Chapter 19: Fireworks

3.6K 149 3
                                    

Ran terpaku sebentar, langsung melipat tisu basahnya setelah memastikan wajah tak lagi kotor. Dia melirik Jinan, menyadari air wajah si pemuda berubah penuh harap.

Dia memutar kembali percakapan mereka tempo hari, dimana perasaannya akhirnya tak lagi dia sangkal.

Ran melebarkan mata sekaligus senyumnya, benar-benar tak menyangka."Kalo gitu, hari ini hari pertama jadian?"

"Iya." Jinan mengangguk, menyeringai sampai ke telinga.

"Bentar, bentar, gue ngomongnya kaya anak SMP alay."

Jinan tergelak, setuju kalau kalimat barusan terdengar agak menggelikan. Tapi beberapa saat kemudian tawanya mereda, digantikan pertanyaan yang tiba-tiba lewat berkelebat di kepalanya. 

"Kalo pacaran berarti kita tetap backstreet?" Tanyanya buat Ran memiringkan kepala, berkata yang kedengaran seperti sarkas meski dia sendiri tak menyadarinya.

"Kenapa harus? Nggak usah, lah. Sekalian aja kita ungkap kalo kita dipasangin tapi ngomongnya pake konotasi bercanda,"

"Jangan, lah. Thats... so much problem after," balas Jinan. "Kalo ketahuan dijodoh-jodohin, konsekuensinya kita kena drop out."

"Kok lo tau?"

"Ada di buku peraturan halaman terakhir baris paling bawah,"

"Alah, kampret." Ran mengedikkan kepalanya sebal, melirik sekitar sebelum bergumam. "Tapi kalo gak dipasangin gue ntar makin jomblo,"

"Ya udah kalo gitu, pacaran aja biasa. Kayak anak biasa kan nggak apa?"

Langit mulai menggelap menelan semua warna jingga yang tadi mendekorasi langit, meninggalkan beberapa awan yang menyimpan sisa warnanya berkat refleksi sinar. Ran mengedip sekali, menatap Jinan lekat sebelum berdeham.

"Bentar, gue mau nanya dulu sesuatu."

"Oke,"

"Kalo semisal gue benci lo sampe akhir, bahkan sampe setelah kitaㅡ" si cewek melirik sekitar lagi, memelankan suaranya mendekatkan diri pada si pemuda. "ㅡnikah, lo bakal gimana?"

"Kenapa tiba-tiba tanya gitu?"

"Thinking about probabilities."

"Hm. Bencinya kamu apa sampe bakal menolak aku sepenuhnya bahkan kalau kita serumah? Kalau misalnya kamu beneran nggak bisa, aku bakal bantu kamu nolak semua ini."

"Lo kedengerannya gak seneng gue nanya gitu." Ran mengangkat sebelah alisnya, mendengar jawaban Jinan yang meski tak kedengaran berbeda, terasa dingin.

"Just thinking about probabilities." Jawab Jinan membalikkan kalimat Ran.

"Kalo misalnya... misalnya... Di suatu titik lo ilfeel sampe lo balik benci sama gue, apa yang bakal lo lakuin?"

"Nggak tau, mungkin bertanya-tanya sama diri sendiri dulu?" Jinan menyandarkan dirinya pada kursi. "Habis itu aku coba ngomong sama kamu kayak gini, tegur dan bantu perbaikin sikap yang itu."

Hello Lovenemy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang