Chapter 2: Escalated Quickly

6.9K 228 14
                                    

"Ran, kamu hari ini nggak ada rencana keluar gitu?"

"Nggak ada. Kenapa, ma?"

"Nanya aja."

Si cewek yang tengah menggoreng telur buat makan siang jadi mengangkat alisnya heran.

Keluarganya ini pada kenapa?

Di hari sabtu ini, semua orang kayaknya jadi peduli banget terhadap dirinya. Padahal sebelumnya, dia lari-lari angkat jemuran pakai bokser kakaknya pun nggak ada yang menyadari.

Tadi ayahnya bertanya apa mau dibeliin baju baru, waktu ditanya katanya karena baru dapat gaji. Padahal sekarang tanggal 17, ayahnya gajian masih tanggal 25.

Terus kak Chana juga nanyain apa dia punya skincare lengkap dan apa mau luluran, waktu ditanya katanya mau nyoba. Padahal dulu dikasih Vaseline buat sikunya yang kering aja udah nolak setengah mati.

Sekarang ibunya.

Dia mencium bau-bau impostor. Hari ini semuanya suspicious.

Begitu telurnya sudah matang dan dia sudah siap makan siang di kamar, ibunya angkat suara lagi. Kali ini sok tak acuh sambil memotong bawang, agaknya untuk makan malam karena dia melihat banyak rempah lain yang sudah dipotong-potong.

"Nanti habis makan ingetin kakakmu buat potong rambut, deh. Sekalian rambut kamu di-treatment juga biar bagus."

Meskipun tak paham, dia mengiyakan saja. Sudah keburu lapar mau makan sambil nonton drama soalnya.

Ran naik ke lantai dua alias lantai tempat kamarnya berada sebelum masuk, memutar drama yang tadi sempat dia jeda karena masak telor, kemudian melahap makannya tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.

"I love you." Kata mas oppa di layar laptop. Ran meringis sebelum berdengung, entah menurutnya karena adegan itu cringe atau malah uwu.

Sekitar dua jam setelah dia makan siang, tiba-tiba saja Kak Chana mengetuk pintu kamarnya dan asal melongokkan kepalanya ke dalam. Dia melirik Ran yang sedang fokus, merapatkan bibir takut digalakin karena mengganggu jadwal rebahannya.

"Ran."

Yang dipanggil menengok, menjeda drama-nya lagi cuma buat melirik si kakak. "Apa?"

"Kata mama gue udah waktunya potong rambut. Lo juga kudu dirapiin katanya. Ayo bareng,"

Cewek itu bangkit dari posisi tidurannya, memerhatikan ujung rambut dan poni sebelum bilang pada diri sendiri. "Rambut gue sejelek itu emang sampe mama ngotot kudu dirapiin?"

Chana nggak menjawab, dibiarin aja adiknya bertanya-tanya. Dia menghela nafas, "AYO CEPET!"

Satu lagi hal suspicious yang cewek itu tangkap hari ini. Kakaknya yang biasanya bodoh amat sekaligus cuek pada sekitarnya kecuali mbak pacar mendadak mau mengajak dia ke salon duluan. Mungkin bukan inisiatif sendiri, tapi begitu juga sudah mengagetkan.

Walaupun Ran akhirnya mengikuti kemauan si ibu, dia tetap nggak habis pikir selama di jalan. Orang rumah hari ini kenapa sih tiba-tiba baik banget?

Kalo di drama-drama atau di novel, biasanya karakter utamanya lagi nggak tahu sesuatu yang semua orang tahu. Menyembunyikan fakta, katanya.

Hello Lovenemy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang