Chapter 16: One Day

3.9K 165 3
                                    

Kalau dibandingkan banyak cowok-cowok populer lain di sekolah Ran, Jinan nggak ada apa-apanya. Dia masih kalah tampan sama V si pangeran kelas 2 IPS 3, kalah cool dibandingkan Mahesa yang merupakan ketua ekskul basket (kalau nggak ada yang tau dia bobrok), dan juga kalah sultan dibandingkan Sagitara si pacarnya Irene.

Kalau soal akademis sih, dia yang kedua. Beda tipis sama Nathan temannya V yang katanya ber-IQ 148. Saat kelas 12 nanti dia bakal bertarung bersama pemuda itu untuk menyandang julukan 'terpintar' lewat tes TOEFL.

Tapi meskipun begitu, dia adalah cowok tipe jack of all trade. Meskipun dia bukan master dari julukan manapun, tapi dia bisa menjadi semua itu meski masih kalah oleh para penyandang julukan tersebut.

Dan yang membuat dia banyak dikenal warga sekolah meskipun Jinan tipe jack of all trade adalah karena sifatnya. Pemuda itu ramah, murah senyum, baik, sopan, dan lain-lain.

Banyak siswi yang masih punya tipe cowok idaman good boy di sekolah, dan karena itu banyak yang mengagumi si cowok sebab sifat dan keseluruhan imej-nya.

Seperti hari ini yang agak berbeda dibanding hari sebelumnya, pemuda itu melangkah menyusuri koridor sebelas IPA dengan jaket denim terpasang di badan. Memasang salah satu jack-nya dengan meminjam jaket Mahesa agar dia terlihat lebih cool.

Ditambah kacamata fashion Kevin yang dibawa si pemilik untuk jaga-jaga kalau ada waktu yang mengharuskan cowok bermata kucing itu berfoto.

"Aduh mas, Milea numpang bonceng," bisik samar seorang siswi di kejauhan buat Kevin menoleh sambil melipat bibir menahan tawa.

Mahesa menceletuk, "Owwww ganteng sekali bapak Andra,"

"Anjir Andra." Tawa Jinan malu-malu.

Kevin mengacungkan ponselnya, hendak memotret temannya itu sok meng-ide. "Poto sini mas Dilan. Satu, dua, tiga," saat pemuda berjaket itu berpose dengan tangan kanan disisi kepala bak Cinderella, dua cowok itu sontak tertawa.

"Gagal, gagal!"

Tawa ketiganya buat banyak murid lain jadi mengalihkan atensi pada mereka. Ada yang berbisik sambil melirik Jinan.

"Sok iye anjir, buat apa coba minjem jaket gue?"

"Appealing ke Ran lah bos, biar si cewek makin lengket. Iya nggak?" Kevin melihat galeri ponselnya sambil menyenggol pemuda itu terus hanya dibalas tawa.

"Tapi malah cewek-cewek lain yang lengket,"

"Peletnya salah sasaran weh,"

Tinggal beberapa langkah lagi menuju kelas, Mahesa menangkap keberadaan dua orang cewek dengan kotak bekal di tangan berdiri di depan pintu. Dia tak merasa mereka mencarinya karena tatapan dua orang itu terarah pada temannya yang berjalan di belakang mereka.

"Tuh tuh mau dikasih bekel tuh. Efek jaket ganteng gue," dia menarik Jinan ke depan, menunjuk sambil berbisik yang bikin lawan bicaranya terkekeh.

Begitu sampai di depan kelas, dua cewek tadi jelas saja langsung menghadang. Kevin yang sejak tadi melihat ponselnya mendongak.

Dari badge-nya, dua siswi itu adalah adik kelas. Yang memegang kotak bekal mengangsurkan benda itu ke Jinan mencuri pandang salah tingkah. "Permisi kak, ini buat kakaknya."

Dan tanpa diduga, senyum Jinan terkembang lebih bersinar dari biasanya.

"Wah, apa ini?"

"Nasi, nasi. Bento," Jawab si adik kelas tergagap.

"Oh, makasih," dia menatap keduanya bergantian meski matanya menyipit karena tersenyum. Setelahnya dua cewek itu mengajaknya berfoto yang lantas ditinggalkan Mahesa serta Kevin karena sudah terbiasa.

Hello Lovenemy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang