Happy Without Me

46 3 8
                                    

Part 39. Happy Without Me

There's nothing left to say

---🖤🖤🖤---

Saat ini Auxi sedang dalam perjalanan pulang.

Ya, Auxi cukup tahu diri bahwa dengan kondisinya saat ini ia tidak mungkin bisa membantu mereka. Yang ada ia malah jadi penghambat.

Drrtt drrt drttt

Auxi mengambil ponselnya dari saku celana. Kemudian ia melihat ID caller yang terpampang di layar ponselnya.

"Hana?" gumam Auxi.

Ia menggeser tombol hijaunya ke atas.

"Iya Han?"

"Tante Lia, Xi."

Auxi menegakkan tubuhnya, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. "Mama? Kenapa mama?"

"Tante Lia ada di rumah sakit sekarang. Rumah lo diserang tadi."

Deg

Kali ini jantungnya terasa berhenti sepersekian detik sampai kemudian pertanyaan ini muncul di kepalanya.

"Tapi mama- masih hidup kan?"

"Iya. Lo langsung ke Rich Hospital aja."

"Thanks Han."

Klik

Auxi mematikan sambungan telponnya.

"Pak, kita ke Rich Hospital sekarang."

"Baik."

Auxi menghela nafas berat, air matanya mengalir begitu saja.

Apa lagi ini?

*

Sedangkan di sisi lain Someone dan keluarganya masih sedang sibuk menyerang para musuh.

Kini Will yakin seratus persen bahwa selain Felisha, Gilbert adalah dalang dibalik ini semua.

"Anna, cari Jevon sekarang. Biar kami yang menangani ini," ucap Will sambil menghajar pria berpakaian hitam yang hampir saja menembak Someone.

Someone mengangguk lalu segera berlari dari sana.

Ia segera berlari menaiki tangga, menuju ke salah satu ruangan, yang sesuai dengan koordinat yang telah diberikan Leo.

Brakk

Someone menendang pintu itu.

Ia dapat melihat Jevon yang sedang diikat di sebuah kursi di pojok ruangan, dengan posisi tangan dan kaki yang juga diikat serta mulutnya yang disumpal dengan kain.

Someone segera berlari menghampiri Jevon.

"Hmphh." Jevon menggeleng cepat. Ingin mengatakan bahwa ada jebakan di depan pintu.

Duarrr

Terlambat. Someone sudah terlanjur menyenggol kabel yang ternyata sudah dipasang sebagai jerat.

Someone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang