Part 22. This is Real
Nightmare
---🖤🖤🖤---
"Will, jawab aku!" teriak Someone kesal bercampur marah karena Will tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Sebaiknya kita bicarakan ini besok saja. Selesaikan urusanmu lalu kembalilah ke apartemenmu Mr. Jovanno." Will berjalan melewati mereka begitu saja, seakan-akan tidak terjadi apa-apa di beberapa menit tadi.
"Will, tell me. What do you mean?" Someone meraih pergelangan tangan Will.
"Not now, An." jawab Will tegas.
Jevon mendekati Someone lalu membisikkan sesuatu ke telinganya.
"Oke. Besok, Will. Aku pengen denger alasan kamu yang sebenernya."
Tanpa mengucapkan sepatah katapun Will berjalan keluar dari rumah.
"Dulu dia support hubungan kita banget. Kenapa sekarang kita disuruh putus?" keluh Someone, bahkan air matanya hampir keluar.
Jevon memeluk Someone yang kemudian dibalas oleh Someone juga. Mereka ingin saling memberi dukungan.
"Please, jangan nangis. Oke?" Jevon mengusap lembut punggung Someone selama beberapa kali.
"Aku nggak mau kita putus." Someone menggeleng keras di pelukan Jevon.
"Aku juga, aku sayang banget sama kamu." Jevon mengusap lembut kepala Someone.
Air mata Someone mengalir semakin deras. Ia mulai membayangkan Will yang melakukan seribu satu macam cara untuk memisahkannya dengan Jevon.
"Mungkin aku udah bikin.. kesalahan?"
Jevon mengucapkan ketidakyakinannya dengan menerka-nerka, kira-kira kesalahan apa yang sudah ia lakukan?
"Kesalahan? Kesalahan apa?" tanya Someone bingung.
Someone ikut berpikir.
Apa gara-gara ciuman?!
Tanpa mereka sadari, mereka memiliki satu pemikiran yang sama.
Tante Felisha ngadu? Serius?
Lagi-lagi mereka sepemikiran.
Mereka berdua saling mengurai pelukan.
"Udah, jangan dipikirin lagi. Kita tunggu penjelasan Will besok, oke?" Jevon berusaha menenangkan Someone agar tidak terlalu memikirkan hal ini.
Someone tersenyum sambil mengangguk setuju.
Jevon berani bersumpah, jika sampai ini semua adalah ulah Felisha. Maka seumur hidup ia akan menge-cap keluarga Felisha sebagai tukang adu dan bermulut besar.
Bagaimanapun juga kejadian ciuman tadi bukan hal yang disengaja, hal itu terjadi juga karena anaknya. Bagaimana bisa dia mengadukan kejadian itu pada Will?
Jevon menghela nafas panjang.
*
Sampai seminggu setelah kejadian itu, semua berjalan dengan baik. Will tidak membahas apapun setelah kejadian itu padahal ia berkata akan menjelaskan semuanya keesokan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone [Completed]
Genç Kurgu#1 in Someone for a month Cerita ini bukan tentang si ceria yang mencintai si dingin. Cerita ini juga bukan tentang seseorang yang akhirnya menikah dengan seorang CEO kaya raya. Aku yakin beberapa dari kalian pasti pernah mengalami setidaknya satu...