15. I'm Yours

5.5K 589 474
                                    

"Ariana, this is your new brother, Sean Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ariana, this is your new brother, Sean Kim."

Sosok didalam layar laptop itu menyorotkan kameranya pada sebuah Inkubator yang ditempati oleh seorang bayi kecil berjenis kelamin laki-laki. Kim Jiwon bersorak, wajahnya mendekat kearah laptop sehingga kini yang terlihat oleh Kim Mingyu hanyalah lubang hidungnya yang merekah.

"HALO SEAN, THIS IS ME, ARIANA!" Teriaknya dengan kencang, memaksa Jeon Wonwoo menarik tubuh kecil itu untuk menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HALO SEAN, THIS IS ME, ARIANA!" Teriaknya dengan kencang, memaksa Jeon Wonwoo menarik tubuh kecil itu untuk menjauh. Ia ingin melihat bayi kedua Jungyeon, dan harus Wonwoo akui kalau Kim Jiwon seratus kali lebih baik karena berasal dari bibit unggul sepertinya.

"Mingyu, anak ini benar-benar luar biasa. Aku selalu kewalahan saat mengurusnya." Kata Wonwoo, sedikit curhat untuk mengutarakan betapa aktifnya seorang Kim Jiwon. "Semoga anak keduamu tidak seperti Jiwon. Aku heran, tidak ada satu pun gen dariku yang menurun kepadanya."

Kim Mingyu tertawa, laki-laki dengan baju operasi itu tampak menjauh dari ruang khusus bayi. Kabarnya, Han Jungyeon melahirkan secara caesar. Tidak ada pembukaan, membuat tim dokter di Seattle sana harus melakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan sang bayi. "Kau tahu? Mungkin saja gen-ku mendominasi. Saat usianya dua bulan, aku meniduri Jungyeon. Sedikitnya dia terciprat oleh sifatku yang periang ini."

"Pelankan suaramu bodoh, jangan pernah membahas soal tidur didepan anak-anak." Desis Wonwoo yang saat itu menutup pengeras suara pada laptopnya. Tidak peduli kalau Jiwon mengkerut bingung oleh kelakuan dua ayah supernya ini. "Jungyeon mana? Dia belum keluar dari ruang operasi?" Tanya Wonwoo.

"Tunggu sebentar." Kim Mingyu berjalan menyusuri lorong terang. Kemudian ia berbelok masuk ke sebuah ruangan yang didominasi oleh warna putih susu. Laki-laki itu membalikkan kameranya, menggunakan kamera belakang untuk merekam seorang perempuan yang kini terbaring lemah diatas sebuah ranjang.

Harus Wonwoo akui, perasaan yang beberapa bulan lalu muncul saat melihat wajah cantik itu mendadak hilang entah kemana. Ia senang, namun senangnya lebih kepada seorang teman yang sedang bertemu kawan lamanya. Sesimpel itu, tidak lagi terasa seperti dua orang yang pernah terikat dalam satu hubungan asmara.

F R O S T [JWW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang