Stay Alive

151 8 1
                                    

Part 9. Stay Alive.

Jangan langsung nge- judge seseorang sebelum kita tau yang sebenarnya. Setiap perbuatan yang dilakukan sama seseorang pasti ada sebab dan alasannya

---🖤🖤🖤---

Beberapa menit kemudian mobil ambulan datang, para medis segera memasukkan Jevon ke dalam ambulan lalu memberikannya pertolongan pertama.

Someone yang cuma melihat saja sudah ngeri sendiri, apalagi kalau ia disuruh untuk memposisikan diri menjadi para medis tersebut atau bahkan memposisikan diri sebagai Jevon.

Lalu ia memandangi tangannya yang kini penuh dengan darah Jevon.

Someone masih menangis, ia terlalu takut jika Jevon akan kehabisan darah lalu meninggal dunia.

Sesampainya di rumah sakit, Jevon langsung dibawa ke ruang operasi. Someone ingin sekali untuk masuk ke dalam, namun ia tahu bahwa sekalipun ia menangis darah pihak rumah sakit tidak akan memperbolehkannya masuk ke ruang operasi.

Beberapa orang yang berlalu lalang melihatnya dengan tatapan takut, bahkan ketika ada anak kecil yang tidak sengaja menabraknya pun langsung berteriak histeris.

Akhirnya, agar ia tidak membuat orang lain takut padanya. Ia memilih untuk pergi ke toilet agar bisa membasuh tangannya yang penuh dengan darah Jevon.

Ketika Someone mematut dirinya di depan cermin, ia langsung membelalakkan matanya. Ternyata rambut panjangnya yang diurai sangat berantakan serta terdapat bercak-bercak darah di pipinya, telapak tangan dan punggung tangannya penuh dengan darah. Mungkin karena sedari tadi ketika dalam perjalanan menuju ke rumah sakit ia meremas-remas tangannya sendiri.

Pantesan aja semua pada takut sama aku.

Someone menghela nafas panjang lalu mulai membersihkan tangan dan wajahnya

Setelah itu ia menuju ke meja resepsionis rumah sakit untuk meminjam telpon, karena ponselnya berada di dalam tas ransel sekolahnya. Sedangkan tas ranselnya tertinggal di kafe.

"Sus, bisa pinjam teleponnya sebentar? Saya mau kasih kabar keluarga saya."

"Bisa mbak, silahkan." Suster tersebut mempersilahkan Someone untuk menggunakan telepon rumah sakit tersebut

Someone mendial beberapa dijit angka.

"Halo? Siapa?"

"Auxi? Ini aku Someone. Kamu ke National Hospital sekarang juga ya. Jevon lagi dioperasi."

"Ha?! Jevon dioperasi? Yaudah oke-oke tunggu gue disana. Lo yang tenang ya."

"Cepetan, Xi."

"Iya, lo duduk aja di ruang tunggu. Berdoa buat Jevon."

Setelah itu Auxi memutuskan panggilan secara sepihak.

"Terimakasih, Sus."

Suster tersebut mengangguk sambil tersenyum sebagai jawaban.

Someone menuruti perkataan Auxi untuk duduk tenang sambil berdoa dalam hati semoga Jevon baik-baik saja disana.

Someone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang