Chapter 18: Independence Day

4K 175 4
                                    

"Tujuh belas Agustus tahun empat-lima! Itulah hari kemerdekaan kita~!"

Dino berdiri di atas salah satu meja yang ada di tengah kelas, hasduk pramuka terikat rapi di dahinya padahal ini hari Selasa, ditemani Mahesa yang ikut membawa-bawa bendera pajangan kelas berdiri di belakang Dino.

Kevin siap-sedia merekam kegilaan temannya dengan ponsel, sementara Tama tertawa-tawa bareng Jinan sembari mengerjakan poster promosi kelas mereka.

Tanggal 17 Agustus kali ini, sekolah mereka mengadakan perayaan Agustusan dalam bentuk classmeet, bazaar, serta event open school yang mempersilahkan umum ikut menikmati kegilaan sekolah ini. Per kelas diperbolehkan membuka semacam stand yang bisa membantu ekonomi kelas, atau hanya membuat kelas itu menonjol demi lomba wajib dari sekolah dalam kategori "kelas paling populer".

Meski awalnya para murid sangat tidak ikhlas hari libur mereka dipakai untuk repot-repot bikin festival ala-ala, tapi dengan sogokan mekdi dan starbucks yang disubsidi wali kelas, mereka siap menjadi remaja nasionalis.

Si ketua kelas, Ukala, berdiri di depan papan tulis dan bertepuk tangan menginterupsi keributan yang diciptakan dua cowok itu. "GUYS, GUYS, gue ulang lagi ya kalian partisipasinya dimana aja! Buat yang bagian pagi habis ini langsung stand-by, sementara yang siang bisa main-main dulu santai gak papa,"

Ukala kemudian membaca kertas dengan tulisan para murid yang berpartisipasi; menyebutkan Ran bertugas di bagian pagi membantu stand kelas yang sudah disulap layaknya kafe ala-ala, serta berpartisipasi dalam lomba gigit koin dan blind make-up.

Jinan mengangkat sebelah alis tak menyangka, mengirim sinyal lewat mata pada si cewek yang duduk beberapa meja darinya, dan saat Ran balik menengok padanya sambil tersenyum jenaka, si pemuda entah kenapa tak bisa menahan senyum.

"Kamu seriusan ikut itu?" Tanyanya setelah mengambil beberapa langkah menghampiri Ran. Si cewek mengangguk mantap.

"Iya. Kenapa?"

"Kupikir kamu nggak suka kotor-kotor kena oli?"

"Once in a while won't hurt,"

"Iya, sih."

"Jinandra, lo ikutan balap karung sama dodgeball air, ya. Dua-duanya bagian siang, jadi lo bantu-bantu sini." Ukala menegaskan, bikin Ran memiringkan kepala balas heran. Si pemuda juga membalas dengan tatapan bertanya seperti sebelumnya.

"Lo tumben mau ikut dua lomba sekaligus?"

Dia mengedikkan bahu, "Soalnya ini sekali setahun,"

Setelah poster yang dikerjakan Tama, Jinan, dan Lizi selesai, Tama dengan bangga menunjukkannya pada sekelas sebelum menyuruh sahabatnya memasang poster itu di jendela depan kelas. Setelah ditinggal oleh Jinan, Ran memutuskan mulai mengerjakan tugasnya sebagai pelayan satu hari di kafe 11 IPA 2.

Alea baru datang beberapa menit kemudian dengan kotak es di sebelah tangannya, berisi beberapa botol jus dan ade yang rencananya akan dijual untuk umum berbarengan dengan kue-kue yang dibuat oleh paguyuban ibu-ibu 2A2.

"Eh eh kudu diinget, brownies-nya murni buatan ibunda tercinta Kevino Adrian Bianwijaya only tanpa ada kontaminasi tangan ibu-ibu lain!" Kevin datang dengan kameranya, merekam diri sendiri bicara begitu pada Fajar dan Senja yang mengatur kue-kue di atas meja.

"Sok iye lu anjir!"

"Lah emang iye!" Alea menoyor cowok itu, bikin Kevin tertawa nggak jelas sebelum melanjutkan rekaman vlog-nya.

Hello Lovenemy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang