Hari kemarin sudah berlalu, tapi permasalahan kemarin masih tetap berlanjut rasa tenang hanya ada ketika aku tertidur itupun sangat sulit untuk tertidur.
Pagi hari aku kembali bersiap untuk ke sekolah dan siap bertemu si songong Avidan, entah bagaimana sikapnya saat bertemu denganku nanti. Aku siap menunjukkan mimik wajahku yang ceria, ketahuilah itu semua untuk menutupi kesedihan, sedalam - dalamnya ceria adalah sedih juga resah.
Aku memasuki ruang kelas yang memang anak lokal 4 sedang sibuk membahas topiknya masing - masing, yang pertama kucari saat tiba di ruang kelas adalah Avidan, aku penasaran apa saja yang terjadi antara pacarku dengan Avidan, dan ketika aku melihatnya dia sangat berbeda dengan biasanya, dia tak menebar senyum, dia tak memberi sapa, dia hanya sedetik melihat lalu mengabaikanku.
Dari sini aku merasa bahwa ada yang tidak beres yang harus ku bereskan, dan aku bingung cara membereskannya, sementara aku tidak sedang berbaik - baik saja dengan mereka berdua, aku mencoba mencari cara agar baik - baik saja dengan Avidan.
Dia sangat berbeda dengan biasanya yang selalu so cool, senyum, dan bercanda dia lebih banyak cemberut sambil memainkan handphonenya.
Karena penasaran aku mencoba menyapa dan mulai bertanya padanya.
"Hai Avidan!" Sapaku.
"Eh hai ta, kenapa?" Jawab Avidan.
"Gua penasaran nih, lo semalem ngomongin apaan aja sama dia" Tanyaku.
"Dia siapa ta?" Bertanya dengan wajah yang sangat lucu.
Aku menjawab dengan lantang "Dia dan, pacar guaa!".
"Oh dia, ya gitu aja sih kaya semalem vidan screenshotin ke lo, tapi vidan kesel juga sih ta dia itu ko gitu ya ke lo ta, vidan rasa itu kaya posesif banget" Balasnya polos.
"Gimana yaa, dia itu saking cemburu jadi kaya gitu dan maafin dia yaaa kalian jangan sampe slek, gua gamau kalian slek bree" Jelasku.
"Tapi ta dari chatnya dia kaya ngajak berantem, anak - anak juga udah lama nih ga olahraga kayanya seru" Jelas Avidan kembali dengan wajah yang sangat serius.
Karena aku terkejut aku menjawab "Jangan berantem vidaannnn!!!!! Apa gunanya anjirr berantem mentang - mentang cowok kuat jadi ada masalah aja pake otot ihh gasuka jangan jangann!!".
Dengan hangat Avidan menjawab "Iya ga akan ta ga akan, gausah marah - marah lah entar gua suka".
"Apaan si anjirr, lagi ada masalah sama pacar gua malah bilang kaya gitu" Jawabku kesal.
"Hak asasi dong, lo lucu kalo lagi marah ta muka lo merah gitu ta hahaaa" Jawab Avidan dengan sangat santai.
Karena aku sangat kesal dengan omongan si songong aku menjawab "Brisik ah elah malah gombal, sebel."
Bel berbunyi, percakapanku dan Avidan terpotong sampai disitu.
Aneh, Kesal, Senang, Bingung yang aku rasa akibat ulah si songong Avidan, sudah jelas dia sedang bermasalah dengan pacarku tapi masih saja dia merayu, tapi jika dipikir - pikir dari gerak tubuhnya, tatap matanya, cara berbicaranya menunjukan sesuatu yang berbeda dari yang lain sehingga ku berpikir bahwa dia ada sesuatu yang disembunyikan dan berkaitan denganku, tapi aku berusaha tidak percaya itu karena aku malas menambah pikiran, sudah cukup pikiran ini sangat berkali - kali memusingkan daripada biasanya.
Next.
Kali ini jadwal MPLS adalah menanam tanaman di sekitar sekolah, sebelum menanam peserta harus berbaris di lapangan utama sesuai dengan lokalnya masing - masing dan saat berbaris KM dan wakil KM harus berada di barisan paling depan.
Sial, aku akan duduk disamping si songong Avidan. Apa yang akan dia lakukan selanjutnya nanti? waktu untuk berada disampingnya pasti akan lama, bagaimana aku menyikapinya? Argh sial Avidan lagi Avidan lagi.
Avidan menghampiri dan menyentuh pundakku "Hai cantik ketemu lagii."
"Euh si songong lagi si songong lagii, kesel sih." Jawabku kesal.
"Tuh kan marah kan, lucu tauu muka lo merah haha." Gurau Avidan merayuku.
Karena kesal sekalipun malu aku jawab " Hmm iya gua ga marah ko hehe."
Padahal dalam hati berkata lain "Makanya avidan songong, lucu, ganteng, jijik lo jangan banyak ngegoda lama - lama gua tampol juga lo bikin kesel mulu."
"Nah gitu dong jangan marah, hari ini kita kan mau nanem pohon jadi jangan marah nanti pohonnya jadi posesif gimana? Hahaha." Sindir Avidan keras.
Karena kesal ku balas saja "Iya ga marah, terus semoga aja pohonnya ga ngegas yaa kaya dia yang ngechat pacar gua kaya mau ngajak berantem gitu ngegass."
"Hei pohon, jangan posesif ya tumbuhnya." Sindir Avidan.
"Hei pohon, jangan ngegas ya pohon pelan - pelan aja despacito gitu ngechatnya eh tumbuhnya." Aku menyindir balik.
Avidan berhenti menyindir dan berkata "Ih ta, lama - lama kok lo nyebelin banget yaa."
"Gua ga akan nyebelin kalo lo ga nyebelin." Jawabku.
Tiba - tiba peserta lain dipinggirku ikut berbincang dengan polosnya. "Kalian bercanda mulu si dari tadi, ah elah berisik tau ga? Gimana kalo senior marahin kalian? Lagian kalian bercanda mulu nanti salah satu dari kalian ada yang naksir lohh!" Tegasnya.
Karena merasa jijik, langsung saja ku jawab "Iiihhhh ogahhhh!!! Ogah banget gua sama si songong ini, nyebelin bangett iihh sebel gua."
Avidan hanya tersenyum lebar dan agak sedikit tertawa sambil menatap mataku (lagi) seperti terhipnotis aku dibuatnya.
------------------------------
Thank you for reading💋
What's new? Stay tune guysss, tunggu lanjutannya.
Jangan lupa ikuti dan votenya yaa💕💕💕
![](https://img.wattpad.com/cover/169145268-288-k853916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Ini [Selesai✅]
Teen FictionKali menceritakan tentang perjalanan mengenal cinta seorang perempuan bernama Talita pada masa memasuki SMA. Ini awal mula ku mengenal tahap cinta yang sebenarnya setelah sekedar menyukai, dimana berkali - kali merasa senang sekaligus dengan perih j...