Kali tercukup.

74 10 0
                                    

Lirikan bola mata coklat berpinggiran biru serta bulu mata yang lentik itu membuat diri suka menatap keindahan dibaliknya, selain sorotan indah yang terlihat ada juga tatapan rasa yang bermakna.

Saat menatapnya aku merasa tenang, berada disampingnya adalah hal kesukaanku. Dia penyabar dan pembuat kesal sama sepertiku, jika dia menyebalkan maka aku yang sabar dan jika aku yang menyebalkan maka dia yang harus sabar. Kami tidak pernah sejatinya bertengkar, paling tidak yang terlama itu setengah hari, karena aku atau Avidan tidak bisa berjauh tanpa kabar.

Aku adalah orang yang cukup sibuk, dan untungnya Avidan bisa mengerti kesibukanku. Yang paling kusenangi adalah ketika aku bisa menyediakan waktu untuknya, selama atau sebentar apapun itu rasa senangnya benar - benar berkelanjutan.

Merasa cukup, bahwa kebahagiaan sekecil apapun seharusnya tetap kamu hargai, bahagia tergantung rasa bersyukur kita, dan aku rasa sampai saat ini aku merasa sangat cukup bahagia dan aku bersyukur.

Mungkin aku belum pernah menceritakan bagian yang aku kurang suka dari Avidan.
Dan yang aku tidak suka darinya adalah Mantannya.

Semua beranggapan bahwa Mantan adalah orang yang hadir pada masa lalu, tapi bagaimana jika nyatanya orang itu gagal melupakan masa lalunya dan berharap kembali pada masa yang akan datang. Atau bagaimana dengan orang yang masih menyimpan rasa?

Seharusnya aku tidak menakuti hal itu karena aku sudah percaya pada Avidan, aku juga tidak seharusnya curiga, tapi aku seperti ini karena aku cemburu.

Yang paling mungkin kalian merasa sakit juga adalah ketika orang yang disayang masih menyimpan atau mengingat sedikitnya masa lalu.

"Siapa nih yang pakek parfume?" Tanya Avidan.

"Emang kenapa sii?" Tanyaku.

"Kamu ta?" Tanya Avidan.

"Bukan lah, aku gak bawa parfume" Jawabku.

"Terus siapa ih ini yang pake parfume?" Tanya Avidan.

"Emang kenapa si sama parfumenya?" Tanyaku.

"Ini wangi parfume guaa" Jawab mega.

"Oh parfume lu ga? Kaya kenal gua baunya" Jawab Avidan.

"Iya ga, kaya yang kenal bau parfumenya kan parfumenya mantan jadi ya keinget mulu belum move on hahaa" Ucapku.

"Ih apaan sih bee" Jawab Avidan.

"Oh gitu ta? Harus hati - hati dong ta haha" Ucap Mega.

"Iya nih aduh, gimana sii masih nginget - nginget bau mantan, iya ga meg?" Tanyaku.

"Iya baunya kaya mantan Avidan, terus kenapa?" Ucap Avidan.

"Parahh sih itu ta haha" Ucap Mega.

"Iya ga nyangka gitu ya, gua aja ga inget sekarang bau mantan kek gimana haha" Jawabku.

"Ih bee, engga gitu ih salah paham mulu kamu" Ucap Avidan.

"Apa bee apaa? Aku ngomong bener kok itu bau mantan kamu kan haha" Jawabku sambil tertawa.

"Beeee" Jawab Avidan dengan mimik muka orang yang merasa bersalah.

"Apa apa? Haha" Jawabku sambil tertawa.

"Jangan badmood bee, jangan marah, maaf maaf" Ucap Avidan.

"Apaansi, gapapa kok gausah maaf segala ah" Ucapku.

"Salah gitu ya Avidan jujur?" Ucap Avidan.

"Ngga juga sih, ga salah kok" Jawabku sambil membereskan buku untuk pulang.

Kali Ini [Selesai✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang