Chapter 4: Let's Runaway

6.2K 214 3
                                    

Ran melongo, tak paham satupun kalimat yang baru saja keluar dari mulut orang tuanya atau orang tua Jinan. Dia cuma bolak-balik ganti menatap si pembicara selama percakapan aneh itu terjadi.

Kak Chana mengerjap-ngerjap, sementara Jinan diam dengan alis mengernyit.

Urusan orang dewasa yang bahkan Kak Chana tak paham.

Empat orang itu menatap ketiga anak mereka yang tampak speechless, dan bukannya memedulikan reaksi, mereka malah lebih butuh jawaban dua dari tiga yang duduk di sana.

"Jadi gimana? Kalian setuju?"

Jinan memiringkan kepala, menanggapi pertanyaan itu dengan tanya lain. "Apanya?"

"Yang kita omongin tadi."

"Bukan kita, tapi para sepuh." Ralat kak Chana yang membuat seluruh ruangan tergelak, kecuali Ran. Ibunya bercanda mengatakan ke kak Chana kalau bilang seperti itu adalah durhaka.

Ini situasi macam apa?

"Boleh tahu kesimpulannya aja?" Ran angkat bicara, masih mode sopan karena banyak orang tua. Ayahnya terkekeh kecil.

"Kamu ini. Karena kita bakal jadi besan, berarti kamu sama Jinan harus kenalan, kan. Setahun cukup, terus fokus sama kelas 12. Begitu lulus, baru kita rencanakan pernikahan. Gimana?"

Ran terperangah.

Ini hanya dia yang terlalu merasakan kalau seluruhnya janggal, atau semua orang disini rasanya ada cacat logika? Hendak menikahkan anak di bawah umur? Dia bisa saja langsung lapor ke Komnas HAM!

"Kalau Jinan, gimana? Setuju?"

"Nggak."

Ran menengok cepat, tak mengira jawaban tadi keluar dari mulut si pemuda bermarga Lintang. Suasana ruang tamu jadi gelap dan dingin, sementara nafas bunda-nya jadi tercekat.

"Ah, maksudnya saya nggak setuju kalau lulus SMA langsung nikah. Menurut saya mending tunangan dulu. Kalau menikah, takutnya memberatkan, karena saya masih harus kuliah juga nantinya."

Ran batal terpesona.

Kok kayaknya pemuda ini setuju banget? Bukannya Jinan menjahili dia karena nggak suka padanya? Kenapa setuju-setuju saja dan malah kelihatannya lebih waras dari Ran?

Padahal semua ini berhubungan dengan hidupnya nanti. Ran bakal jadi pasangan hidupnya. Suka-duka serta rahasia dibagi bersama.

Atau ini malah rencana next level Jinan untuk menjahilinya lebih jauh?

Ran rasanya tak terima.

Dia melompat berdiri tanpa suara, sebelum pergi dengan langkah cepat dan dihentakkan menuju kamarnya. Dengan sengaja ia membanting pintu, menguncinya dua kali sebelum merebahkan diri diatas kasur.

Si cewek menerawang menatap langit-langit.

Dia kemarin-kemarin habis melakukan apa sampai tiba-tiba semuanya jadi seperti ini? Apa dia pernah punya salah pada orang tuanya?

Tak lama, dia mendengar sedikit keributan di lantai bawah. Membuatnya sadar kalau dia harus memberontak agar para orang tua itu sadar dia tak mau.

Jinan bukan pilihan, jelas.

Apa dia harus lompat dari lantai dua lewat jendela? Atau haruskah dia mengikat semua pakaiannya dan turun kebawah menggunakan itu sebagai tali?

Pada saat itu, terdengar suara langkah yang berat diiringi hembusan nafas berat ditahan-tahan. Ran merinding, sadar betul ayahnya mendatanginya dalam keadaan menahan emosi.

Hello Lovenemy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang