🎵 Ying Kooay Ying Ngao.
Nat Sakdatorn.~*~*~*~*~*~
Kelopak mata pria yang tengah berbaring sendirian di dalam sebuah ruangan itu perlahan-lahan mulai terbuka sedikit dengan sendirinya. Krist memegangi kepalanya yang saat ini terasa pusing, sembari menatap ke arah sekelilingnya. Sepi dan juga sangat sunyi, hingga pria manis itu mencoba untuk memposisikan dirinya sendiri untuk duduk, namun belum sempat itu terjadi. Tubuh Krist yang lemah itu terhempas lagi di atas tempat tidurnya.
Hanya saja Krist terus berusaha untuk duduk, tetapi yang di dapatkannya sesudahnya ialah rasa sakit. Tangan Krist mengusap perutnya yang sedikit nyeri, sembari mencoba untuk bangkit dan berjalan ke arah pintu. Berjalan dengan tertatih menuju tempat yang di tujunya, namun belum sempat Krist membukanya, pintu kayu itu sudah di buka oleh orang lain dari luar.
"Kau mau kemana? Bukankah kau sakit? Baru aku tinggal sebentar, tiba-tiba kau sudah pingsan. Berbaring lagi sana."
"Aku tidak mau phi New, aku mau pergi saja."
"Pergi? Kau mau pergi kemana? Jangan bodoh! Cepat berbaring."
"Aku tidak mau."
"Cepat Krist. Percuma meskipun kau mencoba untuk pergi dari sini. Rumah ini di jaga bodyguard supaya kau tidak bisa kabur, jadi istirahat saja jangan buang-buang waktumu."
Karena Krist hanya berdiam diri di tempatnya, akhirnya New dengan paksa menyeret Krist untuk kembali berbaring ke atas tempat tidurnya.
"Rumah ini di jaga kenapa?"
"Tentu saja agar kau tidak bisa keluar. Singto lama-lama semakin gila saja."
"Phi Singto? Tadi dia bilang aku boleh pergi."
"Tadi? Maksudmu mungkin kemarin bukan tadi. Kau pingsan dari kemarin. Kaukan tahu jika kau tidak boleh kelelahan dan juga banyak pikiran, tapi tetap saja seperti itu. Untung saja tidak terjadi sesuatu pada kandunganmu."
"Dia tidak apa-apakan?" Krist memegangi perutnya, takut terjadi sesuatu pada anak yang tumbuh di dalam perutnya itu.
"Tidak apa-apa, sudah aku bilang jangan marah-marah. Aku jadi tidak tega mau meninggalkanmu disini berdua saja bersama Singto."
"Phi mau kemana?"
"Pindah tentu saja, aku sudah menemukan rumah yang aku mau. Kenapa kau mau ikut aku?"
"Tidak. Aku mau pergi dari sini."
"Kenapa? Jangan bertindak bodoh, Mean sudah bercerita padaku, bahkan Earth juga tentang apa yang kalian berdua ributkan. Aku tahu kau pasti marah, siapa yang tidak akan marah jika mendengar hal semacam itu? Tapi kembali lagi pada kenyataannya, kau membutuhkan dia. Anakmu butuh kasih sayang orang tuanya nanti. Jangan karena wanita itu kau jadi seperti ini, bodoh jika kau meninggalkan Singto, itu artinya kau memberikan peluang untuk yang lain mendapatkan posisimu, jadi pertahankan. Belum tentu apa di katakan wanita itu benar."
"Kau tidak tahu bagaimana perasaanku, lagipula juga phi Singto mengusirku."
"Perasaanmu? Kau cemburu, mmm?" New tersenyum sebelum menepuk pundak Krist pelan, "jika dia mengusirmu, tidak akan dia membawamu kesini. Pasti dia sudah membuangmu ketika kau pingsan kemarin. Kau sudah lama tinggal disini, tapi kau tidak tahu Singto bagaimana? Kelakuan dan hatinya itu tidak pernah sejalan."
"Aku tidak cemburu phi."
"Lalu apa? Kenapa kau marah, jika kau tidak cemburu?"
"Aku hanya kesal, dan juga ... Aku merasa sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
[24]. SLAVE { Crazy Love }
Fanfiction[ COMPLETED ] "Tugasmu hanya satu berbaringlah di sana," tunjuk seseorang pemua berkulit Tan pada seorang pemuda lain di sampingnya, "mendesahlah lalu puaskan aku." "Jika aku tidak mau bagaimana?" Pemuda berkulit putih itu bertanya sembari menatap s...