Singto melangkahkan kakinya dengan gontai memasuki rumahnya, tetapi keadaan rumahnya sangat sepi, tidak seperti biasanya, begitu Singto pulang Krist sudah berdiri di depan pintu dan merengek-rengek padanya, tentang banyak hal. Mengadukan padanya jika ada yang meledeknya ataupun membuatnya kesal, tetapi sekarang tidak. Mungkin Krist sedang tidur.
Pria itu terus memasuki rumahnya, dan mendudukkan dirinya di sofa, seraya menyandarkan kepalanya di tepi sofa dengan lemas, sembari menatap keadaan di sekitarnya.
Tap.
Tap.
Tap.
Derap langkah kaki seseorang terlihat menghampirinya, Singto mengira jika itu Krist, hingga langsung menengokkan kepalanya ke sumber suara, namun ternyata yang menghampirinya justru Mean. Bukan Krist.
"Mencari phi Krist?"
Mean mendudukkan dirinya tepat di samping Singto, dengan mata yang terfokus ke arah ponselnya, serta senyuman yang tidak kunjung luntur terpatri pada wajah tampannya itu.
"Dimana dia?"
"Tidak ada."
"Tidak ada kemana?"
Kemana Krist pergi di sore hari seperti ini, Singto mengira Krist sudah tidur, karena pria berparas manis itu akan bangun di malam hari dan membuat Singto kesal nantinya.
"Mana aku tahu, yang pasti dia tidak ada di rumah saat aku kesini."
"Jangan bercanda! Krist kemana?"
Saat Mean tidak kunjung menjawabnya juga, padahal Singto sudah bertanya baik-baik pada adiknya itu, Tangan Singto langsung merebut ponsel Mean, hingga adiknya itu menatap ke arah Singto dengan tidak suka, sebab pria itu mengganggu apa yang tengah dirinya lakukan, padahal Mean tidak pernah mengganggu Singto sedikitpun.
"Kembalikan phi."
"Jawab, Krist kemana?"
Tanya Singto sekali lagi, jika itu menyangkut tentang Krist, pria itu tidak mau bermain-main. Singto benar-benar merasa khawatir pada Krist.
"Aku tidak tahu! Tanya phi New saja sana, aku baru datang."
"Dimana New?"
"Baru saja pergi bersama para suaminya untuk melihat rumah barunya, membereskan barang-barangnya. Ah, sebentar lagi rumah ini sepi."
"Dia pergi mengajak Krist?"
"Tidak, saat aku pulang phi Krist sudah tidak ada di rumah. Ketika aku bertanya Phi New hanya berkata, dia pergi di jemput temannya tadi, katanya bosan dirumah. Mungkin dia pergi kuliah, atau mungkin nongkrong bersama teman-temannya, biarkan saja, diakan juga butuh hiburan."
Bosan?
Pergi bersama teman-temannya?
Kenapa Krist tidak mengatakan hal itu padanya, kenapa pergi tanpa seijin Singto, bahkan saat ini Singto tidak tahu Krist pergi kemana, ini sudah hampir malam, dan Krist tidak kunjung pulang juga.
"Hiburan apa maksudmu?" Singto menjitak kepala adiknya itu, "kau tahu Krist seperti apa, hiburan apa yang akan anak itu lakukan."
"Jangan berprasangka buruk, telepon saja tanya baik-baik dia dimana, setelah itu selesai sudah masalah."
"Ponselnya mati, dari tadi aku sudah mencoba untuk menghubunginya, phi kira dia tidur karena itu mematikan ponselnya. Tapi ternyata pergi entah kemana."
Masalahnya ada disini, Singto tidak bisa menghubungi Krist sama sekali, daritadi pagi ponsel Krist tidak aktif, dan Krist sama sekali tidak memberinya kabar sama sekali, padahal biasanya anak itu selalu menelponnya persis seperti orang tidak punya pekerjaan, dan membicarakan hal-hal aneh pada Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[24]. SLAVE { Crazy Love }
Fanfic[ COMPLETED ] "Tugasmu hanya satu berbaringlah di sana," tunjuk seseorang pemua berkulit Tan pada seorang pemuda lain di sampingnya, "mendesahlah lalu puaskan aku." "Jika aku tidak mau bagaimana?" Pemuda berkulit putih itu bertanya sembari menatap s...