Setiap hari ku berdebat, setiap saat ku gelisah. Aku ingin hidup tanpa adanya beban masalah, tapi mana mungkin? Manusia itu hidup dengan masalahnya masing - masing dan kadarnya masing - masing. Bagaimanapun aku harus menghadapinya bukan?
Seminggu waktu MPLS sudah berakhir, dan hari ini adalah hari pembagian kelas.
Hari itu aku datang terlambat, sehingga aku kesulitan mencari namaku pada daftar nama di tiap kelasnya, lalu temanku memanggilku."Eh ta! Lo belum ketemu kelasnya?" Tanya Cici.
"Belum nih ci, lo tau ga kelas gua dimana? Bingung banget nih keburu upacara huhuu" jawabku.
"Lo ga akan nemu nama lo di daftar nama dengan nyari huruf T, orang lo itu siswa titipan ta hahaha jadi nama lo paling bawah" Gurau Cici.
"Haah? Gimana ga paham gua? Jadi dimana nih kelas gua?" Tanyaku.
"X IIS 4 ta" Jawab Cici.
"Ok ci, makasehh" Jawabku dengan nada yang agak centil gimana aja anak alay haha.
"Siap, alay lu ta" jawab Cici.
Akhirnya aku menemukan ruang kelasku, aku tak ingin duduk di bangku belakang dan untungnya ada bangku yang masing kosong dan paling depan, langsung saja aku menyimpan tas ku dan segera menuju lapangan untuk upacara, saat aku menuju lapangan aku melihat si songong Avidan baru saja datang ke sekolah dia berjalan dengan santainya, setelah melihat dia aku ingat bahwa pada daftar nama siswa di X IIS 4 ada nama Avidan tapi mungkin itu Avidan yang lain.
Disitu aku takut bertemu lagi dengan si songong Avidan, aku mencoba untuk tidak memikirkan itu dan sampai ketika ku berbaris aku melihat si songong Avidan di barisan X IIS 4, Sial! Jangan - jangan aku sekelas dengan dia, argh sangat sial.
Upacara telah selesai, dan aku menuju kembali ke kelas sampai disana ada tas yang tersimpan di bangku sebelahku, dan tiba - tiba ada seseorang yang bertanya padaku.
"Ta gua gapapa yak sebangku sama lo, abis gada bangku lagi cuma disini doang yang nyisa, yaa gapapa yaa mau gimana lagii siii". Jelasnya.
"Avidan!! Lo lagi lo lagii ahh siall gua tuh kesel sama lo dari waktu MPLS sekarang malah sekelas dan sebangku. Ghostt! Arghh! Kenapa sii ketemu mulu". Ucapku sangatt kesal.
"Mau gimana lagi ta, ga ada bangku kosong lagii". Jawab Avidan.
"Yaudah lah gapapa hmm" Jawabku pasrah, karena kasian juga kalau dia ga ada tempat duduk, dan akhirnya seorang Talita sebangku dengan si songong Avidan.
Dalam hati ku berpikir, sebenarnya pasti ada alasan dibalik sebuah pertemuan, entah itu memang untuk disatukan atau hanya datang lalu pergi begitu saja. Tapi, kali ini pertemuanku dengan Avidan tidak hanya sekali tapi berkali - kali, setiap hari aku akan bertemu dan berbincang dengan Avidan, tapi apa yang terjadi jika pacarku tau hal itu? Disitu aku berpikir untuk menyembunyikan hal tersebut dari pacarku.
Karena perdebatan dengan pacarku yang belum usai, setiap hari aku bercerita pada Avidan aku meminta sarannya dan bertukar pikiran, yaa supaya terbantu saja, dan dia pun sama suka bercerita jadi mulai saat itu aku dan Avidan menjadi teman curhat.
------------------------------------
Kamu akan senang jika dipertemukan dengan orang yang kamu tunggu, tapi ingat!
Dalam sebuah pertemuan pasti ada perpisahan, entah itu berpisah karena bersatu atau berpisah karena tak bisa menyatu.
Jadi hargailah pertemuan tersebut!Happy Reading, tunggu kelanjutannya yaa. Masih banyak cerita yang harus kalian baca💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Ini [Selesai✅]
Teen FictionKali menceritakan tentang perjalanan mengenal cinta seorang perempuan bernama Talita pada masa memasuki SMA. Ini awal mula ku mengenal tahap cinta yang sebenarnya setelah sekedar menyukai, dimana berkali - kali merasa senang sekaligus dengan perih j...