"Jadi kamu mau minta libur dulu gitu Ian?"
Rian ngangguk ragu.
"Kira-kira di bolehin ga Ny? Ga lama ko cuma 3 hari"
"Ya kamu coba tanyain aja dulu Ian. Tapi aku yakin sih boleh apalagi kamu izin pulang ke Bantul juga kan karna hal penting. Pasti di bolehin deh"
"Iyaa deh nanti pas istirahat aku izin. Ohya aku denger Jojo sakit?"
"Oke, iyaa. Mimisan dia kemarin pas kamu ga masuk. Kecapean sih kayanya"
"Lho ko kayanya. Kamu gimana sih, emang kamu ga periksa dia?"
"Kemarin aku sibuk banget Ian. Ga sempet buat liat dia. Tapi hari ini aku mau ke apartemennya ko, soalnya katanya hari ini dia ga masuk"
Rian gelengin kepalanya sambil ngehela nafas.
"Untung kamu gitu karna ada tanggung jawab Ny, kalo engga wis ta jewer kowe"
"Ya abisnya gimana, lagiann cuma mimisan aja ko katanya"
"Tau ah Ny. Kamu tuh terlalu cuek tau ga Ny. Jojo tuh perhatian banget lho sama kamu. Tapi kamu, dia sakit gini kamu malah ga peduli"
"Siapa yang bilang aku ga peduli sih Ian. Kan aku udah bilang nanti juga aku pulang jaga langsung ke apartemen dia" kesal dengan ucapan Rian, Anthony pun memasang wajah tak suka.
"Yaudah terserah kamu aja lah Ny. Terkadang kamu tuh harus liat dari pandangan orang lain. Jangan liat dari sisi kamu aja, biar kamu tau sikap kamu itu ga selamanya bener di mata orang lain. Apalagi Jojo. Dia juga punya hati yang bisa aja sedih kalo terus-terusan kamu gituin"
Rian pun langsung pergi karna ikut jengkel dengan sikap sahabatnya itu.
Sedangkan Anthony hanya terdiam masih mencerna maksud sahabatnya itu.
"Apa sih Rian, mau kawin ko malah jadi galak gini huhh"
***
"YA OPO SEH JOM...AKU KAN MEH JAKARTA LHA KO KUWI MALAH AREP PULANG"
Rian menjauhkan ponselnya melindungi telinganya dari teriakan sahabat kecilnya itu.
"Iyaa Vin, abis gimana kan ini penting juga. Umm gimana kalo nanti kita ketemuan aja di Jogja terus nanti kamu ke Jakarta nya sama aku aja bareng sekalian aku pulang"
"Ishh Jombaaaang ra gelem aku. Aku mau ne mangkat dhewe"
Terdengar rengekan di sebrang telfon Rian.
"Ya terus gimana aku juga udah ambil cuti buat tiga hari kedepan Vin, nanti malam aku berangkat sama mas Fajar"
"Hishh yoweslah ta tunggu kowe mulih Jakarta ae. Pokoe aku ra gelem mangkat bareng kowe aku meh dhewe"
"Yowes karep mu aja. Nanti aku kabarin kalo aku udah pulang"
"Yowes okey"
"Yaudah kalo gitu udah dulu ya aku belum nyiapin baju yang mau aku bawa"
"Iyoo"
-bip-
Usai memutuskan sambungan dengan sahabat kecilnya yang bernama lengkap Kevin Sanjaya Sukamuljo itu Rian pun memasukan ponselnya kedalam saku celananya lalu mulai beralih menuju ruangan khusus pakaian.
Ia tak membawa baju banyak, paling tiga atau empat setel saja karna di Bantul juga banyak stok pakaiannya.
Setelah selesai Rian menata apa-apa saja yang akan ia bawa. Rian pun beranjak menuju apartemen Fajar.
***
Rian menatap apartemen kekasihnya yang masih kosong karna Fajar yang masih di kantornya.
Dan tidak perlu bertanya kenapa Rian bisa masuk begitu saja ya, karna kalian pasti sudah mengerti.☺
Rian mulai memasuki kamar Fajar. Ia berjalan menuju lemari milik Fajar. Fajar memang tidak memisahkan ruangan khusus pakaian seperti Rian, dia hanya menggunakan lemari sebagai tempat baju-bajunya.
Sebelum membuka lemari Fajar, Rian merogoh sakunya lalu menyalahkan pinselnya.
Setelah melihat kontak kekasihnya Rian pun menghubungi Fajar.
Tak perlu menunggu lama sambungan pun mulai terhubung.
"Assalamualaikum Mas"
"Waalaikumsalam, Iya sayang kenapa?"
"Aku udah di apartemen mu. Baju yang buat ke Bantul aku siapin ya"
"Iyaa sayang monggo"
"Yaudah aku cuma mau bilang itu aja"
"Ya ampun padahal aku masih kangen suara kamu lho sayang"
"Bucin dasar. Udah ah, inget jangan pulang telat! Malem ini kita berangkat"
"Iyaa siap sayang"
"Yaudah. Ohya jangan sampe telat makan ya. Aku tutup Assalamualaikum"
"Asiyaaap, kamu juga ya sayang..okey waalaikumsalam"
-bip-
Rian hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Memiliki kekasih yang tingkat bucinnya sudah overload ya begitu.
Mematikan ponselnya kembali Rian pun membuka lemari Fajar.
Ia melihat-lihat sambil berfikir baju apa saja yang harus ia siapkan untuk Fajar.
Ia mengambil dua kaos biasa dan tiga kemeja beda warna serta celana pendek dan celana bahan hitam sebagai bawahan kemeja. Tak lupa ia pun mengambil beberapa potong celana dalam Fajar.
Rian tersenyum kecil.
"Gede juga wkwk"
"Astagfirullah Rian"
Puk puk puk Rian menepuk pipi dan matanya pelan.
"Maafin Rian ya Allah...Rian ga mikirin apa-apa ko beneran deh"
Usai bergelut memohon ampun karna sekilas pikiran something yang hanya ia dan Tuhan yang tau itu pun Rian memilih cepat-cepat merapihkan baju-baju Fajar sebelum kekasihnya itu pulang.
-tbc-
Rian sayang kamu mikir apa nak setelah melihat se*pak Alficin yg "gede"🌚😂
Kindly vote and comment sayang😊
Jowerss
KAMU SEDANG MEMBACA
✔O R A N G E ✴ R E D 〰 Faj•Ri🍁 《Revisi》
RomansaBook 3 Begitu kontrasnya hubungan seorang Dokter dan Bisnis Man yang menjalin hubungan terlarang namun selalu menjadi idaman. "Favorite ku itu oren" "Wah kebetulah sekali aku juga suka merah><" "-_-" 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 Sequel Book 2; Happy...