Crazy Love - 4

12.4K 938 171
                                        

Sebuah mobil hitam melaju dengan kecepatan penuh, membela kelengangan kota Bangkok pada dini hari. Musik yang sengaja di nyalakan begitu keras dan membisingkan itu, membuat Krist yang tengah mendudukkan dirinya pada bangku samping kemudi itu semakin tidak tenang, mencoba untuk keluar dari jeratan Singto yang tadi dengan teganya mengikat tangan dan juga kakinya, tetapi pria itu justru terlihat biasa saja, tidak merasa bersalah sedikitpun padanya.

"Phi lepas...."

"Lepas? Akan aku lepaskan setelah kita selesai bermain nanti."

"Tapi untuk apa kau mengikatku seperti ini."

"Kenapa ya?" Singto sedikit melirik Krist, lalu berpura-pura tidak tahu, "kita lihat nanti."

"Phi, akukan tadi tidak jadi tidur dengannya. Kenapa kau melakukan ini."

"Sebab tidak jadi, karena itu aku melakukan hal ini. Jika tadi kau sudah melakukannya, aku akan melakukan hal yang lebih dari ini."

"Dingin phi. Kau tega sekali, setidaknya biarkan aku berpakaian."

"Oh, seperti ini kau terlihat bagus, sayang."

Krist mendengus kesal, tetapi raut wajahnya berubah menjadi penasaran ketika Singto menghentikan mobil yang mereka tumpangi di tengah jalan. Singto mengambil air mineral, membukanya lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, sebuah serbuk berwarna putih, sebelum memasukkan serbuk itu ke dalam air mineral tadi.

Awalnya Singto hanya memasukkannya sebagian, akan tetapi di detik yang berikutnya, pria itu memasukan semua isi serbuk itu kedalam air mineral, lalu mengocoknya pelan.

"Minum ini."

"Itu apa?"

"Hadiah pertama untukmu."

"Phi, kau tidak memberiku racunkan?"

"Racun? Mungkin itu lebih baik." Singto tertawa rendah, sembari memaksa Krist untuk meminumnya, tetapi pria manis itu tidak mau, dengan kesal, Singto menampar wajah Krist, "cepat minum, jika tidak aku akan melakukan hal yang lebih daripada ini!" Ancam Singto, akhirnya Krist meminum air itu dengan bantuan Singto, hingga tandas tidak tersisa, "Nah, jika kau menurut semuanya akan jauh lebih mudah."

Krist hanya menatap Singto dengan kesal, pipinya terasa panas sekarang, tetapi Krist tidak bisa melawannya, karena Singto mengikatnya, dasar pria licik.

"Apa sakit?" Tanya Singto sembari mengusap pipi Krist, tetapi pria manis itu justru mengigit tangan Singto dengan gemas.

"Itu yang namanya sakit!"

"Karena kau melawanku. Aku tidak suka dilawan!"

"Aku tidak suka di paksa!"

"Tapi kau yang memaksaku berbuat seperti ini sayang."

Singto mengusap kembali pipi Krist, dan terlihat seperti ingin menggoda Krist, di hembuskannya terpaan nafas hangatnya pada leher Krist, membuat Krist merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Ada sesuatu yang panas kini menguasai tubuhnya, seperti dirinya ingin Singto menyentuhnya, bahkan bagian bawah tubuhnya tiba-tiba saja mengeras, mata Krist berubah menjadi sayup, deru nafasnya juga berubah menjadi aneh, tidak hanya itu degup jantungnya juga terasa tidak normal.

"Phi apa yang kau berikan padaku?"

"Apa? Aku tidak ingat."

"Phi, jangan main-main."

"Kenapa sayang?" Singto menyeringai, sembari menempelkan jarinya di bibir Krist, "kau mau aku menyentuhmu disini?"Krist menganggukkan kepalanya, "atau disini?" Singto dengan sengaja menghembuskan nafas tepat di depan nipple Krist, sedikit menjulurkan lidahnya berpura-pura ingin membelainya padahal nyatanya tidak, pria itu mempermainkan Krist.

[24]. SLAVE { Crazy Love }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang