🎵Last Winter - The Toys.~*~*~*~*~
Hujan rintik-rintik membasahi sebuah jalanan sepi, ketika sebuah mobil melaju pelan di sekitarnya, di dalam sana, ada seorang pria manis yang tengah menatap ke arah jendela kaca mobil itu dengan pandangan sedih, namun tangan mungil seseorang menyentuh bahunya.
"Apa yang kau pikirkan, Krist?"
"Tidak ada."
"Hei, ada apa katakan saja padaku. Kenapa kau berlarian di tengah jalan tadi? Untung aku tidak sampai benar-benar menabrakmu, Krist."
"Tidak apa-apa, Lyn. Aku hanya ... Sedikit ada masalah saja."
Wanita itu mengganggukan kepalanya, seolah mengerti jika Krist tidak ingin membahas masalah ini dengannya. Lyn mengerti tentang hal itu, dia tahu jika tidak semua masalah bisa di ceritakan pada orang lain.
"Kau mau kemana, biar aku antar. Lihat bajumu basah, nanti kau sakit."
"Tidak tahu, turunkan aku di ujung jalan saja."
Lyn menghentikan mobilnya, lalu menatap ke arah Krist, "Kau ada masalah? Tidak mungkin aku meninggalkanmu disini di tengah hujan lebat dan malam hari seperti ini. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu Krist?"
"Tidak apa-apa, lagipula dia juga tidak akan perduli meskipun aku mati sekalipun."
"Dia siapa?" Alis Lyn bertautan, "ikut aku pulang ya? Mau tidak? Kau bisa berganti pakaian disana, aku masih menyimpan pakaianmu."
"Boleh."
"Senyum, jangan cemberut seperti itu." Lyn menarik paksa bibir Krist,agar pria manis itu tersenyum, "tuh, kau terlihat lebih manis."
Krist tidak mengindahkan perkataan temannya itu, dan justru menatap lagi ke arah jendela mobil, mengamati pemandangan luar, dari tempatnya berada.
*
Perlahan-lahan Tay mendekati Singto yang mendudukkan dirinya di lantai teras rumahnya sendirian, sembari menatap ke arah hujan yang masih saja terus mengguyur wilayah di sekitarnya daritadi. Pria itu tidak sengaja melihat sosok Singto saat membuka jendela kaca barusan, jadi Tay berinisiatif untuk menghampiri Singto. Tangan Tay menyentuh bahu Singto pelan, seraya mendudukkan dirinya di samping Singto, tidak memperdulikan cipratan air yang mengenainya tubuh dan pakaiannya, meskipun Tay tahu New nanti pasti akan mengomelinya.
"Kenapa ada disini? Masuk dan ganti pakaianmu. Apa Krist sudah pergi?"
Anggukan kecil di keluarkan oleh Singto, tidak terlalu menghiraukan kedatangan Tay di sekitarnya. Pria itu terus menatap ke arah rintikan hujan yang membasahi halaman rumahnya di malam hari.
"Ada masalah apa? Kenapa Krist pergi? Mean pergi dan New marah-marah?"
"Mean pergi?"
"Iya, belum lama dia pergi sambil menangis."
"Menangis? Bagaimana dengan New?"
"Kau tahu dia seperti apa? Earth sedang membujuknya supaya tidak marah lagi."
Helaan nafas berat keluar dari Singto, "Ini salahku. Aku membuat Krist membenciku, Mean kecewa, dan phi New marah."
"Sing, jika kau masih terus melihat masa lalu. Kau tidak bisa melihat apa yang sesungguhnya ada di depanmu, apa yang sudah kau miliki, bahkan masa depanmu sendiri. Karena kau terlalu terikat dengan hal itu. Kau boleh mengingatnya, tapi buat itu sebagai pelajaran, bukan untuk membuatmu lupa apa yang kau miliki sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[24]. SLAVE { Crazy Love }
Fanfiction[ COMPLETED ] "Tugasmu hanya satu berbaringlah di sana," tunjuk seseorang pemua berkulit Tan pada seorang pemuda lain di sampingnya, "mendesahlah lalu puaskan aku." "Jika aku tidak mau bagaimana?" Pemuda berkulit putih itu bertanya sembari menatap s...