18. When the Rain is Coming

5.3K 661 556
                                    

Jam yang tertempel di dinding menunjukkan pukul delapan malam, tiga puluh menit yang lalu Seo Hajin baru saja tiba di rumahnya setelah menghabiskan hari minggunya untuk fitting baju pengantin di salah satu butik pilihan Wonwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam yang tertempel di dinding menunjukkan pukul delapan malam, tiga puluh menit yang lalu Seo Hajin baru saja tiba di rumahnya setelah menghabiskan hari minggunya untuk fitting baju pengantin di salah satu butik pilihan Wonwoo. Hajin tidak bisa berhenti tersenyum, apalagi ayahnya menelepon dan bilang kalau kamis nanti dia akan datang ke Seoul untuk menyaksikan pernikahan kedua anak semata wayangnya.

Sayang, sang Ibu telah meninggal saat Hajin duduk di bangku SMA. Perempuan yang seharusnya genap berusia 55 tahun itu tidak bisa melihat putrinya bersanding bersama lelaki pilihannya. Meskipun begitu, kehadiran sang Ayah saja sudah sangat cukup bagi Hajin. Ayahnya memegang dua figur penting dalam hidupnya. Dia menjadi Ayah dan juga Ibu dalam waktu bersamaan bagi diri Seo Hajin.

Perutnya lapar, dan Hajin tidak memiliki stok makanan di rumahnya. Seo Haneul belum pulang, katanya ia akan menginap di kosan teman kuliahnya untuk mengerjakan skripsi yang sudah mendekati tenggat waktu. Dengan berat hati, perempuan itu harus mencari sesuatu yang kiranya bisa ia makan ke minimarket terdekat. Beruntung keadaan sekitar masih ramai, jadi Hajin tidak perlu merasa was-was dan takut akan sesuatu yang tidak diharapkan.

Hajin memilih beberapa minuman kaleng, makanan ringan, dan beberapa bungkus kimbab yang masih segar didalam pendingin. Setelah membayar barang beliannya, perempuan itu bergegas keluar dari dalam minimarket untuk segera pulang. Baru saja Hajin melangkah keluar, hujan lebih dulu turun sehingga perempuan itu terjebak di teras luar minimarket bersama beberapa orang lain yang mengalami nasib serupa dengan dirinya.

Ponselnya bergetar, membuat Hajin dengan susah payah merogoh benda persegi itu dari dalam saku jaketnya. Ia kira pesan itu berasal dari Jeon Wonwoo, namun ternyata tebakannya salah karena sekarang nama yang tertera di layar ponselnya adalah 'Lee Woozi', dokter spesialis rehabilitasi medik yang pernah menjadi suaminya.

'Lihat ke kiri.'

Hajin menoleh, mengikuti perintah yang diberikan oleh Lee Woozi melalui pesan singkat. Mata Hajin membulat, tepatnya ketika sosok laki-laki dengan hoodie hitam, masker hitam, dan sebuah payung transparan berdiri tidak jauh darinya.

"Lee Woozi-ssi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lee Woozi-ssi." Sapa Hajin, masih tidak bergerak di tempatnya karena hujan yang semakin deras. "Kau sedang apa disini?" Tanyanya.

"Hanya berkeliling, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini." Jawabnya, laki-laki itu mendekat kearah Hajin sehingga kini jarak keduanya tak lagi terhitung meter. "Kau sedang apa?"

F R O S T [JWW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang