuan yang dimaksud oleh Jevon?
"Auxi, Mama kira kamu udah di depan tadi." Lia melipat tangan di depan dada, pura-pura marah.
Auxi menunjukkan cengirannya sambil membentuk simbol peace dengan jari tengah dan telunjuknya.
"Ayo kita berangkat sekarang. Felish udah di sana. Sama Laura-Linda juga."
Setelah itu mereka pergi meninggalkan rumah.
*
Jarak yang ditempuh dari rumah Lia ke kediaman Josh-kakek Auxi cukup jauh. Sehingga menghabiskan waktu kurang lebih satu setengah jam lamanya apalagi mereka tadi sempat terjebak macet.
Namun perjalanan yang cukup jauh itu mereka habiskan dengan bernyanyi bersama di dalam mobil.
Prokk
Prokk
"Astaga! Kenapa Tante baru tau kalo kamu punya suara seindah itu?"
Entah sudah ke sekian kalinya Lia mengatakan itu. Ia tidak pernah absen untuk melontarkan pujian pada keponakannya itu setiap pergantian lagu di radio.
"Suara aku juga indah kan, Ma?"
Auxi menaik-turunkan alisnya sambil melihat spion, menatap Lia yang duduk di jok bagian tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Completed]
Teen Fiction#1 in Someone for a month Cerita ini bukan tentang si ceria yang mencintai si dingin. Cerita ini juga bukan tentang seseorang yang akhirnya menikah dengan seorang CEO kaya raya. Aku yakin beberapa dari kalian pasti pernah mengalami setidaknya satu...