Keesokan harinya sepulang sekolah Sativa menghampiri Zea di kelasnya, Sativa ingin meminta bantuan kepada Zea mengenai masalah keluarganya. Zea sudah berjanji akan membantu Sativa sebisa mungkin, maka dari itu Sativa ingin menagih janji Zea.
"Hai Ze, lo bisa ikut gue?" Tanya Sativa langsung setelah bertemu dengan Zea
"Kemana dulu?"
"Sesuai janji lo, lo bakal bantuin gue kan? Bantuin keluarga gue balik kaya dulu lagi,"
"Gue sebenarnya kurang yakin gue bisa nyatuin keluarga lo lagi apa engga Va."
"Ayo dong Ze, lo harus yakin. Kita berjuang bareng supaya keluarga gue balik kaya dulu lagi,"
Blush
Berjuang bareng, batin Zea. Ucapan Sativa berhasil membuat pipi Zea memerah.
"O-oke, nanti kita coba."
"Ya udah ayo berangkat sekarang," ajak Sativa
"Sekarang? Gue izin ayah gue dulu,"
"Ya udah kita ke rumah lo dulu, baru kita ke rumah gue."
"Lo yakin mau ke rumah gue? Gue takut ayah gak ngizinin."
"Udah tenang aja, gue bisa yakinin ayah lo."
Blush
Memerahlah pipi Zea karena ucapan Sativa, nampaknya Sativa tidak menyadari perkataan yang keluar dari mulutnya itu bisa membuat anak gadis bersemu malu, ketika Sativa mengatakan gue bisa yakinin ayah lo.
Mereka berdua berangkat ke rumah Zea menaiki moge milik Sativa, kebetulan hari ini Zea berangkat sekolah diantar oleh ayahnya. Kurang lebih perjalanan memakan waktu sepuluh menit menuju rumah Zea, sampai akhirnya mereka sudah berada di halaman rumah Zea.
"Ayo turun," Ajak Sativa
"Gue takut gak dibolehin ayah,"
"Udah tenang aja, kita coba dulu, toh niat kita kan baik."
Mereka berdua kini sudah berada di depan pintu rumah Zea. Sebetulnya Zea sedikit takut jika meminta izin kepada ayahnya, baru kali ini Zea memperkenalkan seorang laki-laki kepada ayah dan ibunya.
"Ayah, bunda assalamualaikum. Zea udah pulang," panggil Zea dari luar. Tidak menunggu cukup lama, kemudian bunda Zea keluar dari rumah.
"Loh kok udah pulang? Kenapa gak bilang ke ayah biar dijemput," tanya bunda Zea
"Engga bun, emm, ini Zea diantar temen Zea, namanya Sativa." Tatapan bunda Zea beralih kepada Sativa
"Saya Sativa tante, temennya Zea," kata Sativa memperkenalkan diri
"Ohh. Iya masuk dulu nak,"
"Eng-engga usah bun, kita mau keluar sebentar, ayah ada didalem gak bun? Mau minta izin sama ayah dulu" jelas Zea kepada bundanya
"Tunggu bentar, biar bunda panggil dulu," lalu bunda Zea masuk kembali ke dalam rumah
Beberapa menit kemudian ayah Zea keluar bersama dengan ibu Zea, Zea dan Sativa spontan menyalami tangan ayah Zea.
"Loh anak ayah udah pulang, loh ini siapa?"
"Ini Sativa yah, temennya Zea katanya." Jawab bunda Zea
"Iya yah, temen Zea." Tambah Zea lagi
"Om, maksud kedatangan saya kesini mau minta izin, apa boleh Zea saya ajak keluar sebentar?" Tanya Sativa
KAMU SEDANG MEMBACA
Padi & Jagung✓
Teen FictionBaca secara urut setiap slide ya, kelewat satu slide dijamin tidak paham alur cerita. Zeanida Rachmaniar, gadis yang menginjak usia 17 tahun, gadis yang belum memahami arti cinta sesungguhnya. Disisi lain Revano Sativa Bachtiar, laki-laki yang me...