🎵เจ็บที่ยังรู้สึก (Ost.U-Prince Sitbis) - นนท์ ธนนท์
~*~*~*~*~*~
Singto menatap Krist yang sudah berpakaian rapi di pagi hari dengan heran, tidak biasanya Krist seperti ini, membuat Singto langsung menghampirinya lalu memeluk Krist dari belakang, dan menempelkan wajahnya pada ceruk leher krist yang tengah mengaca di dalam kamar."Mau kemana?"
"Menemui teman, tidak apa-apakan? Hari ini saja."
"Teman siapa?"
"Plan dan Tee, kami mau pergi bersama."
"Kemana?"
"Kau tidak perlu tahu, kami tidak akan berbuat macam-macam, aku janji."
"Baiklah, phi akan mengantarmu ya."
Krist menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu phi, aku bukan anak kecil, nanti mereka meledekku."
"Mmm, baiklah. Tapi hati-hati ya."
"Iya, dasar cerewet."
"Kau harus pulang sebelum pukul 9 malam. Bukan pukul 2 pagi. Awas jika kau belum pulang nanti."
"Hah? Pukul 9? Biasanya aku pulang sekitar jam 12 malam itu paling awal."
"Krist!"
"Iya, jangan marah-marah." Krist membalikkan badannya dan memeluk Singto sejenak, lalu mengecup bibir suaminya itu, sebelum mengambil apa yang dia butuhkan seperti dompet dan juga ponsel, kemudian melangkahkan kakinya untuk pergi, "aku pergi ya, jangan rindu padaku. Aku akan kembali pukul 9 malam. Tenang tidak akan terlambat."
Setelah mengatakan hal itu, Krist langsung berjalan pergi meninggalkan Singto, sembari memasang senyum terbaiknya, akan tetapi ketika sudah sampai di lorong-lorong rumahnya yang sepi, senyum Krist langsung raip seketika, di gantikan oleh tatapan kesedihannya.
___________
"Ada apa, kenapa kau mengajak paman untuk bertemu Krist?"
Tae tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja, Krist memaksanya untuk bertemu dengannya sekarang juga. Tae sempat mengira jika Krist tengah pergi bersama Singto, biasanya pasangan yang baru menikah pasti lebih sering menghabiskan waktunya bersama-sama.
"Darimana paman kenal phi Sing?"
Bukannya menjawab pertanyaan dari Tae, pria berparas manis itu justru melontarkan pertanyaan kepada pamannya. Bagi Krist hal itu yang paling ingin di ketahuinya.
"Paman tidak mengenalnya."
"Kenapa paman tidak suka padanya. Kenapa paman waktu itu bilang jika mau dulu atau sekarang juga sama saja, paman tidak akan pernah mau dia berurusan dengan keluarga kita. Aku waktu itu tidak berpikiran terlalu jauh dengan kata-kata paman, tapi sekarang kata-kata itu berputar-putar di kepalaku."
Krist mengingat pertemuan mereka beberapa hari yang lalu, dimana Tae terlihat tidak suka pada Singto, dan Singto yang bahkan terlihat takut pada Tae, seperti takut pamannya akan mengatakan hal-hal yang tidak mau Krist dengar. Bodohnya Krist baru menyadari itu sekarang.
"Tidak ada maksud apapun dari kata-kata itu, Krist."
"Cukup dia saja yang berbohong padaku, aku tidak mau paman juga melakukannya. Jawab aku dengan jujur paman, ada apa sebenarnya?"
"Dia berbohong? Apa yang dia lakukan padamu?"
Krist melepaskan tangan Tae yang menggenggam tangannya di atas meja kafe tempatnya berada bersamanya dengan pamannya itu sekarang, tanda jika Krist tengah kesal pada Tae. Semua orang sepertinya bersekongkol untuk berbohong padanya. Krist hanya ingin tahu ada apa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[24]. SLAVE { Crazy Love }
Fanfiction[ COMPLETED ] "Tugasmu hanya satu berbaringlah di sana," tunjuk seseorang pemua berkulit Tan pada seorang pemuda lain di sampingnya, "mendesahlah lalu puaskan aku." "Jika aku tidak mau bagaimana?" Pemuda berkulit putih itu bertanya sembari menatap s...