Terang yang bergantikan gelap, matahari yang bergantikan bulan, ramai yang bergantikan sepi, namun hati tetap tak bergantikan apapun, tetap dalam keadaan sebelumnya yang dipenuhi rasa aneh, kesal, sedih dan bingung.
Pada sepi malam kali ini, aku dibingungkan oleh perkataan orang polos tadi, apakah mungkin di antara aku dan Avidan akan ada yang menyukai? Mana mungkin seorang Avidan bisa menyukai orang sepertiku, aku biasa saja, tak punya apa - apa.
Ditengah bingungnya aku berpikir tiba - tiba handphone ku bergetar, dan ternyata si songong menelfonku, aku sangat bingung harus aku angkat atau tidak telefonnya dan kalimat pertama apa yang harus aku ucapkan?
Memang aneh, aku sedang dibingungkan oleh Avidan sekarang Avidan malah menelfonku, akhir - akhir ini hidup ini banyak disertai Avidan, aku heran.Akhirnya aku mengangkat telefon dari Avidan.
"Selamat malam Talita cantikk.." sapa Avidan dengan hangat membuat sepi malamku terhempas.
"Mmm iya Avidan ada apa?" Jawabku biasa saja, karena aku tak ingin terlihat sedang banyak pikiran.
"Ga ada apa - apa kok ta, cuma kangen aja sama si muka merah ini hehe" Avidan kembali mengeluarkan jurusnya yang amat membuatku kesal.
"Kalau ga begitu penting gausah nelfon yaa, aku sibuk." Jawabku kesal sambil mematikan telefon darinya.
Apa - apaan ini, dia itu penuh kejutan.
Dia sangat aneh bung, segala hal kali ini selalu tentang Avidan, Avidan, dan Avidan. Berawal dari menegurku untuk tidak marah, lalu menyebutku lucu, cantik, posesif, dan sekarang dia menyampaikan rindu.Siang tadi baru saja aku berdebat dengannya di sekolah, dan karena fullday sekolah jadi pulang sore, jika dihitung pun belum sampai 3 jam kita tidak bertemu tapi dia sudah berucap rindu, ah sudahlah ingatkan lelaki bagaimana? Kebanyakan diantara mereka adalah yang suka memberi harapan lalu pergi tak kembali dan meninggalkan diri ini sendiri tanpa di kabari.
Hari itu memang senang aku dibuatnya tapi dibalik itu semua aku tidak lupa pada pacarku yang sedang genting - gentingnya, katanya aku berbeda dan dia tetap curiga. Pada dasarnya memang curiga itu karena cemburu, dan cemburu itu karena sayang. Jadi, wajar saja jika aku curiga itu karena aku sayang dan takut kehilangan.
Dia, pacarku. Sangat curiga aku menyukai Avidan, aku tidak menyukai Avidan, biasa saja aku kepadanya tak ada rasa hanya teman yang setiap hari berpapasan saling senyum dan saling sapa. Berkali - kali aku berdebat dengan pacarku, membahas tentang rasa curiganya yang belum terjelaskan, aku bingung harus dengan cara apalagi aku menjelaskannya, rasa curiganya sangat besar sehingga tak ada peluang untuk percaya dan akupun sulit meyakininya, entah itu bertukar pesan entah itu berbalas lisan sambil bertatapan sedikit tentram sedikit bertengkar berbahas si curiga dan cemburu yang berkonspirasi menjadi sebuah rasa yang menyulitkan.
Kali ini aku berada pada titik tengah.
Antara dia, aku dan juga kamu.
Avidan.
-------------------
Hey guys, I'm sorry if this so boring
Wait the next part yoww💗💗
Pasti ada yang seru setelah inii
![](https://img.wattpad.com/cover/169145268-288-k853916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Ini [Selesai✅]
Novela JuvenilKali menceritakan tentang perjalanan mengenal cinta seorang perempuan bernama Talita pada masa memasuki SMA. Ini awal mula ku mengenal tahap cinta yang sebenarnya setelah sekedar menyukai, dimana berkali - kali merasa senang sekaligus dengan perih j...