🍁29🍁

1K 142 5
                                    

Hati Rian berdetak lebih cepat dari biasanya. Hanya dengan menghitung jam, ia dan Fajar akan melangsungkan akad pernikahannya.

Ia tidak pernah menyangka hubungannya dengan Fajar akan sampai pada tahap seserius ini.

Mengingat kilas balik pertemuan konyolnya dengan Fajar membuat ia sangat tidak menyangka kalau saat ini bahkan ia sampai pada titik puncak hubungannya dengan Fajar.

Dan hari ini, hari ini adalah puncaknya hubungan main-main dari Fajar dan Rian. Hari ini akan menjadi simbol hubungan masa depan mereka.

Bahkan hari bersejarah ini pun bertepatan dengan hari bahagia calon suaminya yang sebentar lagi akan melepas kata calon di depannya.

Fajar Alfian. Nama itu, sosok itu, pria konyol itu, di hari bahagianya, hari kelahirannya. Akan sah menjadi suami dari Rian Ardianto.

Pria manis, berhati baik nan lembut, seorang dokter pintar nan handal serta begitu rupawan. Akan benar-benar menjadi pendamping seorang Fajar Alfian!

"Dek" panggilan lembut menyadarkan Rian dari lamunannya.

Dilihatnya sang kakak datang menghampirinya dengan senyuman manis yang tergaris di wajah cantiknya yang berbalut kerudung, serta kebaya putih modern yang membuatnya terlihat semakin menawan.

"Kamu udah siap?"

"Entahlah mbak. Ian masih gugup"

Kakaknya menggenggam jemari adik kecilnya yang kini sudah tumbuh besar itu.

"Dek, denger mbak. Semua akan berjalan baik-baik aja. Bahkan meski kalian melangsungkan pernikahan yang masih tabu ini. Tapi inget kekuatan cinta kalian, bakal ngalahin semua itu. Kamu bahkan pria spesial yang nantinya bisa menunjukan kespesialan mu itu. Kamu bisa jadi sumber kebahagiaan Fajar, meski kalian sesama lelaki. Dan begitu pun Fajar. Mbak yakin, dia adalah yang terbaik, yang Tuhan kirimkan untuk mu dek. Jadi ga ada yang perlu kamu raguin sampe ngebuat kamu gugup. Cukup relaks dan semua akan berjalan baik-baik aja"

Mata Rian sedikit berkaca, menatap kakak perempuannya itu. Lagi-lagi ia hanya bisa, tidak menyangka, dulu ia hanyalah adik kecil bagi, kakak-kakaknya. Namun hari ini, ia akan dipinang dan harus bisa menjadi lebih dewasa lagi.

"Jangan nangis dek. Kamu udah dandan lho, nanti bedaknya luntur kan ga lucu haha"

Kakak Rian pun tertawa kecil sambil mengelus bawa mata Rian.

"Selamat menempuh hidup baru ya adek ku sayang, jangan lupa setelah ini cepet-cepet kasih mbak ponakan haha"

"Iiih mbak apa sih, nikah aja belom udah minta ponakan. Nanti aja, Ian masih mau berduaan dulu sama mas Fajar haha"

"Ya Allah, hampir 5 tahun pacaran, masih kurang itu berduaannya,- udah ah ayoo acaranya udah mau mulai, mbak yakin kamu juga pasti udah ga tahan kan mau liat Fajar setelah seminggu ga ketemu haha"

Rian pun hanya menanggapinya dengan senyuman malu, lalu mulai membiarkan kakaknya menggandeng tangannya sampai pada tempat akad pernikahannya.

***

"Bagaimana saksi? Sah?" Ucap pak penghulu. Dan ramai-ramai para saksi pun mengatakan sah sebagai tanda telah selesai nya acara akad dari pada pernikahan Fajar dan Rian.

"Silahkan Rian, dicium tangan Fajar nya" lagi, kata pak penghulu menyuruh Rian mencium tangan Fajar yang sudah sah berstatus suaminya itu.

Cengiran bahagia tak pernah pudar di wajah Fajar sejak di mulainya acara akad itu, sampai pada ia mengecup kening Rian. Sambil bergumam pelan.

✔O R A N G E ✴ R E D 〰 Faj•Ri🍁 《Revisi》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang