"Makasih ya a" kata Rian sambil ngerendahin badannya kearah Fajar yang masih di dalem mobilnya.
"Iyaa sayang. Maaf aa ga bisa anter sampe dalem ya" balas Fajar sambil menunjukan cengiran tampannya.
"Iyaa a gapapa. Hati-hati ya a, semangat kerjanya Semesta Rian"
"Aihhh pacar aa udah bisa ngalus. Haha iya deh makasih Semestanya Fajar. Assalamualaikum" salam Fajar sambil kembali menyalahkan mesin mobilnya.
"Waalaikumsalam" Rian pun melambaikan tangannya setelah kekasihnya pergi.
Iapun kembali dengan Rian yang selalu cerah di pagi hari, seakan lupa betapa lelahnya ia semalam.
Dengan riang ia memasuki tempat kerja yang lebih tepatnya menjadi tempatnya mengabdi untuk membantu orang lain itu.
***
Tidak ada sebuah perusahaan besar yang tidak ada masalah di dalamnya. Pasti selalu ada masalah yang entah itu masalah kecil maupun besar.
Layaknya perusahaan milik Fajar saat ini. Ia harus merelakan kekalahannya dalam mendapatkan tander saat ini.
Utusan Fajar gagal meyakinkan para tender besar agar memilih perusahaan mereka untuk bekerjasama dan tentu saja itu membuat Fajar sedikit pusing untuk kembali mencari kolega baru nya.
"Maafkan saya Pak Fajar. Saya siap menerima segala hukuman yang diberikan oleh anda" sesal karyawannya yang semula menjadi utusan terpercaya nya itu.
Fajar mengurut pelipisnya. Pening sedikit mendera kepalanya. Namun ia tetap berusaha tersenyum.
"Tak apa kita bisa mencari tender lain. Dan jadikan ini sebuah pelajaran untuk mu ya. Aku tidak akan menghukum mu, hal seperti ini wajar terjadi. Yang penting kita harus segera bangkit agar bisa mendapatkan tender yang bahkan lebih baik. Oke"
Seketika wajah sedih karyawan itu pun berganti dengan senyuman terima kasih. Ia sangat tau kalau atasannya itu sangat baik dan lihatlah keputusan baik hati nya itu.
"T-terima kasih pak Fajar. Saya berjanji saya akan berusaha lebih baik untuk pertemuan berikutnya"
"Umm yasudah kembali lah ke pekerjaan mu. Terima kasih kerja sama nya"
"Baik pak. Kalau begitu saya permisi" Fajar pun mengangguk lalu karyawannya pergi dengan hati bahagia berkat kebaikannya itu.
"Hhhhh Semangat Fajar kau harus bangkit, tidak perlu sedih. Kau pasti bisa mendapatkan proyek yang lebih besar. Ingat Rian, Fajar. Kau harus semangat kerja untuk menghidupi kehidupannya kelak kkk" gumamnya menyemangati dirinya sendiri.
Ia mau menghubungi Rian tapi takut Rian sedang sibuk jadi biarlah ia menyemangati dirinya dengan caranya sendiri.
***
"Aa ko ga nelfon aku ya, tumben" gumam Rian sambil mengecek ponselnya yang tidak ada tanda-tanda keberadaan Fajar yang biasanya menghantui notif ponselnya itu.
Rian menopangkan dagunya sambil menatap ponselnya bosan.
"Uyy ka Rian bengong aja"
Tiba-tiba seseorang duduk dihadapannya menganggetkan dirinya yang sedikit melamun.
"Apa sih Jojo ngagetin aja deh. Kamu ngapain ke kantin? Ga ada kerjaan emang? Kan belum waktunya kamu istirahat"
Ya orang itu adalah Jojo kekasih Anthony sahabat Rian yang masih magang di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Dan tentunya Jojo belum bisa leluasa berkeliaran kecuali di jam istirahatnya. Beda dengan Rian yang memang sudah cukup senior meski ia masih terbilang cukup muda untuk menjadi dokter senior. Maklum lah orang pintar sepertinya sangat dibutuhkan partisipannya.☺
"Divisi ku sedang mendapat waktu istirahat 20 menit setelah menyelesaikan tugas di Bangsal anak tadi"
"Owh begitu. Lalu apa kau lelah? Mau memesan sesuatu? Biar aku yang traktir"
"Wahh beneran nih ka? Yaudah aku mau pesen...um pesan apa ya, sek yo aku pilih dise"
Rian menggelengkan kepalanya berkat kelakuan adiknya itu. Jojo memang terlihat sangat gagah tapi selalu terlihat manis dimatanya, apalagi kalau manjanya sedang kumat.
Dan kumatnya manja Jojo itu hanya berlaku padanya dan Anthony, beda saat ia berinteraksi dengan orang lain. Ia pasti akan bersikap sok keren yang terkesan berwibawa, padahal sifat aslinya itu sangat kekanakan.
Mungkin karna mereka kenal cukup lama makannya Jojo biasa bermanja dengannya sedangkan dengan Anthony, ya tidak perlu bertanya mereka berdua sepasang kekasih jadi lah Jojo sangat suka bermanja dengan kekasih mungilnya itu.
Setelah selesai memesan pesanannya Jojo menatap Rian sambil tersenyum mengerikan kearah Rian.
"Kenapa sih natap gitu geli ah Jo. Inget aku bukan Anthony ya"
"Hehe abisnya aku seneng ka Rian baik banget jadi orang. Kan jadi gemesh aku tuh hehe"
"Kamu muji atau apa sih Jo,-"
"Ohya udah lama aku ndak keto a Fajar ka. Kalian masih pacaran kan?"
"A Fajar lagi sibuk. Tapi tiap hari aku di jemput dia ko, kamu nya aja yang ga liat. Dan iyalah aku masih pacaran sama dia, mana mau dia putus dari aku haha"
"Ohgitu iya sih ya a Fajar kan bisnis man, pasti hidupnya sibuk ngurusin bisnis-bisnisnya itu. Haha iya ya dia kan bucin banget sama kaka haha ko tiba-tiba aku inget cerita Ony soal gimana a Fajar berusaha nembak ka Rian ya. Haha sayang banget aku ga liat pasti lucu banget"
"Iiih udah ah jangan bahas itu nanti dia malu hahha. Yaudah aku mau lanjut meriksa ya Jo. Ini uang buatt bayar makanan mu. Semangat tugas-tugas berikutnya" Rian mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Jojo. Dan Jojo menerimanya dengan senang hati. Maklum ya Jojo masih berjuang supaya bisa kaya Rian makannya duitnya masih belum cair.😁
"Iyaa ka sekali lagi makasih ya ka"
"Sip. Ditinggal ya Jo"
"Iya ka bye"
Dan Rian pun akhirnya pergi meninggalkan Jojo sendiri.
-tbc-
Maaf klo tbc nya gantung sekali kubuatnya pendek2 memang😊
Kindly vote and comment makasih😊
Jowerss
KAMU SEDANG MEMBACA
✔O R A N G E ✴ R E D 〰 Faj•Ri🍁 《Revisi》
RomanceBook 3 Begitu kontrasnya hubungan seorang Dokter dan Bisnis Man yang menjalin hubungan terlarang namun selalu menjadi idaman. "Favorite ku itu oren" "Wah kebetulah sekali aku juga suka merah><" "-_-" 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 Sequel Book 2; Happy...