20. Gonna Lose You

10.8K 784 229
                                    

"Ahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh ... "

"Maaf."

"Sakit."

"Maafkan aku, sayang."

"Lututmu menekan tanganku, astaga."

Cepat-cepat Jeon Wonwoo menjauh. Ponselnya berbunyi sejak tadi, dan ia meletakkan benda persegi itu di nakas yang tepat berada disebelah Hajin. Mau tidak mau, ia harus mencondongkan badannya sampai-sampai secara tidak sengaja lututnya menindih punggung tangan perempuan itu.

"Siapa?"

"Park Chaewon."

"Dia siapa?"

Namanya seperti nama perempuan, dan Seo Hajin belum pernah mendengar nama itu selama ia kenal dengan Jeon Wonwoo. Perempuan itu menarik selimutnya, menutup tubuh hingga lehernya yang telanjang bulat setelah pergulatan malam tadi. Jeon Wonwoo benar-benar ganas, dia tidak mau berhenti meskipun sudah memasuki ronde ketiga— dimana Hajin nyaris pingsan karena lemas.

"Dosen pembimbing tesisku di kampus." Laki-laki itu memainkan ponselnya, membiarkan tubuhnya yang telanjang itu terlihat oleh mata Hajin. "Kenapa waktunya tidak tepat sih?" Rutuknya kesal.

"Kenapa?" Tanyanya. Jeon Wonwoo melemparkan ponselnya asal ke sisi ranjang, laki-laki itu membaringkan tubuhnya lagi disamping Hajin kemudian memeluk perempuan itu dengan erat. Wajahnya ia tenggelamkan di leher Hajin, membuat perempuan yang sekarang sedang memainkan rambut laki-laki itu merasa geli akibat deru napas Wonwoo yang menerpa kulit sekitar lehernya.

"Sidang tesisku dilakukan minggu depan." Suaranya serak, dan entah kenapa hal itu malah terdengar seksi di telinga Hajin. "Kau akan menemaniku Wisuda nanti kan? Suamimu akan bergelar master sebentar lagi."

"Kau menyombong karena aku hanya lulusan Diploma?" Wonwoo mendongak, bibirnya melengkung keatas sehingga wajahnya tampak begitu menyesal.

"Bukan begitu. Meski kau hanya lulusan Sekolah Dasar pun, aku tidak peduli. Memang aku bisa apa kalau ternyata kaulah yang menjadi takdirku?" Laki-laki ini ... ucapannya selalu manis sehingga membuat Hajin urung untuk berpura-pura kesal. Dia menggemaskan, sungguh.

"Mandi duluan, kita harus sarapan." Perintah Hajin.

"Kau dulu." Katanya, Wonwoo malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Hajin.

"Aku belum bisa bangun." Ucap Hajin, "Perbuatanmu semalam membuatku menderita, Jeon Wonwoo-ssi."

Laki-laki disebelahnya melepaskan pelukannya, dia tersenyum puas ketika dirinya baru sadar kalau sekarang tubuh Hajin penuh dengan tanda-tanda kepemilikan yang dia berikan tadi malam. "Maaf, aku terlalu kasar ya?"

"Sudah tahu malah bertanya. Sana, kau mandi duluan. Jiwon bisa mendobrak pintu kalau kita tidak keluar dalam waktu dekat." Laki-laki itu tertawa. Benar, kalau dirinya tetap berlama-lama ada disini, ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kamar ini nanti. Jiwon bisa saja menggebrak pintu hingga rubuh, dan kalau tidak salah sejak tadi Wonwoo bisa mendengar suara tawa bocah itu dari kamar sebelah.

F R O S T [JWW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang