Aku memilih diam.

102 9 0
                                    

Semuanya rumit, aku menyayanginya tapi aku tak bisa jadi miliknya. Bukan berarti aku menolaknya, aku hanya butuh waktu, aku tau dia pasti kecewa aku tidak bisa mewujudkan harapannya.

Kali ini sekolah terasa hampa, aku hanya duduk sendirian, tidak ada sosok Avidan yang selalu tersenyum menyapaku atau mendengarkan ceritaku, aku benar benar sendiri hanya beberapa orang yang merespon ketika aku bercerita ataupun bergurau.

Avidan duduk berpindah, mungkin karena dia kecewa sehingga dia tak mau bertemu denganku. Setiap hari ada saja yang tidak sekolah, otomatis bangkunya akan kosong dan Avidanlah yang mendudukinya sedangkan bangku kosong disampingku dia tak pedulikan.

Tolong Avidan, aku benar - benar sendiri disini, aku bingung apakah aku harus membiarkanmu atau membujukmu duduk kembali disini. Tapi responmu sama seperti yang dulu kita bicarakan tentang teman dikelas, sekarang kamu menjadi salah satunya Avidan. Kamu dulu bercerita bahwa mereka sangat tidak bisa meresponmu layaknya aku meresponmu tapi akhirnya sekarang kamu bergabung dengan mereka. Aku juga merasa kecewa, dan akhirnya aku memilih untuk diam sepertimu.

Silahkan berpindah - pindahlah, jika itu membuatmu lebih baik.

Aku tak akan kemana - mana, tetap disini mengharapkan kamu kembali. Tapi suatu saat aku akan terbiasa tanpamu, dan ketika kamu kembali maka aku akan canggung dan merasa aneh ketika kamu berada di sampingku lagi.

Seminggu ini aku duduk sendiri, dikelas aku juga mempunyai teman dekat dia bernama Berlin ketika aku membutuhkan teman untuk bercerita di sekolah aku selalu bercerita pada Berlin, begitu juga Berlin dia selalu bercerita padaku. Hanya saja dia tetap bersama teman sebangkunya jadi tidak bisa menemaniku.

"Ta lu kok duduk sendirian terus sih? Lu ada masalah sama si Avidan?" Tanya Berlin.

"Gatau deh ber, gua pusing jadi gua biarin aja dia duduk dengan siapapun sesuka dia, mungkin dia bosen duduk sama gua mulu:)" Jawabku.

"Ya mungkin, tapi bukannya dia itu naksir kan sama lu?" Tanya Berlin lagi.

"Gua juga baru tau ber dia naksir sama gua, gua juga ga nyangka dia naksir, pantes aja kadang dia suka rada gombal gitu, bener - bener ga nyangka" Ucapku.

"Oh iya waktu itu lu sama Avidan ngobrol kan, yang pas dibelakang bangku gua" Ucap Berlin.

"Nah iya itu, tiba - tiba dia itu nanya gimana ta? gimana ta? ya gua bingung lah ya gimana apanya, terus dia jujur kan sama gua dia itu naksir sama gua, bingung banget dah sumpah disitu kaget jugaa, apa - apa gua selalu curhat sama dia selalu cerita gitu kan dia juga masih suka ngomongin mantan - mantannya yakali aja dia naksir sama gua, dikira gua dia itu masih ngarepin mantannya ber gua bingung bangett, kayanya dia itu pengen gua jadi pacarnya tapi ga mungkin ber, gua belum siap, belum siap bangett karena kan kita sebangku dan sekelas takut gua beda ke dianya gitu, dan gua juga pengen istirahat dulu gamau pacaran dulu huhuu" Jelasku sekaligus curhat pada Berlin.

"Iya sih ta, lu kan baru baruan putus sama yang kemarin terus dia juga kek masih suka ketemu juga kan sama mantannya yang disini apalagi sampe jadi bestfriend gitu kan pasti ya lu juga agak gaenak kalo dia jadi pacar lu tapi dia juga masih suka deket deketan sama mantannya" Ucap Berlin.

"Heem, kadang juga gua suka gimana yaa kalo dia sama mantannya tuh suka jadi badmood gitu" Ucapku.

"Dia juga kenapa lagi kagak bisa ngertiin lu? Padahal lu bukan nolak kan, lu cuma butuh waktu doang buat jadi pacarnya dia?" Ucap Berlin.

"Iya gitu ber, gua pusing banget, gua ngebatin, gua bingung, nyobain lupa juga susah, fokus belajar juga kadang susah, dipikiran cuma tentang Avidan Avidan Avidan Avidan mulu, tapi dia kaya biasa aja sih tanpa gua, dulu aja bilang Dikelas ini gua kek ga punya temen loh, soalnya mereka responnya ga kaya lu, jadi dikelas ini tuh gua ngerasa punya temen tuh lu doang. Hilihh apaan lah Bullshit banget, sebel gua!" Ucapku.

"Wah dia bilang kaya gitu? Tapi sekarang dia sama orang - orang dibelakang haha" Ucap Berlin.

"Iya dia dibelakang kan, sama cewek cewek yang dia bilang responnya kurang lah, pilih pilih lah, dsb" Ucapku.

"Kok gua juga kesel yak" Ucap Berlin.
"Apalagi gua Berliinn, yang tiap hari argghh sudah lah, gua kesel bangett sama dia kesell benciii kenapa sih dia ada dipikiran gua mulu, kenapa sih dia selalu mempengaruhi kehidupan gua sekarang ini, gua kira gua ga akan rasain sakit hati lagi setelah beberapa kali dia bikin gua bahagia, tapi nyatanya gua kaya ngerasa berkali - kali lebih sakit gituu" Curhatku.

"Udah Talita, lu pasti bisa ngadepinnya kok, gua yakin Talita itu perempuan yang tegar dan sabar, Talita itu perempuan yang banyak ditaksir orang masa mau pusing pusingan mikirin orang yang sama sekali mikirin lu" Ucap Berlin.

"Iya Berlin, gua sabar banget kok, makasih ya udah mau dengerin curhatan gua:)" Ucapku.

"Udah sekarang lu fokus belajar, mikirin pelajaran aja yang penting buat lu, kalau jodoh dia pasti balik lagi kok kesini, tenang gua selalu nyemangatin lu!" Ucap Berlin.

"Iya makasih banget ya Berlin, lu bener - bener ngertiin banget:')" Ucapku.

Peringatan Berlin, membuat aku mengerti bahwa Hidup tidak semuanya tentang cinta, Hidup tidak berisi satu cerita, ada banyak hal yang harus kita wujudkan, ada banyak hal yang harus kita pelajari, ada banyak hal yang akan membuat kita bahagia, selain cinta.
Baiklah aku mengerti, dari sini mari kita lukis warna dan lupakan soal kecewa. Mengingat rasa kecewa hanya akan membuat lukisan menjadi buruk, mari kita bahagia karena dunia tidak selalu tentang cinta.

Dan apakah kamu percaya? Ketika kita kehilangan bila kita jodoh, pasti akan kembali lagi.
Aku peringatkan itu!



-------------------------------------------

Thankyou.
Wait the next part and see you.
If you want to request, you can chat me👌

Ily guys💖

Kali Ini [Selesai✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang