Kini aku butuhkan.

83 10 0
                                    

Selama ini aku habiskan waktu untuk belajar sendirian, tanpa canda tawa seorang Avidan atau respon Avidan sama sekali. Memang seperti tidak saling mengenal, tak ada sapa, tak ada senyum, tak ada kabar, dan tak ada hubungan.

Sebenarnya aku hanya butuh waktu untuk bisa menyayangi, bukan aku egois. Aku hanya butuh waktu, perasaan jika terpaksa itu tidak akan jadi seperti apa yang kita harapkan, pikirkan jika sesuatu yang kita inginkan terwujudkan karena paksaan, tak akan sesuai.

Semakin hari aku semakin berharap, entah apa yang aku rasa, kenapa aku berharap? Tadinya aku ingin menjadi orang yang bodo amat, orang yang tidak akan lagi basa - basi dengan lelaki, tapi aku merasa aku butuh seseorang kembali menjadi moodboosterku, pemberi canda tawa juga semangat, seseorang yang memberikan senyum spesialnya hanya untukku. Dulu, Avidan lah orang itu, sekarang? Tidak.
Dia telah pergi dengan kesibukan yang baru, terkadang aku ingin tau, apakah dia juga memikirkanku layaknya aku memikirkan dia? Apakah dia tidak ingin kembali duduk denganku, untuk berbagi segalanya seperti dulu? Aku penasaran dan heran kenapa dia tampak biasa saja.

Berlarut dalam harapan yang sia - sia memang melelahkan, aku butuh sesuatu untuk menghapuskan harapan itu. Resah, itu yang aku rasa.
Harus bagaimana aku menyikapi hal yang monoton seperti ini? Rasanya sekolah kali ini berisi masalah dengan Avidan, namun masalah ini tak kunjung selesai, aku bingung cara menyelesaikannya.
Tapi, untuk apa aku berjuang keras jika dia saja tak peduli sedikitpun.
Hanya membuang waktu dan menyiksa perasaan.

Saat ini, Talita membutuhkan sosok yang bisa mengisi kembali harinya, seseorang yang bisa menyemangatinya ke sekolah, aku tak bisa berharap kalau orang itu adalah Avidan. Tidak mungkin Avidan, dia sudah memiliki "partner" yang lebih baik dariku, jika aku harus jujur sebenarnya semakin hari aku merasa ingin mempunyai pacar, aku sudah katakan aku hanya butuh waktu.
Sekarang bagaimana? Orang yang aku harapkan sudah pergi karena dia tidak mau bersabar. Secepat itu dan semudah itu dia melakukannya, jadi apakah aku salah? Jika aku meminta waktu untuk menjalin sebuah hubungan? Merakit keseriusan dalam hubungan? Semuanya butuh waktu dan proses, tak bisa langsung atau instan saja.

Benar - benar membutuhkan moodbooster untuk saat ini, sudah lama aku tidak berkomunikasi langsung atau hanya lewat sosmed dengan Avidan jadi aku tidak tau kabarnya. Jujur, aku mengharapkan Avidan tapi aku sedikit kecewa dengannya.
Entah Avidan tau atau tidak, ada banyak lelaki yang mendekatiku dan saat ini aku membutuhkan moodbooster, aku hanya tinggal memilih dan menunggu karena katanya kadar wanita hanyalah menunggu tidak mungkin memulai, mungkin saja tapi diriku sendiri gengsi untuk melakukannya dan tidak pantas saja.

Salah satunya Ezra, dia adalah laki - laki kelas 12 di sekolahku umurnya memang pasti lebih tua dariku yang kelas 10, aku belum pernah dekat dengan yang umurnya lumayan lebih tua dariku, walau aku dengan Avidan beda 1 tahun tapi itu tidak terlalu tua, tapi jika aku melihat sekitar banyak juga yang suka pada kaka kelas sampai mereka pacaran, aku aneh saja apa alasan mereka tapi yang pasti penilaian seseorang itu berbeda - beda.

Di setiap ada Ezra dia pasti menggodaiku, memanggil - manggil namaku dan mengajaku berbincang tapi aku selalu menghindar karena malu juga takut. Sampai suatu saat dia menemukan whatsappku dan meminta saveback, aku terkejut saat awal dia meminta saveback sampai akhirnya aku dan Ezra bertukar pesan panjang dan lumayan lama.

Next.

Telah lama aku melakukan komunikasi dengan Ezra, sampai suatu saat Ezra terus menerus memberi kode dan jujur bahwa dia menyukaiku. Yang aku tau, dia adalah anak yang bisa dibilang nakal, karena dia perokok dan pernah mabuk. Aku sulit menerima, tapi aku pikir, aku bisa membuatnya sedikit berubah seperti Avidan yang mulai berubah karena aku beri dia motivasi juga nasihat. Dan mabuk itu dulu, sekarang dia hanya kecanduan rokok.

Dari dulu hingga saat ini, aku sangat membenci asap rokok, rokok dan perokok. Dadaku seakan tertusuk panah, leherku dicekik, dan hidungku pengap ketika aku mencium bau asap rokok. Intinya aku sangat tidak suka rokok.

Akhirnya setelah berbagai fase yang dilalui, aku mempunyai hubungan dengan Ezra, aku coba saja menerima.
Karena aku butuh moodbooster maka aku lakukan itu.

Disamping itu, aku berpikir tentang Avidan dia yang duluan menyatakan tapi Ezra yang mendapatkan. Beberapa kali aku katakan aku butuh waktu, masih saja Avidan tidak dengar, jadi apa aku salah menjalin hubungan dengan Ezra?

Setiap pagi di sekolah, dia pergi ke kelasku dan memberikan kotak makan untukku, dia memang sangat baik hanya saja jika aku tidak mau menerimanya dia selalu marah, dan isi kotak makan itu sangat banyak tapi aku harus menghabiskannya.
Aku tau Avidan sakit hati ketika tau aku jadian dengan Ezra, tapi bagaimana lagi?.

Perbedaan Ezra dengan Avidan sangat jelas, Ezra tidak seperti Avidan dia nampak lebih tinggi dari Avidan dan ketika aku bersama Ezra aku berasa menjadi adiknya haha.

Aku jalani ini, karena aku pikir aku membutuhkan ini, walaupun kadang aku masih memikirkan Avidan. Seseorang yang selalu berkaitan dengan hidupku. Tapi hanya 1 yang membuatku kesal, heran, dsb kepada Avidan, yaitu Egonya.

Lupakanlah Ego, itu hanya membuatmu kehilangan semuanya.
Bicarakan bersama, buat keputusan yang sebaiknya kalian lakukan.
- Kali ini.


---------------------------------------------
Hallowww guyss.
Thankyou for reading, please dont forget to rate this story.

1 buah suara kalian, sangat penting bagiku.
1 buah suara kalian, bisa membuatku semangat merakit sesuatu yang baru.

💕💕

Kali Ini [Selesai✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang