Chapter 22: Crazy Seesaw

4K 181 12
                                    

Padahal hari itu baru jam lima pagi, tapi Ran sudah menampakkan wujudnya di balik pintu kamar sebelum menuruni tangga menuju ruang tengah. Dia menguap, melangkah sekaligus meregangkan tubuhnya yang kaku.

Untung saja tadi malam dia tidur cepat, jadi sesuai rencananya hari ini, dia bisa jogging. Pemudi itu melanjutkan jejaknya ke dapur, meminum segelas air sebelum pergi ke ruangan kecil tepat di sebelahnya untuk cuci muka.

"Mending makan dulu apa langsung jogging, ya?" Katanya saat keluar kamar mandi sambil mengelap wajah. Dia berpikir sebentar, mengedikkan bahu memutuskan untuk sarapan dahulu. Tapi baru saja membuka kulkas untuk memindai bahan-bahan makanan yang ada, dia mendengar suara deru motor yang familiar dari luar rumah.

Enggan mengecek, Ran biarkan saja. Mungkin dia salah dengar karena baru bangun tidur.

Tapi begitu deru motor tersebut menghilang, suara yang lebih familiar samar-samar menyapa telinga Ran bersamaan dengan pintu depan di ketuk pelan.

"Permisi,"

Tok tok tok.

Ran mengernyit, jadi menutup kulkas dan pergi keluar dapur membukakan pintu depan. Dia mengintip lewat celah sebelum membuka sepenuhnya, menemukan sosok pemuda menahan senyum membalas tatapannya.

"Ngapain kesini?"

"Selamat pagi," kata Jinan. "Kan kemaren kamu ngajak jogging di komplek rumah sini. Pasti baru bangun ya?"

Ran mengangguk, baru teringat ajakannya kemarin saat makan malam di rumah Jinan. Dia membukakan pintu lebih lebar, mempersilahkan pemuda itu masuk terlebih dahulu.

"Masuk dulu, deh. Gue mau ganti baju dulu."

Jinan mengangguk, menyusul Ran setelah melepaskan sepatu lari-nya. "Permisi," ujarnya tanpa ada balasan. "Kok sepi?"

"Masih tidur semua." Jawab Ran, melangkah menaiki tangga berniat meninggalkan Jinan di ruang tengah. Tapi tak disangka yang dimaksud malah mengekor sampai ke depan pintu kamar. "Heh?! Ngapain ikut sampe sini?"

"Oh, nggak boleh?"

"Gak boleh lah!"

Cewek itu mendorong punggung si pemuda sampai kembali ke ujung tangga, lantas langsung berlari memasuki kamar dan menguncinya bikin Jinan menoleh sambil tertawa geli. Pemuda itu menuruni tangga, akhirnya memutuskan untuk duduk di ruang tengah dengan tenang.

5 menit kemudian Ran turun lagi, mengenakan hoodie berwarna hijau zaitun serta celana training hitam.

Dia menepuk bahu Jinan yang tengah mengecek ponsel, menandakan dirinya sudah siap jogging pagi. "Cakra kemana?"

"Molor. Belum kebiasa sama perbedaan jam antara sini sama Korea kayaknya. Bakal bangun beberapa jam lagi kok,"

"Yaudah ayo,"

Jinan mengangguk, mematikan ponsel beranjak keluar rumah. Ran mengenakan sepatunya terlebih dulu, lantas beranjak membukakan pagar. Dia menarik nafas dalam layaknya model iklan sambil melihat sekitar.

Cewek itu suka dengan apa yang dia lihat pagi ini. Saat langit masih belum biru terang dan sinar matahari tidak menusuk dan menyengat. Pemandangan remeh yang banyak orang tak peduli, seperti seorang pemuda jalan-jalan dengan anjingnya, ibu-ibu beli sayur, atau  hendak jogging seperti dirinya.

Saat menyadari Jinan sudah di sampingnya, mereka mulai bergerak keluar pagar, berlari kecil dengan niatan keliling komplek.

"Lo udah sarapan belum?"

"Belum. Tapi tadi sempat makan roti," Jawab Jinan sambil menyesuaikan pace larinya dengan Ran. Lawan bicaranya berbinar mendengar itu.

"Abis ini sarapan bubur yok? Gue tau tempat yang enak."

Hello Lovenemy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang