Crazy Love - 17

8.1K 667 117
                                        

Seorang pria terlihat tengah menenggak minuman keras yang ada pada sebuah gelas putih kecil di tangannya dengan sekali tegukan, lalu menuang botol yang ada di mejanya itu, menuangnya hingga tumpah ruah dengan tangan gemetaran, yang mengisyaratkan jika saat ini pria itu tengah dalam keadaan mabuk. Alkohol itu sudah menguasai tubuhnya, hingga membuatnya lepas kendali dan menginginkan cairan memabukkan itu terus menerus. Namun ada sebuah tangan lain merebut minuman yang di pegang oleh pria tadi.

"Hei, pria tua. Sampai kapan mau minum? Sampai mati?"

Tae hanya mengulum senyumnya ke arah pria yang memiliki wajah hampir terlihat sangat cantik untuk ukuran seorang pria itu, "Kau anak kecil kenapa disini? Pergi pulang sana dan tidurlah."

"Sialan! Aku sekarang bukan anak kecil lagi, asal kau tahu saja."

"Benarkah? Kau masih terlihat sama dimataku Tee."

Tangan Tee mendorong wajah Tae yang ingin mendekatinya, "Dasar pria gila! Berhenti minum!"

"Tidak mau, aku sedang ingin melupakan semuanya sekarang."

"Jika mau melupakan sesuatu itu tidak dengan cara seperti ini bodoh. Bukan lupa yang kau dapatkan tapi masalah."

"Kenapa kau disini? Menemuiku? Merindukanku?"

Tee menyergit mendengarnya, asumsi dari mana jika dirinya kesini untuk menemui Tae yang benar saja, memangnya Tee tidak punya pekerjaan lain apa, hingga dengan bodohnya mengikuti pria tua itu.

"Merindukan pantatmu! Dasar gila, ini tempat umum jika kau lupa, mungkin kau sudah pikun jadi aku maklumi."

"Kau yakin tidak merindukan aku?" Tae menatap ke arah Tee yang membuang wajahnya ke arah lain tidak mau memandang pria yang ada di sampingnya itu, "kau yakin? Bagaimana jika aku pergi lagi, kau benar-benar tidak apa-apa?"

Jemari tangan Tee yang berada di atas meja mengepal kuat, "Pergilah lagi, jangan pernah kembali selamanya jika perlu."

"Kenapa kau marah?"

Bisa Tae dengar jika intonasi suara pria yang ada di sampingnya itu sedikit meninggi daritadi, meskipun dalam keadaan seperti ini Tae masih bisa mendengar jelas dan mengerti apa yang sebenarnya Tee inginkan.

"Aku tidak marah."

"Kau masih menungguku?"

"Menurutmu?" Tee hanya menatap datar Tae, seolah dirinya tidak terlalu perduli dengan pria itu, "tentu tidak, untuk apa aku menunggumu. Kau pikir aku apa? Ini sudah berapa tahun? Aku pikir kau sudah mati dimakan hewan buas atau tertabrak tronton. Sekarang aku sudah punya yang lain."

Ingatkan Tae untuk tidak tertawa, dan harusnya membujuk Tee, tetapi dirinya tidak bisa. Siapa yang lain yang di maksud oleh Tee, karena dia tidak percaya jika pria itu sudah memiliki orang lain sekarang.

"Siapa orang lain itu?"

"Kenapa kau ingin tahu?"

"Ingin mengatakan padanya jika kau itu milikku, jadi dia tidak bisa mengambilmu. Aku sudah mengikatmu dari dulu, tidak ada yang bisa mengambilmu lagi."

Dengan tidak percaya Tee mendengarnya, dulu siapa yang pergi begitu saja meninggalkannya, mengatakan jika akan kembali secepatnya, akan tetapi baru sekarang pria itu muncul di hadapannya, setelah sebelumnya tidak ada kabar sama sekali, dan sekarang Tae dengan yakinnya berkata jika dia itu milik pria itu, bukankah itu gila.

"Itu sudah dua tahun yang lalu. Kemana saja kau selama dua tahun ini? Kemana ketika aku mencarimu, sekarang dengan tidak tahu malu mengakuiku."

"Aku sibuk kau tahu itukan."

[24]. SLAVE { Crazy Love }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang