"Seo Hajin-ssi."
Perempuan yang disebut Seo Hajin itu memutar bola matanya. Sungguh, ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun hari ini. Dengan malas Hajin menoleh, mendapati seorang perempuan bersetelan kerja formal yang kini berdiri dalam jarak dua meter saja dari tempatnya.
"Kang Jieun-ssi."
Hajin balas menyapa, mencoba tersenyum walaupun ia tahu kalau senyumannya itu amat dipaksakan. Perempuan dengan blazer abu-abu itu mendekat, jarinya silih bertautan karena gugup. Ia sempat tertunduk sebelum akhirnya memberanikan diri untuk menatap wajah perempuan yang lebih tinggi beberapa sentimeter dari dirinya.
"Bisa berbicara diluar sebentar?" Hajin melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, ia terlihat berpikir sebelum menolak tawaran itu dengan halus.
"Maaf tapi jam istirahatku sudah habis. Bisa bicara disini saja?" Jieun mengangguk menyetujui. Keduanya berjalan ke tempat yang agak sepi, berbicara ditengah lorong yang banyak dilalui orang tentu bukan pilihan yang bagus. Suasana mendadak canggung, apalagi ketika perempuan yang sudah beberapa kali ditemuinya sedang bercumbu dengan mantan suaminya itu membuka pembicaraan.
"Lee Woozi ... masih mencintaimu." Katanya, matanya berkaca-kaca. Ada ketidak relaan dalam setiap kata yang dia ucapkan. "Tapi aku tidak bisa membiarkan Woozi kembali kepadamu. Dia telah menghancurkanku, kalau kau mau tahu, aku telah menggugurkan dua janin selama berhubungan dengan dirinya."
Hajin tidak lagi terkejut dengan pernyataan itu. Raut wajahnya terhitung datar walaupun ia tidak memungkiri kalau sesuatu dibalik rongga dadanya terasa sakit dan perih di waktu yang bersamaan. "Tolong jangan khawatirkan apapun soal Woozi, aku tidak akan pernah kembali kepadanya. Lagipula, aku sudah memiliki calon suami baru. Lee Woozi bisa kau ambil kalau mau." Dia bekasku omong-omong, tambahnya walau tidak terucapkan.
"Aku mohon, jangan terima dia kembali meskipun dia meminta kepadamu. Aku mencintainya, aku tidak mau kehilangannya." Sedetik kemudian perempuan itu menangis, terlihat jelas kalau Jieun benar-benar mencintai Woozi lebih dari apa yang dia bisa.
Hajin menyentuh bahu Jieun, "Kalau kau mencintai Woozi, jangan biarkan dia terus menerus mengganggu hidupku. Karena aku tidak bisa menjamin apakah Woozi akan tetap baik-baik saja atau justru sebaliknya apabila dia terus mengusik hidupku."
Perempuan itu menjeda kalimatnya, tepatnya saat Kang Jieun menghentikan tangisannya sambil menatap wajahnya dengan bingung. "Calon suamiku ... tidak akan tinggal diam apabila Woozi masih berani mengganggu diriku. Kau tahu Presdir Jeon dari WJ Grup kan?"
Perempuan didepannya mengangguk pelan, ada raut tidak percaya dalam mata sipitnya yang diberi riasan itu. "Nah, dia adalah kekasihku. Kau tidak usah takut, jelas-jelas aku akan lebih memilih Wonwoo daripada lelaki sialan itu." Setelah menepuk bahu Jieun dua kali, Seo Hajin pergi begitu saja dari sana tanpa permisi. Ada senyuman puas yang kini terukir di bibirnya, entah kenapa ia merasa sangat bangga karena telah mengenalkan nama laki-laki paling berpengaruh di dunia bisnis itu sebagai calon suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F R O S T [JWW]
Fanfiction[O N H O L D] [A Sequel of G R E Y] ✡️Cerita ini bisa dibaca dengan atau tanpa membaca cerita sebelumnya✡️ 'They are a frost under the grey sky' Start : 18 Nov, 2018.