Chapter 10: Persami.

4.8K 182 2
                                    

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh kelas sebelas sampai juga. Sudah seminggu terlewati dan Sabtu ini adalah saatnya perkemahan satu angkatan sesuai surat edaran kemarin.

Hanya kelas sebelas, karena kelas dua belas lebih fokus pada ujian sementara kelas sepuluh lebih difokuskan untuk adaptasi terhadap sekolah terlebih dahulu. Intinya, perkemahan seperti ini hanya ada waktu kelas sebelas.

Tujuan tahun ini adalah Malang, tepatnya mereka akan berkemah di Bumi Perkemahan Bedengan. Kenapa Malang?

Karena Bandung, Jogja, atau Solo sudah mainstream. Para siswa-siswi sudah muak setiap study tour pasti kesana. Maka dipilihlah kota yang suhunya adem nan sejuk itu.

Perkemahan akan diadakan selama 4 hari 3 malam, dan para murid diharuskan berkumpul di sekolah sejak jam lima pagi untuk berangkat.

Tapi Ran belum berangkat juga sekarang. Padahal dirinya sudah siap. Pakaiannya sesuai tema, bawaannya sudah lengkap, dan tentu saja dia bawa snack serta alat lukisnya.

Alasannya ada di kak Chana.

"KAK! Buruan ih udah jam lima lebih sepuluh!" Cewek itu menggedor-gedor kamar mandi yang diisi kakaknya. Tak lama pintu kamar mandi terbuka menunjukkan ekspresi kesal sang kakak yang hanya handukan asal karena diburu waktu.

"Ganggu banget lo."

"Cepetan, gue telat!" Dia menabok punggung kakaknya diiringi suara 'plak' keras yang membuat Chana mengumpat.

Setelah berdebat selama beberapa saat, mereka akhirnya sudah bergabung di jalanan dengan motor milik pria itu menyalip-nyalip kendaraan lain untuk mengejar keterlambatan. Ran rasanya akan terbang kalau tak berpegangan pada kakaknya.

"PELAN-PELAN NGAPA!"

"KATA LO CEPETAN!"

Mendengar Ran mendumal, kak Chana tak memperlambat motornya. Malah semakin dipercepat hingga adiknya hampir terjengkang.

Mereka sampai di sekolah hanya dalam 7 menit. Ran turun setelah memukul punggung kakaknya lagi yang hanya direspon cengengesan.

Pria itu menyodorkan tangannya untuk disalimi si adik, lantas memberi wejangan. "Tiati loh disana. Jangan kenapa-napa, ngerepotin. Jangan ribut ntar penghuni disana dendam." Katanya buat Ran mencibir. "Ya udah, gue duluan."

Saat kak Chana mengegas motornya dan pergi menghilang ditelan jarak, Ran berbalik masuk ke dalam sekolah.

Zahra lagi mencemil Pocky sambil mengecek ponselnya, sementara Alea menghabiskan waktu bermain bola basket bersama cowok-cowok kelas sebelah. Ran menghampiri Zahra yang langsung disambut seakan mereka belum ketemu selama lima tahun.

"Aduhhhhh, my friend, gimana kabarnya?"

"Geli, woi."

Zahra terkekeh, menyodorkan Pocky-nya menawari Ran. Cewek itu mengambil sebatang.

"Kita ke Malang naik apa, Zar?"

"Naik bis dulu, tapi bisnya belum datang. Habis itu naik kereta. Waktu di Malang naik bis lagi," jelas si cewek tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

Ran mengangguk, mencari tempat duduk yang dekat dengan mereka disusul Zahra karena malas berdiri. Mereka menemukan tempat duduk di pinggir lapangan.

Hello Lovenemy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang