Kali dinantikan.

64 9 0
                                    

Sebuah harapan yang kian terwujud, menjadi sebuah awal dari segala yang dinanti. Entah dinantikan oleh Avidan ataupun aku, ini sebuah kebahagiaan dari semua permasalahan yang begitu rumit, kini aku berkali - kali bahagia.

Avidan, setiap hari ingin aku ceritakan tentangnya pada semua orang. Inginku ceritakan awal mulaku dengan Avidan yang berkali - kali melalui hal rumit sampai aku mencapai kebahagiaan yang selama ini aku cari.

Seseorang yang hadir dalam hidup ini, pemberi semangat baru, dan tentunya menghasilkan lukisan yang indah.

Tidak kalah menyenangkan dari sebelumnya, aku sudah mengatakan aku dan Avidan hanya butuh waktu untuk bersatu. Karena waktu itulah ketakutanku akan perubahan antara aku dan Avidan tidak terjadi, kami masih seperti biasanya yang dilakukan hanya saja mungkin lebih romantis dari biasa haha.

Pada suatu hari di tempat yang banyak cerita kami kembali melakukan rutinitas lagi, dimana lagi kalau bukan di bangku kelas paling depan.

"Bee tumben kamu ga kesiangan?" Tanya Avidan.

"Iya dong ga kesiangan, bosen kesiangan mulu haha, tapi bentar tadi kamu panggil aku apa ya?" Ucapku.

"Iya baguslah ada perubahan" Ucap Avidan sambil tersenyum, tanpa mengatakan lagi apa yang dia panggil.

"Dih senyum - senyum" Ucapku.

"Biarin lah" Ucap Avidan.

"Iya biarin iya, silahkan senyum senyum aja terus ke setiap orang" Ucapku.

"Apa - apaan, mending senyum ke kamu doang" Ucap Avidan.

"Emm sa ae lo haha" Ucapku.

"Btw, kalo beda hubungan cara komunikasi juga rada beda gitu yaa" Ucapku lagi.

"Hmm iya pasti" Ucap Avidan.

"Kenapa coba? Kaya ada sweet sweetnya gitu haha" Ucapku.

"Ya masa aja mau disamain sama temenan biasa, setidaknya kita ada sweet gitu biar cocok sama nama hubungannya, tapi tetep gak usah ada jaim atau gimana gitu" Ucap Avidan.

"Asiiiaapp kaptenn" Ucapku sambil bercanda.

"Iya gitu" Ucap Avidan.

Pembicaraan itu terhenti karena Avidan kembali disibukan dengan main game, sedikit kesal tapi aku tidak marah, karena sama aku sendiripun suka bermain game seperti Avidan bahkan sampai main bareng (MABAR).

Aku sibuk dengan aku, Avidan sibuk dengan Avidan. Tapi raga kami tetap bersebelahan hanya saja mungkin nyawa kami berada pada handphone masing - masing. Setelah salah satunya beres pasti kembali lagi berbincang layaknya semula.

"Cari mobil broo" Ucap Avidan.

"PUBG terus anjirr vidann" Ucapku.

"Hehe gapapa ya sekali aja kek, chicken nih chicken" Ucap Avidan.

"Lebih dari sekali aku doain kamu knoke terus mati terus hahaa" Ucapku .

"Ih kamu ngedoainnya gitu, ngedoain tuh yang bener, doain biar menang lagi perang nih lagi perang doain" Ucap Avidan.

"Perang online ahh bukan asli juga" Ucapku.

"Perang ini tuh ta, sama aja lah hahaa" Ucap Avidan.

"Perang aja terus, ditembak mah mati lah mati lu" Ucapku.

"Kalau ditembak ya ditembak lagi haha sampe jangan mati" Ucap Avidan.

"kalo ditembak ya terima aja lah hihii" Ucapku.

"Emm kaya kamu nerima aku ya?" Tanya Avidan.

"Iya gimana aja kamu nembak aku, sama aku diterima kan haha" Ucapku.

"Jangan boong boongan diterimanya, tulus ga?" Tanya Avidan sambil menatap mataku, dan dia sedikit mengabaikan gamenya.

"Iya tulus kok, lagian kan udah dipikir pikir dan aku udah bilang aku hanya butuh waktu, bener kan sekarang?" Jelasku.

"Hmm terbaikk, makasih ya" Ucap Avidan.

"Oh ya jelas terbaikk ha!" Ucapku.

"Bentar yaa, chicken dinner dulu baru nanti ngobrol lagi haha" Ucap Avidan.

"Anjirr bener bener gila PUBG ini anak, yaudah main aja dulu" Ucapku.

10 menit kemudian.

"Wooooo!!! CHICKEN DINNER BROOO WOOOO MVP" Ucap Avidan.

"Ih Avidan ngagetin aja anjirr" Ucapku.

"Liat dong bee, Avidan chicken nih" Ucap Avidan.

"Iya bee iyaa, karena aku itu tuh inget yaa haha" Ucapku.

"Iya duh berkat doamu haha" Ucap Avidan.

"Udah kaya perang beneran aja anjir, ampunn" Ucapku.

"Tapi Avidan mainnya suka izin dulu ke kamu, tetep nemenin kamu disini, daripada Avidan chatan sama cewek lain atau deket - deketan sama cewek" Ucap Avidan.

"Iya lah iya bisa aja gitu ya nyari alesannya, tapi jangan diniatin deket  atau chatan sama cewek gitu lah jahh" Ucapku.

"Engga akan dong bee" Ucap Avidan.

"Iya bagoss!! Macem - macem gua tampoll lu, kalo ga lu ceweknya aja yang jadi korban." Ucapku mengancam tapi ini bercanda ya.

"Ih anjirr ngeri gitu, iya ga akan bee ih percaya ya?" Ucap Avidan.

"Oke oke percaya, hati - hati aja" Ucapku.

"Iya bee" Ucap Avidan.

"Bee?" Lanjut tanya Avidan.

"Iya?" Jawabku.

"Izin mencintaimu" Ucap Avidan.

Aku sendiri sangat terkejut mendengar Avidan bicara seperti itu, karena akhir akhir ini memang dia bisa saja berbuat romantis walaupun sangat sederhana.

"Siap diizinkan, sangat sangat diizinkan" Ucapku sembari merasakan detak jantung yang mempercepat.

"Terima kasih, Avidan jaga kok" Ucap Avidan.

"Emm iya tolong jaga ya, jangan sampai lagi lagi terluka" Ucapku.

"Siap aku usahakan tidak akan terluka, karena terluka aku sudah tau rasanya" Ucap Avidan.

"Ashiiiapp kapten, makanya jaga ya kalo tau rasanya okeee?" Ucapku.

"Ashiiapp" Ucap Avidan mengikutiku.

Ini belum berlangsung lama, kisah ini memang baru sebentar tapi begitu indah kurasa. Rasanya aku sudah mengenal Avidan sejak lama, sampai aku tau bagaimana cara mengatasi yang terjadi pada Avidan, aku mengetahui semua tentang Avidan bukan karena aku bertanya pada setiap orang yang mengenalnya, tidak sama sekali. Aku sudah berprinsip, aku ingin tau seseorang itu seperti apa? Maka aku harus selidiki sendiri, aku harus mengetahui itu secara langsung, karena pendapat orang lain belum tentu sesuai dengan apa kenyataannya.

Avidan, kali ini akan terjerat pada sesuatu yang begitu penyayang yang jika dia sudah sayang maka akan disayang sesayang - sayangnya.

Selamat datang.






------------------------------------------

Hiyaaaa, wasssaappp gaiss?
Welcome back💛

Jangan pernah bosen, baca dan nikmati saja dulu, tetap gambar kisah ini pada lukisan khalusinasi kalian. Siapa tau suatu saat ketika ini selesai, kalian akan rindu.

💖💖See you on next part💖💖

Kali Ini [Selesai✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang