Pesan

3 0 0
                                    


Penghinaan, penghinaan! Ini adalah sebuah kemunafikan besar, sebuah kebohongan besar! Penipuan masif yang dikemukakan diatas dunia, tanpa rasa malu ataupun keseganan, mereka telah mencoreng kebenaran yang sejati, menutup-nutupinya dengan kenyataan palsu, kumpulan ide konyol yang muncul dari otak mereka yang hina!

Aku menutup buku itu dengan kesal. Sudah berapa lama kebohongan ini berlanjut? Juga, mengapa orang-orang menerima kepalsuan ini? Rasanya aku harus membakar buku itu sekarang juga, merobek-robeknya hingga tidak tersisa sebagian kecilpun. Tetapi aku tidak bisa melakukannya, setidaknya tidak saat ini. Nafasku memburu. Perasaan yang sungguh tidak menyenangkan. Ketika aku duduk di kursi sambil memandang keluar jendela, pikiranku kacau balau, memimbang-nimbang tentang apa yang sebaiknya kulakukan selanjutnya. Kebohongan ini sudah menyebar, menghapusnya tidak akan jadi pekerjaan mudah. Pikiran ini sudah meresap ke dalam, menusuk, menjalari saraf, tulang-tulang, membenam didalam hati mereka sebagai hal yang mereka percayai.

Aku mengetahui kebenarannya. Karena itulah, aku harus melakukan sesuatu. Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai seseorang yang mengetahui kebenaran. Inilah beban yang kutanggung. Mungkin sebab itulah aku berada disini saat ini, membaca buku yang tak mengenakkan, yang memuat fakta-fakta palsu yang tak mengenakkan. Sebuah garis dunia yang dimana aku telah ditempatkan didalamnya, untuk mengembalikan jalurnya ke arah yang benar. Aku datang kemari dengan rasa penarasan, berdiam dengan kekesalan dan kekecewaan, maka aku akan pergi meninggalkan kebahagiaan, sebuah pesan yang mulia, ditujukan kepada seluruh umat manusia.

Karena itulah aku menuliskan surat. Berisikan perasaanku sendiri, kemarahanku, kekecewaanku, serta kebenarannya, kenyataan yang sesungguhnya, merobek-robek kebohongan yang sesat. Surat itu kukirimkan kepada sepuluh orang. Mereka semua kemudian mengirimkan surat yang sama kepada sepuluh orang lainnya, yang kemudian mengirimkan surat yang sama kepada sepuluh orang lainnya. Cerita-cerita dibisikkan. Lagu-lagu dinyanyikan. Pesan itupun didengar oleh semua manusia hidup yang ada didunia. Kebenaran yang sesungguhnya, sekali lagi bangkit keatas permukaan, setelah sekian lama dilupakan. Orang-orang mengetahui kisah yang sebenarnya, kisah tentang dunia. Mereka menyakininya, mempercayainya sepenuh hati, menceritakannya dengan penuh semangat, sebuah siyar yang berkembang di seluruh sudut dunia.

Saat waktunya sudah tepat, aku berdiri di tengah alun-alun kota. Penduduk menyambutku dengan gembira. Pujian atas namaku dikumandangkan. Sorak sorai kebahagiaan. Hati mereka merasakan perdamaian setelah mereka mengetahui kebenaran. Karena itulah mereka berterima kasih kepadaku. Ketika sorak sorai itu reda, aku menarik seluruh tenagaku dalam dadaku, kemudian dengan suara paling lantang yang dapat kuhasilkan, kukatakan kembali ide-ideku. Pikiran-pikiranku atas bagaimana seharusnya dunia ini bergerak mulai saat ini. Lalu kutantang mereka yang sudah berbohong. Kukatakan bahwa aku akan menjatuhkan mereka, kemudian menghukum mereka atas apa yang telah mereka perbuat.

"Aku mengetahui kebohongannya, aku mengetahui rahasia kalian. Begitu pula semua orang. Maka inilah janjiku. Akan kumusnahkan kalian, beserta kebohongan-kebohongan yang telah kalian siarkan!"

Tentu saja mereka tidak menyukai perbuatanku. Tidak sampai beberapa lama, pasukan mereka menangkapku, mengurungku didalam penjara terkotor yang mereka punya. Inilah yang kau terima ketika kau melawan kekuatan besar. Aku sudah memperkirakan hal ini akan terjadi. Tidak ada hal yang dapat kulakukan untuk menghentikannya. Tetapi inilah yang baik. Kekuatan mereka sudah runtuh. Kenyataan sudah tersebar. Tidak butuh waktu lama sampai mereka benar-benar menghilang. Aku dapat membayangkan kekesalan di wajah mereka, bagaimana mereka menggigit kuku mereka, dan ketika mereka kutaklukkan, darah mereka akan menjadi penyubur bagi tanah ini.

Mereka memenggal kepalaku di alun-alun yang sama tempat aku mengutarakan inspirasiku, tempat yang sama dimana mereka menangkapku. Begitulah cara mereka bekerja. Mereka menghilangkan ancaman yang muncul secepat yang mereka bisa. Satu hal yang tidak kuketahui, kebenaran itu menghilang seiring dengan kepergianku. Kekuatan mereka tidak melemah. Sekali lagi mereka menghapuskan kebenaran, menggantinya dengan fakta-fakta fiktif yang mereka ciptakan sendiri. Gejolak yang kuciptakan padam secepat ia merambat. Dunia kembali ditutupi kegelapan, dan kekuatan mereka kembali berkuasa. Kebenaran itu hilang seakan-akan tidak pernah ada. Orang-orang memuji kepalsuan, menceritakannya, menyanyikan lagu-lagu tentangnya, menari untuknya. Keberadaanku pun menghilang. Roda yang semula kukira telah berhenti, kini berputar kembali. Entah untuk berapa lama setelah ini, sesungguhnya, aku sama sekali tidak mengetahuinya. 

The Apocalypse - A Compilation of Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang