Itu jebakan! Aku menarik tangan kurusnya dengan kuat. Tubuhnya terpelanting kebelakang. Ketika daun pintu membuka dengan lebar, kilat perak itu sudah tidak ada lagi, melainkan sebuah untaian, membuat serangkaian suara yang berisik. Ledakan itu menimpa sebagian besar tubuhku, dari rambut, punggung, paha dan sebagian besar lengan atasku. Ketika kepedihan menjalari tubuhku, aku dapat mendengarnya menjerit. Tetapi suara itu bercampur baur. Telingaku masih berdenging. Aku dapat melihatnya menangis, berteriak dengan seluruh isi paru-parunya. Ketika pandanganku memudar, aku dapat melihat bintang laut berwarna biru cerah terpapar di pasir putih pantai. Dia ada disana, dengan senyuman cerahnya, mengalahkan matahari yang bersinar dengan gagah diatas sana. Tubuhnya jauh lebih kecil dari sekarang. Mungkin saat itu dia masih berumur enam atau tujuh tahun. Ingatanku tidak terlalu baik, karena kejadian itu sudah lama sekali. Mengapa aku mengingatnya sekarang? Dia mengutip bintang laut itu dan memberikannya kepadaku. Dengan penuh keangkuhan dia percaya bahwa hal itu merupakan sesuatu yang paling keren sedunia."Lihat, lihat. Bagus kan?" sahutnya ketika bintang laut itu ditaruhnya sangat dekat dengan wajahku.Ketika deru ombak menghilang, pemandangan itu pun ikut pudar, meninggalkan seberkas bayang-bayang yang berbeda. Saat ini, berpuluh tahun kedepan, gadis yang sama menatapku dengan keputusasaan tergambar diwajahnya, sangat berbeda dengan perngharapan penuh yang sebelumnya ia miliki. Kepalaku rasanya sakit sekali. Denging itu tidak kunjung berhenti. Getarannya seakan ingin merobek kulitku, mengelupas dan menyayat, menghancurkannya dari dalam, mengguncang segala isi tubuhku. Langit diluar tidak sebiru biasanya. Kali ini dia terlihat berwarna abu-abu. Kalau tadi akulah yang memandangnya kebawah, kali ini dialah yang memandangku. Aku dapat merasakan tetesan air matanya menyentuh kulit pipiku. Bibirnya bergetar hebat. Perasaannya saat ini pasti sangatlah kacau. Dia terus menerus meneriakkan kata yang sama, sampai-sampai urat lehernya menonjol keluar. Tenggorokannya pasti sudah sangat kering sekarang. Aku tidak bisa mendengarnya. Denging itu masih ada. Tetapi diantara kekosongan itu, aku memahami maksudnya. Tepat sebelum semuanya kembali hitam, suaranya yang bergetar menggaum dalam otakku."BANGUN!"Dalam tidurku, ingatan yang lain muncul kembali. Saat-saat yang mengerikan. Itu adalah masa yang berbeda: tidak ada pasir pantai putih, tidak ada bintang laut, deru ombak, cahaya sinar matahari sore yang tenggelam di ufuk, atau suara angin yang semakin kencang seiring langit menghitam. Yang terdengar kali ini adalah ledakan, deru mesin yang mengamuk. Tidak ada saatnya istirahat. Peluru ditembakkan dari berbagai arah; kalau ceroboh, kau bisa saja menghalanginya dari tempat tujuannya, dan peluru tidak suka jika kau melakukan sesuatu seperti itu. Maka dia akan menghukummu. Dengan rasa panas yang menyengat. Darah hangat akan mengalir deras dari dalam tubuhmu. Di beberapa saat dia akan mengampunimu, dan memberimu kesempatan untuk tetap hidup. Tetapi disaat lain ketika dia sangat membencimu, dia akan mengoyak perutmu, dada, leher, atau bahkan tengkorakmu, langsung menghamburkan isi otakmu keluar. Ketika aku melihat salah seorang korban yang tergeletak diatas permukaan jalan, dengan seluruh bagian pinggang kebawah hancur lebur. Sebagian potongan kakinya masih ada disana, dan isi perutnya menghambur keluar. Dengan kondisi seperti itu bagaimana dia masih bisa hidup? Ketika aku melihat wajahnya, air mukanya menceriminkan kesakitan yang luar biasa, itu wajar ketika kau kehilangan seluruh kakimu, tetapi dibalik ketakutan itu terdapat tekad, keteguhan yang luarbiasa. Mungkin itulah yang membuatnya tetap bertahan hidup. Meski sebenarnya tidak sudah sama sekali tidak peduli, karena tidak lama setelahnya dia menyeretku mendekatinya, memberikanku bilah pisaunya, lalu dengan satu tarikan panjang, aku memotong urat nadinya, memenuhi permintaan terakhirnya ketika dia memberikanku pisau itu."Bunuh aku."Ya. Itulah yang akan kulakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Apocalypse - A Compilation of Short Stories
Historia CortaThe Apocalypse merupakan kumpulan cerita pendek tentang mereka yang tengah mengalami "akhir".